NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mantan Suamiku

Mengandung Benih Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Cerai / Obsesi / Penyesalan Suami
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nadia_Ava02

Delia Aurelie Gionardo hanya ingin mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Devano Alessandro Henderson. Setelah satu tahun penuh sandiwara, ia datang membawa surat cerai untuk memutus semua ikatan.

Namun malam yang seharusnya menjadi perpisahan berubah jadi titik balik. Devano yang biasanya dingin mendadak kehilangan kendali, membuat Delia terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan.

Sejak malam itu, hidup Delia tak lagi sama—benih kebencian, dendam, dan rasa bersalah mulai tumbuh, mengikatnya kembali pada pria yang seharusnya menjadi "mantan" suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBMS - Bab 2 Tidak Terjadi Apa-apa

Sebuah mobil hitam berhenti di area parkir apartemen mewah. Seorang wanita mengenakan dress berwarna krem turun tergesa-gesa. Hak sepatunya beradu dengan lantai marmer, menimbulkan bunyi nyaring yang memecah sunyi pagi.

Begitu sampai di unit yang dituju, Giselle menekan bel beberapa kali.

Ting-tong!

Ting-tong!

Ting-tong!

Pintu terbuka. Tanpa menunggu, Giselle langsung berhambur memeluk pria di hadapannya.

"Dev…" suaranya bergetar. Pelukan itu erat, seolah meluapkan kegelisahan yang ia pendam semalaman.

Devano sempat kaku, lalu perlahan membalasnya. "Kenapa?" tanyanya datar.

Giselle melepaskan pelukan, menatap wajah Devano dengan senyum yang dipaksakan. "Tidak. Aku hanya… rindu."

Devano hanya membalasnya dengan senyum tipis yang terasa canggung.

"Maaf soal semalam," lanjut Giselle, "aku tiba-tiba dapat pemotretan mendadak." Nada bersalah terdengar jelas. Ia menoleh ke dalam ruangan, seperti mencari sesuatu. "Semalam… kamu sendiri?" tanyanya, pura-pura santai.

"Tidak. Ada Delia." Suara Devano tenang, tapi dingin.

Deg. Mata Giselle menyipit. "Delia?"

"Dia datang mengantar surat perceraian untuk kutandatangani." ujar Dev jujur.

"Lalu?" tuntut Giselle, nada suaranya meninggi setengah tak sabar.

"Aku sudah menandatanganinya. Kami resmi bercerai." Datar. Seolah berita itu tak berarti apa-apa.

"Bagus!" sahutnya refleks.

Wajah Giselle langsung berbinar. Hati yang tadinya cemas kini meledak jadi senyum lebar. "Astaga… aku senang sekali, Dev!" Ia kembali memeluk Devano dengan semangat.

"Kalau begitu kita berangkat sekarang," ujar Devano singkat.

"Hm!" Giselle mengangguk. Tangannya langsung menggandeng lengan Devano, membawanya keluar dari apartemen.

Karena arah kantor Devano dan lokasi pemotretan Giselle sejalur, mereka pun memutuskan berangkat bersama menggunakan mobil Devano. Sepanjang perjalanan, Giselle tak henti-hentinya tersenyum bahagia dan memuji keputusan Devano yang menurutnya sangat tepat.

Sementara itu Devano hanya diam. Pandangannya lurus ke depan, pikirannya jauh ke malam sebelumnya. 'Mungkinkah Giselle menaruh sesuatu dalam minuman itu?' batinnya.

Minuman itu memang dikirim oleh Giselle. Mereka sudah berjanji menghabiskan malam bersama, tapi hingga larut Giselle tak juga datang. Semua itu membuat Devano tak mengerti. Ada yang aneh…

"Dev? Kamu dengar aku bicara?" Giselle menoleh padanya.

"Hah? Maaf, aku sedang memikirkan pekerjaan," kilah Devano. Padahal jelas, bayangan tentang Delia semalam masih menempel di benaknya.

Kenapa hatinya terasa kosong? Kenapa seperti ada yang hilang dihatinya? Kenapa perasaan itu terus menghantuinya?

Tidak! Aku dan Delia sudah berakhir. "Semalam hanya kecelakaan," Devano mencoba meyakinkan dirinya.

Giselle menyandarkan kepalanya di lengan Devano. "Dev… sekarang kamu sudah bercerai. Jadi kapan kamu akan melamarku?" tanyanya manja.

Devano mengusap pucuk kepalanya, lalu menempelkan ciuman singkat di sana. "Sabar. Tunggu sampai aku bicara pada orangtuaku dan kakek," jawabnya datar.

"Hiih! Bicaralah sekarang, aku akan menemanimu," ujar Giselle tak sabar.

"Tidak semudah itu, Sel. Kamu harus sabar," jelas Dev.

"Ck!" Giselle langsung melepaskan pelukannya dan melipat kedua tangannya kesal. Begitu mobil berhenti di depan lokasi pemotretan, ia turun begitu saja, meninggalkan Devano yang hanya menghela napas.

"Aku jemput nanti sore," ucap Devano dari balik kemudi.

Kini mobil itu kembali melaju ke arah kantor Henderson Corp.

"Selamat pagi, Tuan Dev," sapa Mischa, sekretaris pribadinya.

"Hm… pagi," sahut Devano sambil mengancingkan jasnya dan melangkah masuk ke ruangannya.

"Hari ini ada rapat pukul delapan, Pak, dan siang nanti kita ada pertemuan penting dengan klien di cafe Velvet Brew, " terang Mischa sambil menyerahkan jadwal kegiatan.

"Baik, kamu atur semuanya. Jangan sampai ada yang terlewat."

"Baik, Pak." Mischa mengangguk dan kembali ke ruangannya.

***

Tepat pukul delapan, ruang rapat Henderson Corp sudah penuh. AC yang dingin bercampur aroma kopi dari gelas kertas, layar proyektor menampilkan slide presentasi. Para staf membuka laptop dan catatan mereka.

Hanya ada satu kursi yang kosong diujung sana. tempat itu adalah kursi milik Delia.

Devano mengetuk meja panjang dengan jarinya, ekspresinya tetap datar. "Kita mulai sekarang."

"Tapi, Pak, Nona Delia belum…"

"Maaf, saya terlambat," sela Delia sambil mendorong pintu. Suaranya tenang, langkahnya tegap, wajahnya profesional sperti biasanya.

Ia menyerahkan map laporan keuangan ke Devano. "Ini laporan keuangan perusahaan, Anda bisa mengeceknya," ucap Delia sopan dan formal, seolah tak pernah terjadi apa-apa dengan keduanya.

Devano mengangguk singkat. "Baik. Silakan duduk."

"Terima kasih." Delia duduk di antara staf lainnya.

Presentasi dimulai. Mischa berdiri di depan layar, menjelaskan grafik kenaikan produksi tiga bulan terakhir.

Sementara itu, tatapan Devano diam-diam memperhatikan wajah Delia. Wanita itu menyadarinya, tapi ia tau.. itu bukanlah tatapan suka.

Satu jam berlalu kini meeting selesai, semua staf satu-persatu meninggalkan ruang meeting tersebut.

Delia tampak masih sibuk merapikan beberapa berkas didepannya, sementara Dev hanya berlalu begitu saja bersama sekertaris dan asisten pribadinya.

Delia menahan nafas sejenak. 'Tidak terjadi apa-apa. Tidak terjadi apa-apa. Tidak terjadi apa-apa.' batin Delia mencoba mengualng kata Devano tadi pagi seperti sebuah mantra sihir.

Hingga pria itu telah keluar dari ruangan, barulah Delia mampu bernafas lega. 'Astaga...' batinnya.

Ia mendengus. "Dasar tidak punya perasaan!" umpatnya.

Sumpah seumur hidupnya, Delia baru pernah melihat pria semenyebalkan Dev. dia memaksa, berbuat, dan bilang harus melupakan? gila!

Begitu selesai, Delia langsung membawa berkas-berkas itu masuk ke dalam ruangannya - Direktur Keuangan.

"Selamat pagi nona," sapa sekertaris pribadi Delia -Jessy.

"Pagi," sahut Delia dengan senyum manis.

Delia duduk dikursinya dan meletakkan beberapa berkas yang ia bawa.

"Jes, tolong buatkan aku teh hangat," titah Delia.

"Baik nona, tunggu sebentar," sahut Jessy. Gadis itu langsung berdiri dan meninggalkan ruangan menuju ke pantry kantor.

Delia menghela nafas sejenak, wanita itu langsung membuka laptopnya dan memeriksa beberapa laporan.

Delia memijat pelipisnya sendiri, entah mengapa kejadian semalam sangat membuatnya takut.

"Ini teh-nya, Nona," ucap Jessy ramah.

"Hm.. Terimakasih," Delia meraih cangkir dan menyeruputnya.

"Sama-sama.. Nona Delia, ngomong-ngomong wajah anda pucat sekali, apa anda sakit?" tanya Jessy cemas.

"Tidak, aku hanya.. kurang tidur," jawab Delia.

Memang itu yang akhir-akhir ini Delia rasakan. Ia merasa harus mengakhiri pernikahannya dengan Dev, disisi lain merasa tak enak hati pada keluarga Dev yang sudah sangat baik mau membiayai hidupnya selama ini, dan hal itu cukup menguras waktu istirahatnya.

Delia adalah wanita sebatang kara, orang tuanya telah meninggal dunia dan selama lima tahun ia hidup bersama keluarga Henderson. Mereka sangat menyayangi Delia seperti putri mereka sendiri.

Awalnya Dev juga seorang pria yang baik, dan Delia juga tau jika Dev memiliki seorang kekasih. Tapi begitu perjodohan datang, sikap Dev langsung berubah. Dia menjadi sangat dingin dan arogan.

Awalnya Delia mencoba menahan, tapi akhirnya ia menyerah. Dev tak pernah bisa mencintainya.

"Apa kita perlu kedokter nona?" tanya Jessy.

Delia tersenyum menggeleng. "Tidak Jess.. Aku tidak apa-apa, kembalilah ke mejamu,"

"Baik nona," Jessy mengangguk patuh dan pergi ke ruangannya.

Waktu berlalu begitu cepat, hingga tak terasa jam makan siang telah tiba.

Ting!

Sebuah pesan masuk ke ponsel Delia saat ia hendak pergi.

💌["Mau makan siang bersama?"]

Delia tersenyum, itu adalah pesan dari Alvin.

💌["Tentu,"] balas Delia.

Ting!

💌["Kalau begitu aku tunggu dicafe biasa,"]

💌[Hm! Aku datang!"]

1
ArchaBeryl
Semakin seru ne🤭
Dev jangan jadi di paksa Delia nya
di bujuk secara halus dunk🤭
Nadia_Ava02: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
tia
jngn di gantung thor
Nadia_Ava02: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
tia
ditunggu updatenya lg thor
Nadia_Ava02: terimakasih Kaka.. masih setia membaca..🤗🤗🤗
total 1 replies
ArchaBeryl
Semangat ya Dev
kasih maaf aja Del tapi jangan cepat² balikan lagi ma Dev
hukumnya masih kurang 🤣
Nadia_Ava02: astaga../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ArchaBeryl
Kenapa mesti bohong Del
Akui aja toh kalian kan sudah bercerai
biar Dev berjuang samapi titik darah penghabisan 🤭
semangat ya Dev awal perjuangan baru di mulai
Nadia_Ava02: biar Dev makin penasaran kak../Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
Pixie Quill
Luar Biasa
ArchaBeryl
Lanjut kak
kak sekali² cazy up dunk kak🤭🤭
ArchaBeryl: Makasih kak🤗🤗🤗
total 2 replies
ArchaBeryl
Sehat² ya kakek Arthur
Biar bisa lihat cicit nya
ArchaBeryl: pasti kak 🤗
total 2 replies
tia
nikmatii saja penyesalan u Dev
Nadia_Ava02: nikmati sambil minum kopi lebih enak itu...🤣🤣🤣
total 1 replies
ArchaBeryl
sabar ya Dev
semua butuh waktu dan perjuangan 🤭🤭
Nadia_Ava02: tetap semangat...💪🏻🤣🤣🤣
total 1 replies
tia
lanjut thor
Nadia_Ava02: Siap Kaka...🥰🥰
total 1 replies
ArchaBeryl
Bagus Del...
Siksa terus Dev dengan penyesalan 🤗🤗🤗
Nadia_Ava02: /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
tia
sukurin ,,kalo udah gk ada baru nyesel
Nadia_Ava02: siap Kaka...🥰🥰
total 3 replies
ArchaBeryl
Dasar wanita 🐍😏😏
Makan to rencana mu yg berantakan 😏😏
Ayo Dev Nikmati penyesalan mu yg tak seberapa 😄😄
Nadia_Ava02: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
ArchaBeryl
Sebentar lagi dev pembalasan baru di mulai🤭🤭🤭
jangan pakai acara nangis Bombay ya Dev 🤣🤣🤣
Nadia_Ava02: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
tia
thanks you udah dobel up thor
Nadia_Ava02: sama-sama Kaka.../Kiss/
total 1 replies
tia
dobel up thor
Nadia_Ava02: sudah bisa dibaca Kaka... silahkan...🥰🥰
total 3 replies
tia
kafok dev laki laki pecundang
Nadia_Ava02: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ArchaBeryl
Kak Delia nanti di buat pergi aja dari Dev sementara waktu
biar nyesel to Dev
bila perlu ortu Dev tau kalau mereka sudah cerai dan bantu Delia buat sembunyi
soalnya mereka pasti senang kalau tau bakalan punya cicit sama cucu🤭🤭
ArchaBeryl: sama² kaka🤗🤗
total 2 replies
ArchaBeryl
Sedihnya lihat Delia 🥹🥹
tunggu karma buatmu ya Dev 😏😏
Nadia_Ava02: biar tenggelam se'anu-anunya.. /Joyful//Joyful/ehh/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!