Sama seperti namanya, Rindu Trihapsari gadis cantik yang merindukan kasih sayang dari keluarganya.
Rindu gadis cantik dan sangat pintar, namun semua yang dia miliki tidak pernah terlihat di mata keluarganya, gadis cantik itu tidak pernah mendapatkan kasih sayang seperti kembarannya, Rindu seolah ada dan tiada di dalam keluarganya
Bagaimanakah kisah Rindu? yukkk.... kepoin karya terbaru mamak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Aggggkkk.... Kenapa sih dia bisa lolos lagi! bagaimana bisa dokumen itu masih sama bahkan lebih baik dari yang sebelumnya, kapan dia menggantinya." amuk tuan Lucas karena tidak bisa menjebak Karen.
"Apa suruhan papa itu benar sudah menukar dokumen itu? " ujar Angel tak kalah kesalnya, apa lagi melihat Rindu yang mempresentasikan nya dia di buat syok, ternyata gadis muda itu tidak bisa di anggap remeh.
"Bener kok, bahkan yang di presentasikan tadi lebih bagus dari yang awal." ujar tuan Lucas kesal.
"Haaa... Bagaimana bisa dengan waktu singkat mereka bisa merubah nya? " keluh Angel.
"Ternyata si Karen itu nggak bisa di anggap remeh, dia sangat teliti." gumam tuan Lucas.
"Hahaha.... Kamu lihat nggak tadi sayang, sepertinya mereka syok karena apa yang dia ingin kan tidak terjadi.. " ujar Karen tertawa renyah.
"Hmmm.... Benar, apa lagi perempuan tadi dia kesel sekali aku bisa presentasi dengan lancar, padahal tadi dia sudah menatap ku dengan tatapan meremehkan." kekeh Rindu mengingat wajah syok Angel.
"Biarin aja, biar malu sampai ke ubun ubun bapaknya, sudah jumawa membanggakan anaknya, ehhh... Ternyata anaknya kalah telak. " kekeh Karen, ikut sebel dengan dengan sifat tuan Lucas yang tidak mencerminkan orang berpendidikan, di tambah yang di pandang rendah istrinya sendiri.
"Ya udah yuk.... Kita makan dulu yuk... Aku sudah lapar dari tadi." rengek Rindu.
"Ehhh...." Kaget Karen, bukannya tadi saat pertemuan berlansung mereka juga sudah makan, ini ada dua jam, istrinya sudah lapar lagi, tentu saja membuat Karen kaget.
"Kok liatnya kaya gitu, nggak suka ya klau bininya minta makan, takut uangnya habis?! " ujar Rindu dengan bibir yang sudah maju lima centi, dan mata yang mulai berkaca kaca.
"Ehhh... B-bukan begitu. " ujar Karen kaget melihat istrinya merajuk, ada apa dengan istrinya itu, nggak biasa biasanya wanita cantik itu merajuk dan doyan makan.
"Ya udah lah lansung pulang aja, nggak apa apa nggak jadi makan, aku bisa tahan kok, punya suami kaya tapi medit buat ngasih makan istri, hartanya mau di bawa mati kali." cerocos Rindu, tentu saja Karen lansung melongo mendengar ocehan sang istri, sejak kapan dia pernah melarang istrinya makan, dan sejak kapan dia pelit sama istrinya itu, astaga wanita cantik ini kesambet apa sebenarnya.
"Haiii.... Sayang, kapan mas bilang nggak mau beliin kamu makan, trus kapan mas pelit sama kamu, itu kartu yang mas kasih ke kamu aja kartu tanpa batas loh.... Kamu bisa memakainya sepuas kamu." ujar Karen yang tidak terima juga dia katain pelit sama istrinya itu.
"Ooo... Sekarang mulai ungkit ungkit pemberiannya, trus malai pamer, ria itu namanya." cibir Rindu dengan tatapan sinisnya.
"Haaa... Astaga, salah lagi." gumam Karen mengacak rambutnya dengan kasar.
"Nggak usah ngedumel dalam hati, ayo jalan." sewot Rindu.
"Astaga, iya iya kita cari makan, sayang mas mau makan apa? " tanya Karen berusaha untuk sabar dan tidak ikutan naik darah melihat tingkah aneh sang istri, mungkin saja istrinya sedang datang bulan." pikir Karen.
"Terserah mas aja, kan mas yang mau beliin makan, yang se ikhas mas kasih aja." seloroh Karen.
Karen menghirup udara dalam dalam, ucapan terserah adalah sebuah kalimat yang tidak dia sukai, yang berujung makin panjang urusannya, wanita memang aneh, apa salahnya ngomong mau makan apa, biar dia nggak bingung untuk menerka nerka, nanti klau salah marah lagi. Astaga, sepertinya Karen harus mempunyai stok sabar yang banyak untuk menghadapi sifat baru istrinya itu.
Lepas dari cekalan tuan Lucas dan putrinya, terperangkap dengan kelakuan aneh sang istri, yang membuat Karen urut dada, untung cinta, kalau nggak sudah pasti dia buang kelaut istri cantiknya itu.
"Ngapain ke sini? " tanya Rindu saat Karen membelokan mobilnya ke sebuah restoran mewah.
"Katanya mau makan, sayang." sahut Karen dengan lembut, berusaha tidak terpancing emosi.
"Nggak nggak aku nggak mau makan di sini, aku mau makan bakso pinggir jalan aja." pinta Rindu dengan judesnya.
"Astaga, Mmm... " gereget Karen mencekal kuat setir mobilnya, tadi di tanya terserah, udah sampai di restoran, minta makan bakso pinggir jalan, gimana nggak emosi Karen di buat sang istri.
"Baiklah, kita makan bakso." putus Karen yang kesabarannya mulai menipis.
"Gitu dong, harusnya mas itu tau klau istri maunya apa." omel Rindu.
Karen hanya diam, dan memutar mata malas, dari pada di sahutin nanti makin panjang urusannya.
"Kenapa diam aja, mulai bisu." sewot Rindu.
"Ehhh... Nggak sayang, mas haus, jadi irit bicara, soalnya air di mobil juga kosong." alasan Karen.
"Ohhh..." sahut Rindu yang ikut diam, Karen pun merasa lega, karena istri cantiknya yang berubah galak itu sudah tidak bersuara lagi.
"Sa.... Lah dia tidur." gumam Karen melihat sang istri sudah tidur pulas, padahal mereka sudah sampai di parkiran di sebuah warung bakso.
"Astaga, ada apa sih dengan kamu hari ini, kamu itu aneh tau nggak sayang, bikin mas urut dada tau nggak." celoteh Karen menatap penuh sayang ke arah sang istri yang sedang tertidur pulas itu.
Pulang salah lagi, di bangunin takut ngamuk lagi, membuat Karen serba salah, akhirnya dia memutuskan menunggu sang istri bangun dari tidur nyenyak nya.
"Huommm... Mas." ucap Rindu serak, menggeliatkan badannya.
"Sudah bangun sayang? " tanya Karen membenarkan anak rambut sang istri.
Rindu hanya mengangguk pelan.
"Ya sudah ayo kita beli bakso." ajak Karen.
Rindu menatap sekeliling, ternyata dia sudah berada di depan warung bakso langganannya.
"Ayo mas." ajak Rindu dengan mata berbinar cerah.
Karen hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan istrinya itu.
"Hati hati sayang, nanti kamu jatuh." peringat Karen.
"Hehehe... Iya, maaf. Habis aku sudah nggak sabar." cengir Rindu dengan wajah polosnya.
Karen lansung menggandeng tangan sang istri dan masuk ke dalam warung bakso dengan gaya cool nya, jasnya sudah di buka oleh Karen, dan kemeja sengaja di gulung hingga ke siku, dan kancing baju nya di buka satu semakin membuat Karen terlihat macho, membuat mata mata di sana memandang takjub ke arah sepasang suami istri itu.
Bersambung....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
tanda2nya rindu hamil itu