reeva dipaksa menikahi seorang pria dewasa penerus grup naratama, kehidupan reeva berubah 180°, entah kehidupan bagaimana yang akan reeva jalani.
dukung karya saya yah 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tiga puluh
"ceraikan aku birru.."
Mata abu-abu birru terbelalak tak percaya, ia tidak mempercayai pendengarannya saat ini.
"kamu bilang apa?"
Reeva menatap tepat ke bola mata birru yang terbelalak itu, mata besarnya merah menahan tangis dan amarah, namun terlihat kesungguhan di mata indah reeva itu.
"ceraikan aku, aku sudah tidak mampu untuk tetap menjadi istrimu"
"reeva..." bentak birru marah, suaranya terdengar menggema di ruangan itu.
"sekali lagi kamu ucapkan kalimat itu, aku akan memberikanmu pelajaran yang tidak akan bisa kamu lupakan seumur hidupmu..."rahang birru menegang sempurna, suaranya juga terdengar sangat penuh penekanan. Reeva melengos, membuang mukanya. Rasa amarah kembali menguasai hatinya. Reeva sungguh sangat tersinggung karena birru selalu mengancamnya jika pria itu mendapatkan perlawanan dari reeva.
"aku sudah muak birru, apapun yang kulakukan selalu salah, aku muak padamu" teriak reeva akhirnya, tatapan matanya menghunjam tajam ke arah birru yang terlihat sangat terkejut, pria itu berjalan menghampiri reeva yang histeris. Tangannya mencengkeram erat bahu reeva, hingga reeva meringis kesakitan karenanya.
"coba katakan sekali lagi" tantang birru dengan suara berat dan tatapan tajamnya,
"aku mu—"
Birru menyambar bibir reeva, melumatnya dengan kasar. Reeva meronta-ronta, dorongan tangannya berulang kali ke tubuh kekar birru yang tak bergeming sama sekali.
Reeva menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha melepaskan ciuman birru yang terasa menyakitinya, namun bibir birru sama sekali tak terlepas. reeva memukul-mukul dada bidang birru dengan sekuat tenaganya, bukannya melepaskan, birru semakin mengetatkan pelukannya di tubuh reeva yang meronta-ronta tak berdaya.
Birru melepaskan ciumannya sesaat untuk bernafas, namun teriakan marah dari reeva membuatnya kembali kesetanan.
"lepaskan aku bajingan, lepaskan akuuuu.."
Air mata reeva yang berderai sama sekali tak membuatnya iba, dengan sekali dorong, tubuh mungil reeva tersejajar ke dinding putih itu. Kedua tangannya yang masih dalam genggaman birru, pria itu angkat ke atas. Reeva menatap birru dengan amarah yang tak tertahankan, air matanya tak henti berjatuhan di pipinya yang sudah basah.
sebelah tangan birru memegangi kedua tangan reeva yang terangkat ke atas, sementara sebelah tangannya lagi, memegangi dagu reeva kasar. Mata mereka masih saling menatap penuh amarah.
"coba ucapkan sekali lagi, apa yang baru kamu ucapkan tadi"
"kamu pria bajingan, bajing—"
Birru kembali meraup bibir reeva kasar, melumat bibir lembut itu tanpa kelembutan, isakan reeva sama sekali tak menganggunya, birru seperti kesetanan. Lumatan birru semakin intens, kini lidahnya bermain dalam mulut reeva yang mulai melemah, reeva hampir kalah, reeva hampir mengikuti irama permainan birru, namun kesadarannya kembali lagi, dengan penuh kesadaran, reeva menggigit bibir pria itu kuat.
Ciuman itu terlepas, birru mengerang. Tangannya melepaskan dagu reeva yang masih dipegangnya.
Mata birru menatap tak percaya, gadis di depannya ini sedang menatapnya penuh permusuhan, reeva merasakan asin di mulutnya, reeva tahu itu rasa darah yang keluar dari bibir birru yang digigitnya tadi. Birru mengusap ujung bibirnya kasar, rasa asin yang juga ia rasakan berasal dari bibirnya yang terluka akibat gigitan reeva.
mata birru terlihat menyeramkan, dengusan kasar terdengar dari mulutnya, lalu dengan satu kali hentakan, ia mengangkat tubuh ringan reeva. Reeva yang tercekat, menjerit terkejut. Birru tidak memperdulikan teriakan reeva, pukulan tangan gadis itu dipunggungnya sama sekali tak dirasakannya.
Buk normah yang tergopoh berlari dari dapur ke ruang tengah karena mendengar teriakkan reeva, sama sekali tak birru gubris. Wajah merah padam birru, terlihat sangat menakutkan, walau buk normah kasihan melihat nyonya kecilnya yang dibopong di atas bahu, seperti sebuah karung. ia tak mampu berbuat banyak. Melihat tuannya dengan wajah marah, buk normah perlahan undur diri kembali ke dapur.
Otak cerdas reeva tak mampu berpikir, saat ini gadis itu sangat panik luar biasa. Ia tak tahu apa yang akan birru lakukan padanya.
Reeva tahu saat ini birru sedang menaiki anak tangga, sekilas reeva melihat buk normah yang lari terbirit-birit kembali ke dapur. Reeva tahu tidak akan ada yang dapat menolongnya malam ini, kecuali dirinya sendiri.
Tiba-tiba reeva merasakan tubuhnya terlempar ke atas kasur empuk, mata reeva menatap nanar ke sekeliling, ia tahu saat ini mereka berada di kamar birru.
Hati reeva berdebar tak karuan, melihat pria di hadapannya yang menatapnya bagai seekor harimau yang kelaparan. Belum sempat reeva berteriak atau bersuara, tiba-tiba birru lompat ke atas ranjang dan menerkam tubuh reeva. Kini tubuh kekar itu berada di atas tubuh reeva mengungkung tanpa memberikan celah untuk reeva lari.
Reeva gemetaran, tubuhnya bergetar hebat. Ia tahu apa yang akan birru lakukan dan terus terang reeva ketakutan setengah mati.
"birru..." panggil reeva berusaha menyadarkan birru yang terlihat begitu marah,
"birru..sadarlah..." teriaknya lagi dengan suara gemetaran. Seluruh tubuh reeva bergetar hebat.
"kenapa?..., kau takut?" suara birru terdengar parau, jakun pria itu terlihat turun naik. Nafasnya terlihat memburu, hembusannya terasa hangat di leher reeva. Reeva menelan salivanya, rasa takut sudah menguasainya saat ini.
"teriaklah lagi sayang!, katakan aku bajingan, ayolah reeva.."
Reeva menggeleng-gelengkan kepalanya, hembusan hangat nafas birru di telinganya membuat seluruh tubuhnya meremang,
"maafkan aku birru, maafkan aku"
"hahahhaha...kamu minta maaf!, kenapa?, kamu takut aku akan memperk*samu?"
Nafas reeva tercekat di tenggorokan, ia tak mampu menoleh, nafas birru masih berhembus hangat di kulitnya, dan itu sungguh menimbulkan sensasi yang belum pernah reeva alami.
Reeva merasakan gerakan tubuh birru melemah, dengan penuh keberanian reeva menolehkan pandangannya, ke arah mata birru yang berada tepat di hadapannya.
reeva kembali tercekat, mata itu tak lagi menakutkan, mata itu berkabut menatapnya penuh rasa. Dan..dan kali ini reeva meyakini, tatapan itu dibalut gairah yang sedang susah payah pria itu tahan.
Reeva menelan salivanya susah payah, tatapan mata birru menuntut pelampiasan, tubuh reeva kembali meremang. Walau ia belum berpengalaman, tapi reeva tahu saat ini birru sedang dibalut gairah dan nafsu. Jantung reeva berdegub tak karuan, sungguh seandainya birru melakukannya malam ini, reeva takkan mampu melawan. Tanpa disadari bibir reeva komat-kamit membaca doa, matanya memejam dengan ketat.
'ya tuhan..apakah malam pertamaku harus kulalui dengan suami yang ingin memperk*saku' batin reeva dalam hati, keringat dingin terlihat mulai keluar dari puncak hidung reeva, padahal kamar birru sedang dingin-dinginnya dari AC yang menyala.
Tiba-tiba tubuh birru jatuh menindih tubuh mungil reeva, gadis itu membuka matanya perlahan, tubuh kekar itu terasa berat menindihnya, reeva merasa jengah, ada sesuatu yang mengganjal, namun reeva berusaha mengabaikannya.
"pergilah ke kamarmu, atau aku akan benar-benar melakukannya malam ini" suara parau birru terdengar berat di telinga reeva, pria itu menjatuhkan tubuhnya ke sisi tubuh reeva, dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Reeva belum beranjak, ia masih diselimuti ketakutan, dan juga rasa iba yang tiba-tiba hadir dihatinya.
Reeva benar-benar iba melihat bagaimana susah payahnya birru menahan gairahnya yang sedang memuncak, pria itu meringkuk di sisi reeva menjambaki rambutnya sendiri dengan frustasi.
Reeva meraih tangan birru, menghentikan pria itu menjambaki rambutnya sendiri. Mata birru menatap reeva nanar, reeva tersenyum manis.
"mari kita lakukan saja!" ajak reeva dengan suara yang sangat lembut, namun di telinga birru terdengar bagaikan sambaran halilintar di siang hari.
Mata birru menatap tak percaya, gadis dihadapannya ini menatap iba kepadanya. Dan itu sungguh mengoyak-koyak harga dirinya sebagai albirru naratama, laki-laki yang tidak pernah di tolak wanita manapun, laki-laki yang tidak pernah ditatap penuh iba oleh siapapun, hati birru terasa diiris sembilu, ternyata benar gadis ini tidak pernah menyukainya.
Reeva mengasihani dirinya, gairah itu langsung hilang raib, bagai ditelan bumi. Birru menarik tangan reeva dengan kasar, dengan sekali hentak tubuh reeva kini berada dalam kungkungannya kembali.
Reeva terlihat memejamkan matanya pasrah, dan itu semakin membuat hati birru sakit. Ia tidak butuh rasa kasihan reeva, sebab birru menginginkan reeva.
"pergilah ke kamarmu, sebelum aku semakin nekad" perintah birru bangkit dari ranjang, dan meninggalkan reeva sendirian, ia menuju ke kamar mandi, dan membanting pintunya keras.
Reeva membuka matanya perlahan, ia kecewa. Sebenarnya reeva juga menginginkannya. Reeva ingin menjadi istri yang seutuhnya untuk birru.
Bersambung...