Luke Alvarez laventez adalah anak satu-satunya dari keluarga laventez, dikabarkan kedua otangtuanya telah meninggal dunia saat dia berusia 14 tahun. Lalu Luke dirawat oleh pembantunya, dia memiliki tujuan ingin berkerja paruh Waktu agar tidak selalu merepotkan pembantunya itu.Sejak Luke duduk dibangku SMP sangat suka sekali dengan anime dan game, dia sampai mengumpulkannya hingga sekarang.
Lalu Luke memiliki rencana ingin membeli figur aksi anime yang baru saja rilis yaitu tensura dan dia segera bergegas agar tidak kehabisan. saat diperjalanan ia bertemu dengan seseorang yang ingin ditikam dan dia sangat tidak beruntung.
Akankah di kehidupan berikutnya Luke akan mendapatkan keberuntungan atau malah menjadi kesialan baginya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luke dan Diablo Pelindung Tempest
Di tengah kebahagiaan dan tanggung jawab baru mereka, Luke dan Diablo menyadari bahwa kekuatan besar yang mereka miliki juga membawa tantangan yang lebih besar. Gelar yang diberikan Rimuru bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga amanah yang harus mereka emban dengan bijaksana.
Suatu pagi, saat mereka sedang berlatih di arena pelatihan Tempest, seorang utusan dari Federasi Bangsa-Bangsa datang menghadap Rimuru. Utusan itu membawa kabar tentang munculnya kekuatan jahat baru di wilayah timur, yang mengancam perdamaian dan stabilitas dunia.
"Rimuru-sama," kata utusan itu dengan nada cemas, "kami mohon bantuanmu. Kekuatan jahat ini sangat kuat, dan kami tidak mampu menghadapinya sendiri."
Rimuru mendengarkan dengan seksama, lalu menoleh ke arah Luke dan Diablo. "Luke, Diablo, aku ingin kalian berdua menyelidiki masalah ini. Bawa pasukan terbaik kalian, dan pastikan untuk menghentikan kekuatan jahat itu sebelum mereka menimbulkan kerusakan yang lebih besar."
Luke dan Diablo mengangguk serempak, menerima tugas yang diberikan Rimuru. Mereka tahu bahwa ini adalah kesempatan bagi mereka untuk membuktikan diri sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dan pahlawan yang sejati.
"Kami akan berangkat secepatnya, Rimuru," kata Luke dengan tegas. "Kami tidak akan mengecewakanmu."
Diablo menambahkan dengan senyum percaya diri, "Serahkan saja pada kami, Rimuru-sama. Kami akan memastikan bahwa kekuatan jahat itu tidak akan pernah mengancam Tempest lagi."
Dengan persiapan yang matang, Luke dan Diablo memimpin pasukan Tempest menuju wilayah timur. Mereka membawa serta para petarung terkuat, penyihir terhebat, dan ahli strategi terbaik yang dimiliki Tempest. Mereka siap menghadapi segala rintangan dan tantangan yang menghadang.
Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan berbagai macam orang, mulai dari petani yang ketakutan hingga prajurit yang putus asa. Mereka mendengarkan cerita-cerita mereka, memberikan bantuan dan dukungan, serta menumbuhkan harapan di hati mereka. Luke dan Diablo menyadari bahwa tugas mereka bukan hanya sekadar mengalahkan kekuatan jahat, tetapi juga melindungi dan melayani orang-orang yang membutuhkan.
Akhirnya, mereka tiba di pusat kekuatan jahat itu, sebuah kastil kuno yang terletak di tengah hutan yang gelap dan sunyi. Kastil itu dipenuhi dengan aura negatif yang kuat, yang membuat bulu kuduk merinding. Luke dan Diablo tahu bahwa mereka harus berhati-hati, karena musuh yang mereka hadapi sangat berbahaya.
"Diablo," kata Luke dengan serius, "kita tidak tahu apa yang ada di dalam kastil itu. Kita harus tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan."
"Tenang saja, Luke," jawab Diablo dengan senyum sinis. "Aku sudah lama tidak merasakan pertarungan yang seru seperti ini. Aku tidak sabar untuk melihat apa yang menanti kita di dalam sana."
Dengan langkah mantap, Luke dan Diablo memimpin pasukan Tempest memasuki kastil kuno itu. Mereka siap menghadapi kekuatan jahat yang mengancam dunia, dan mereka bertekad untuk melindungi Tempest dan semua orang yang mereka cintai. Pertempuran yang menentukan akan segera dimulai, dan nasib dunia berada di tangan mereka.
Saat memasuki gerbang kastil, mereka disambut oleh lorong gelap yang dipenuhi dengan jebakan mematikan dan ilusi yang menyesatkan. Diablo, dengan indra iblisnya yang tajam, mampu mendeteksi jebakan-jebakan itu dan memandu pasukan melewati lorong dengan aman. Sementara itu, Luke menggunakan kekuatan dewa kegelapannya untuk menetralkan ilusi-ilusi yang mencoba menjerat mereka.
Di dalam kastil, mereka menghadapi berbagai macam monster dan makhluk jahat yang menjaga setiap sudut dan ruangan. Para petarung Tempest dengan gagah berani melawan monster-monster itu, sementara para penyihir menggunakan sihir mereka untuk memberikan dukungan dan perlindungan. Luke dan Diablo sendiri berada di garis depan, menghancurkan setiap musuh yang berani menghalangi jalan mereka.
Setelah melewati beberapa lantai, mereka akhirnya tiba di ruang tahta, tempat kekuatan jahat itu bersemayam. Di sana, mereka melihat seorang pria berjubah hitam duduk di atas tahta, dikelilingi oleh aura kegelapan yang pekat. Pria itu adalah dalang di balik semua kekacauan yang terjadi di wilayah timur.
"Siapa kau?" tanya Luke dengan nada mengancam.
Pria berjubah hitam itu tertawa sinis. "Aku adalah penguasa kegelapan, dan aku akan menghancurkan dunia ini!"
"Kau tidak akan berhasil," balas Diablo dengan marah. "Kami akan menghentikanmu!"
Pertempuran antara Luke dan Diablo melawan penguasa kegelapan pun dimulai. Penguasa kegelapan itu sangat kuat, mampu memanipulasi kegelapan dan menciptakan monster-monster yang mengerikan. Namun, Luke dan Diablo tidak gentar. Mereka menggunakan semua kekuatan dan kemampuan yang mereka miliki untuk melawan penguasa kegelapan itu.
Luke menggunakan kekuatan dewa kegelapannya untuk menyerang penguasa kegelapan dengan serangan-serangan dahsyat. Diablo, dengan kecepatan dan kelincahannya, terus menyerang penguasa kegelapan dengan pedang iblisnya. Pertempuran itu sangat sengit, membuat seluruh kastil bergetar.
Setelah bertarung cukup lama, Luke dan Diablo akhirnya berhasil menemukan kelemahan penguasa kegelapan itu. Dengan serangan gabungan yang mematikan, mereka berhasil menghancurkan penguasa kegelapan itu menjadi debu. Kekuatan jahat yang mengalir di dalam kastil pun menghilang, dan aura negatif yang menyelimuti tempat itu mulai memudar.
Setelah mengalahkan penguasa kegelapan, Luke dan Diablo kembali ke Tempest dengan membawa kemenangan. Mereka disambut dengan meriah oleh Rimuru dan seluruh warga Tempest. Mereka telah membuktikan diri sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dan pahlawan yang sejati.
"Aku sangat bangga dengan kalian berdua," kata Rimuru dengan senyum lebar. "Kalian telah berhasil melindungi dunia dari ancaman kekuatan jahat. Kalian adalah pahlawan Tempest!"
Luke dan Diablo tersenyum bahagia. Mereka tahu bahwa mereka telah melakukan yang terbaik untuk melindungi Tempest dan semua orang yang mereka cintai. Mereka akan terus berjuang untuk kedamaian dan keadilan, dan mereka akan selalu bersama, sebagai pasangan yang saling mencintai dan mendukung.