NovelToon NovelToon
Two Promises 2

Two Promises 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Angst / Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Penulis Anonim

Season kedua dari "Two Promises"

Musim panas telah berlalu, dan Minamoto Haruki akhirnya berhasil menjalin hubungan dengan Yoshimoto Sakura. Namun, perjalanan waktu Haruki untuk menyelamatkan kekasihnya baru saja dimulai.

Seiring berjalannya waktu, bayang-bayang masa lalu mulai mengancam kebahagiaan mereka. Haruki harus menghadapi konflik internal keluarga Yoshimoto yang gelap, dan yang lebih mengerikan, rahasia besar yang selama ini disembunyikan Sakura mulai terungkap perlahan.

Akankah Haruki mampu mengungkap kebenaran dan mengubah takdir yang menanti? Atau, akankah usahanya sia-sia, membawa mereka pada akhir yang tragis seperti di masa lalu?

Saksikanlah perjuangan mereka dalam 'Two Promises 2"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penulis Anonim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Part 2) Ch. 29 - Sosok

Hari itu... aku melihat sebuah mimpi yang sangat nyata.

Mimpi tentang hari itu...

[23 Maret — 2016]

[•] Kediaman Keluarga Yoshimoto

*POV Sakura

Bayang-bayang tentang mimpi itu masih terus terbayangkan olehku.

Bahkan saat aku membuka mataku, sudah tak ada lagi Akari yang membangunkanku karena aku tidak lagi bangun telat.

Aku bangkit dari tempat tidurku dan langsung pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.

Setelah itu, aku pergi ke dapur untuk membantu ibu, menyiapkan sarapan untuk kami semua.

Semua yang aku lakukan di rumah, sama seperti hari-hari biasanya.

BEBERAPA JAM KEMUDIAN....

Di sekolah, aku tetap bersikap seperti biasanya kepada teman-temanku, termasuk Haruki-kun.

[•] SMA Hoshizora

•Ruang kelas 3-C

Aku, Hana-chan, dan Haruki-kun sedang mengobrol sambil menunggu Megumi-chan dan Mai-san datang.

"Akhirnya sebentar lagi ya, kita semua akan lulus dari sekolah ini," ujar Hana-chan.

"Kamu benar, Hana. Tersisa 2 hari lagi untuk kita menjadi siswa di sini."

Haruki-kun langsung menjawab perkataan Hana-chan, bersamaan dengan itu, Megumi-chan dan Mai-san telah sampai di kelas dan langsung menghampiri kami bertiga.

Sambil berjalan menghampiri kami, Megumi-chan berkata, "Eh... sepertinya obrolan kalian terlihat seru. Boleh kami bergabung?!"

"Tentu saja, Megumi-chan! Mai-san!" jawabku.

Mai-san dan Megumi-chan menarik kursi di depanku dan Haruki-kun, lalu duduk di kursi tersebut. Kemudian, Mai-san bertanya.

"Apa yang sedang kalian bahas?"

Sesaat setelah Mai-san bertanya, Haruki-kun langsung menjawab dengan senyuman.

"Kami sedang membahas tentang kelulusan, Mai-san. Apa kamu ada rencana selama jeda sebelum masuk ke kampus nanti?"

Mai-san menggelengkan kepalanya, "Tidak, Haruki-kun. Memangnya kamu punya rencana?"

"Tidak," jawab Haruki-kun singkat.

Lalu kenapa kamu malah bertanya padanya, Haruki-kun?

Aku pun menatap keluar jendela kelas di belakang Haruki-kun.

Angin kencan berembus, membawa kelopak bunga sakura ke dalam ruang kelas melalui jendela kelas.

Hanya tinggal menghitung hari... sampai hari itu tiba.

Apakah aku akan sempat mengungkapkannya pada Haruki-kun sebelum hari itu tiba?

Sebuah rahasia... yang hanya diketahui olehku dan Hana-chan.

* * *

Aku pernah melihat sebuah mimpi yang sangat nyata... sampai-sampai membuatku tak dapat melupakannya.

Pada saat itu, mentari telah digantikan oleh sang rembulan—membuat langit menjadi gelap gulita.

Hanya cahaya bulan dan lampu penerang jalan-lah yang menerangi seluruh jalan yang aku lewati.

Kelopak bunga sakura mulai jatuh berguguran ke jalan yang basah, menandakan periode akhir mekarnya bunga sakura.

Sambil memegang payung di tangan kananku, aku melihat ke kiri dan kanan jalan sebelum melangkahkan kakiku.

Saat dirasa sudah mantap, aku melangkahkan kaki menyeberangi jalan itu.

Langkah pertama dan kedua terasa baik-baik saja, namun saat langkah kaki yang ketiga.

Tiiiiiinnnn...

Dalam sesaat, bunyi klakson mobil itu telah memenuhi malam yang sunyi ini. Cahaya lampu depan mobil, menerangi wajahku.

"Ah... mungkin sudah saatnya bagiku untuk pergi," begitu pikirku saat menyadari jarak mobil itu denganku yang semakin kecil.

Aku memejamkan mataku, berharap seseorang datang menolongku.

Tiiiiinnn! brak!

Tubuhku terhempas, bukan ke samping, melainkan ke belakang.

Kepalaku terbentur sesuatu saat mendarat ke tanah. Sesaat sebelum itu, aku sempat membuka mataku sebelum kembali memejamkannya.

Seseorang telah mendorongku untuk menolongku dari tertabrak mobil dan mengorbankan dirinya untuk itu.

Aku tak tahu apakah orang itu masih hidup atau tidak.

Dan aku baru mengetahuinya beberapa menit setelahnya saat aku tersadar.

Aku melangkahkan kakiku yang lemas itu menghampiri orang yang telah menyelamatkanku.

Orang itu tergeletak bersimbah darah di pinggir jalan.

Dan orang itu... nyawanya telah hilang setelah menyelamatkanku.

Itulah mimpi yang sangat nyata yang telah aku lihat.

* * *

BEBERAPA JAM KEMUDIAN....

[•] Perjalanan pulang

Beberapa menit yang lalu di gerbang sekolah, Hana-chan mendadak ingin berjalan pulang bersamaku.

Katanya dia ingin mampir ke toko roti yang searah dengan jalan pulangku sebelum dia pulang ke rumahnya.

Dan saat ini, Hana-chan sedang berjalan di sebelahku.

"Tidak seperti biasanya ya? sejak terakhir kali kita berdua berjalan bersama saat pulang sekolah, Hana-chan!""

"Kamu benar, Sakura. Sudah lama sekali... "

Angin berembus kencang tepat setelah kalimat yang Hana-chan ucapkan. Rambut kami berurai karena tiupan angin tersebut.

Beberapa saat kemudian, Hana-chan berkata padaku.

"Nee, Sakura. Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu."

Dengan nada serius, Hana-chan mengatakan itu padaku.

Aku menoleh memiringkan kepala ke kiri. "Kenapa, Hana-chan?! tumben sekali kamu serius seperti itu," tanyaku tersenyum canggung.

"......."

Hana-chan hanya diam tak menghiraukan ucapanku saat itu.

Beberapa saat kemudian, Hana-chan menghentikan langkah kakinya dan bertanya padaku.

"Nee... kapan kamu akan mengatakan rahasiamu pada Haruki, Sakura?—sampai hari itu tiba? itu terlalu lama."

Pertanyaan Hana-chan membuatku menghentikan langkah kakiku, menundukkan kepala dan merenung.

Yang dikatakan Hana-chan kepadaku itu benar adanya.

Aku terlalu lama menunggu waktu yang tepat untuk memberitahu Haruki-kun.

Yang sekarang harus aku lakukan adalah....

Aku menundukkan kepala, lalu menjawab pertanyaan Hana-chan.

"Kamu benar, Hana-chan. Mungkin aku terlalu lama mengulur waktu. Tetapi... "

Aku mengangkat kepala dan menatap Hana-chan dengan benar. Kemudian, aku melanjutkan jawabanku.

"...Biarkanlah aku yang menentukannya sendiri, Hana-chan. Meskipun itu berarti aku baru bisa mengatakannya pada hari itu."

Aku menjawab pertanyaan Hana-chan dengan sangat yakin. Hana-chan pun tersenyum atas jawaban yang aku berikan.

"Seperti itulah dirimu, Sakura. Terima kasih karena sudah memberikan jawabanmu," ucapnya.

Aku memang menjawabnya dengan yakin sih, tetapi...

"Nee, Sakura!" Hana-chan memanggilku.

Aku menoleh, "Kenapa, Hana-chan?"

"......."

Hana-chan terdiam selama beberapa saat sebelum menjawab.

"Nee... apa tujuan awalmu sudah berubah, Sakura? karena sekarang kamu sudah... "

Aku kembali menundukkan kepalaku dan merenung saat Hana-chan bertanya padaku.

Apa Hana-chan sudah menebak hal itu dari awal? saat aku memberitahu rahasiaku padanya.

Apakah aku...

"Aku masih belum yakin, Hana-chan. Apakah aku akan mengubah tujuan awalku atau tidak."

Sesaat setelah aku memberikan jawaban, Hana-chan menaruh kedua tangannya di pundakku sambil berkata.

"Tenang saja Sakura. Apa pun pilihan akhirmu nanti... aku yakin kalau itulah pilihan yang terbaik bagimu dan dia."

Kata-kata yang diucapkan Hana-chan langsung masuk ke dalam hatiku.

Aku mengangkat kepala dan melihat Hana-chan yang sedang tersenyum padaku—sangat tulus senyum yang ia berikan.

"Terima kasih, Hana-chan."

Setelah itu, kami melanjutkan langkah kaki kami dan berjalan sampai ke tujuan kami masing-masing.

* * *

SEMENTARA ITU...

Di sebuah tempat yang sangat berbeda dengan bumi, seseorang sedang berdiri menatap sesuatu.

Wajahnya tidak jelas terlihat, yan pasti—orang itu mengenakan jubah putih bersih dengan jam besar yang menempel di pinggangnya.

Di tempat itu, terdapat banyak sekali jam yang terus berdetak jarum jam-nya.

Puluhan, ratusan, ribuan, bahkan ratusan ribu—jumlah jam yang terdapat di tempat itu.

Orang yang berdiri sendirian di tempat itu sedang melihat sebuah layar di depannya.

Layar tersebut menampilkan semacam video—Haruki sedang melangkahkan kaki meninggalkan Sakura yang tidak berdaya berada di belakangnya.

Orang itu memandangi layar itu dengan wajah serius seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kapan akhir yang seperti ini akan tiba ya?" gumam orang itu.

Tempat itu biasa disebut dengan "Time Dimension" atau "Dimensi Waktu", dan orang yang berada di sana adalah "Dewa Waktu".

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!