Berliana dan Exsel dulunya adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Sebuah insiden terjadi, hingga muncul kesalahpahaman diantara mereka.
Masing-masing saling membenci dan mengelak rasa sayang yang masih sama meskipun 5 tahun telah berlalu.
Dengan status dan kekuasaan Exsel, sangat sulit bagi Berliana untuk bisa lepas dari genggaman Exsel.
“Bagiku tak ada kata kembali! kaca yang pecah tak akan bisa memantulkan bayangan seperti semula.” ~Berliana
“Rasanya sulit melepaskan wanita itu, sekalipun dia yang salah. Kenapa?” ~Exsel
Jadi sebenarnya siapa yang salah? dan siapa yang benar?
Hingga perlahan-lahan kebenaran mulai terungkap, kesalahpahaman pun mulai terpecahkan. Hingga pada akhirnya menunjukkan Berliana tidak bersalah. Lalu bagaimana cara Exsel menebus kesalahpahaman itu pada sosok Berliana yang masih dicintainya?
Dan bagaimanakah sikap Berliana yang akan membalas ketidakadilan yang ia terima pada musuh-musuhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArumSF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lagi-lagi Exsel
Berliana kini sedang berbelanja di supermarket terdekat yang ada di samping apartemennya. Berusaha acuh dengan tatapan orang-orang yang seakan tak suka dengannya dan memandang dirinya jijik. Berliana terus saja berjalan membawa troli belanjaannya.
Ting
Pesan masuk dari Sinta.
Dimana?
Selama beberapa Minggu ini Sinta sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Wanita itu memilih pulang kampung untuk menenangkan diri atas semua kekacauan yang ia alami.
Berliana terus membiarkan itu, walau rumor tentang dirinya tak juga kunjung hilang. Tapi sekarang berita itu juga tidak sepanas dulu.
“Di supermarket,” balas Berliana dalam pesan.
Suara teriakan keributan di sebrang Berliana membuat beberapa orang yang ada di sana mengalihkan pandang kearah sepasang kekasih yang sedang ribut.
Exsel.
Laki-laki itu awalnya diam-diam mengikuti Berliana, tapi ia tak pernah menebak jika Chelsea yang sudah terobsesi dengan dirinya akan terus mengikutinya.
Selama ini Exsel berhasil menghindar dari Chelsea karena para bodyguard terus menjaganya. Hanya saja agar tidak menarik perhatian alhasil hanya Exsel sendiri yang diam-diam mengikuti Berliana.
Ini bukan seperti sifat Exsel.
“Aku nggak terima Exsel. Kenapa pertunangan kita yang hampir mendekati pernikahan tiba-tiba kamu batalkan secara sepihak?”
Walau Chelsea tidak berani untuk bersikap berapi-api dihadapan Exsel. Tetap saja wanita itu tidak akan bisa tinggal diam menerima keputusan sepihak Exsel.
Sudah lima tahun Chelsea terus mengejar Exsel. Wanita itu juga telah mengorbankan banyak hal demi obsesinya itu. Jika tidak bisa menikah dengan laki-laki pujaannya, mungkin Chelsea lebih memilih mati.
Terdengar konyol memang.
Hidupnya yang seakan mudah dan sempurna membuat apa yang diinginkan oleh wanita itu selalu bisa ia dapat dan ia wujudkan dengan mudah.
Untuk pertama kalinya Exsel lah yang paling susah untuk Chelsea dapatkan. Berkali-kali ia memberikan obat perangsang pada Exsel agar laki-laki itu bisa tidur dengannya.
Bukannya tidur dengannya yang ada Exsel malah lebih menyakiti diri sendiri demi bisa menetralisir efek obat perangsang itu.
“Kamu tahu 'kan aku paling nggak bisa relain kamu?” mata Chelsea terlihat putus asa seakan minta untuk dikasihani oleh Exsel.
Entah itu sengaja atau hanya pura-pura, yang jelas hanya wanita itu yang tahu.
“Dari awal saya sudah pernah mengatakan pada kamu untuk menjauh. Saya tidak pernah memberikan kamu kesempatan sekalipun! bukankah kamu menyadari itu?”
Kata demi kata yang terlontar dari mulut Exsel seakan penuh dengan duri bagi Chelsea. Ia sudah menurunkan harga dirinya sampai segila ini.
Terus mengejar laki-laki itu dengan berbagai cara, bahkan sekalipun yang membuat dirinya bisa dekat dengan lelaki itu tak lain karena permintaan ibu dari Exsel sendiri. Dengan tidak tahu malunya Chelsea terus mengabaikan keberatan Exsel yang Chelsea sadari jika laki-laki itu sangat risih padanya.
“Jangan kira saya hanya diam karena tidak berani pada kamu dan keluarga Safety! Ingat saya memiliki batas toleran terhadap kamu!” tegas Exsel.
Tanpa sadar tatapan matanya melihat ke arah Berliana yang sepertinya menyadari akan keberadaannya.
Padahal Exsel sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin, ia memakai pakaian tertutup yang tidak terlalu mencurigakan. Tetap saja gara-gara Chelsea membongkar penyamaran dirinya keberadaannya pada akhirnya diketahui.
“Sedang apa?”
Tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri Berliana yang terlihat sedikit bengong. Laki-laki itu tak lain adalah Efron yang juga menyadari akan kehadiran Exsel di seberang sana.
“Kak Efron kenapa kesini?” tanya Berliana yang langsung mendorong troli belanjaannya menuju kasir.
Seakan berusaha acuh akan kejadian yang tak ada hubungannya dengan dirinya.
Berliana seakan tak ingin memiliki hubungan apapun lagi dengan laki-laki yang sudah terlalu membuat dirinya kecewa.
“Tentu saya berniat untuk menjemput kamu. Bukankah kamu ingin bertemu dengan Sinta? ayo kita jemput bersama-sama.”
Berliana hanya mengangguk setelah menghitung belanjaannya. Ia lalu berjalan mendahului Efron yang berjalan dibelakang.
Memasuki mobil milik Berliana dengan Efron yang siap untuk menyetir.
“Mobil Kakak?”
“Nanti orang suruhan saya yang akan datang ke sini.”
Mendengar penjelasan Efron yang sangat santai Berliana hanya mengedikan bahu. Sekalipun tidak diambil lagi oleh Efron bukankah dia akan dengan mudah membeli mobil baru? meski mobil itu juga bukanlah mobil murah.
“Ya ternyata enak juga jadi orang kaya tidak perlu pusing masalah uang,” sarkas Berliana terkesan menyindir.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang karena Efron seakan menikmati perjalanan dengan Berliana. Ia dengan santai membalas ucapan Berliana itu“Jika kamu mau saya akan belikan kamu juga? atau kalau memang perlu kamu jadi istri saya saja agar bisa menikmati kemewahan ini?!”
Berliana hanya tersenyum sarkas seakan mengejek itu.
“Jangan mimpi Kak! meskipun pernah gagal dalam hubungan tapi setidaknya seleraku bukan sembarang pilih.”
Harus diakui dari segi apapun tidak ada yang sebanding dengan Efron kecuali Exsel. Dua laki-laki itu memang pantas disebut rival sejati walau dulu mereka berdua adalah sahabat.
Mendengar jika Berliana pernah gagal dalam hal percintaan, Efron menjadi tertarik dan penasaran dengan siapa laki-laki yang telah mengecewakan wanita seperti Berliana.
‘Laki-laki gila mana yang sudah mengecewakan wanita yang bagai permata ini?’ batin Efron.
Haruskah Efron menghajar laki-laki itu saat nanti dirinya tahu siapa laki-laki itu?
“Ternyata ini alasan kenapa kamu bisa secuek itu?”
Mengabaikan pertanyaan yang seakan tidak perlu untuk dijawab, Berliana memilih merapikan barang belanjaan yang baru ia beli.
“Hari ini Kak Sinta akan datang. Bisakah tinggal di tempat Madam untuk sementara waktu?”
Efron hanya mengangguk. Bukankah itu hal yang bagus. Gara-gara Madam sering meminta Berliana untuk menginap di mansion. Efron bahkan jadi sering pulang tanya sekedar beralasan kangen pada ibunya.
Sementara di tempat Exsel.
Laki-laki itu benar-benar tak bisa mentolerir sikap Chelsea yang membuatnya muak dan risih. Padahal dulu dirinya juga merasa semuak itu pada Chelsea, hanya saja Exsel tidak pernah merespon itu.
Setelah dirinya mengetahui kebenaran yang selama ini tak pernah ia duga, kesalahpahaman yang membuat dirinya membenci wanitanya karena kesalahpahaman kecil yang seolah terus ditutupi.
Karena bukan Exsel tak berusaha untuk menemui Berliana dulu, hanya saja karena muak dan sering diancam oleh Audya, Berliana sering menghindar dan tak pernah menjelaskan apapun atau sekedar berbicara dengan Exsel.
“Arfan datang kemari,” perintah Exsel melalui telepon.
Arfan yang awalnya menunggu di dalam mobil langsung menghampiri Exsel yang terlihat menahan amarah karena muak.
Baginya tatapan iba Chelsea seakan sandiwara yang tak perlu untuk Exsel lihat. Wanita licik yang Exsel yakin jika wanita itu terlibat atas kerenggangan hubungan Exsel dan Berliana.
Apalagi Audya tidak akan pernah memiliki cara ataupun ide seperti memisahkan Exsel dan Berliana kalau bukan dari otak Chelsea.
*****
Sesuai janji author hari ini author akan up banyak bab