NovelToon NovelToon
3 Ratu Sakti

3 Ratu Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Fantasi Wanita
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rudi Hendrik

Ratu Ani Saraswani yang dihidupkan kembali dari kematian telah menjadi "manusia abadi" dan dianugerahi gelar Ratu Sejagad Bintang oleh guru ayahnya.

Aninda Serunai, mantan Ratu Kerajaan Siluman yang dilenyapkan kesaktiannya oleh Prabu Dira yang merupakan kakaknya sendiri, kini menyandang gelar Ratu Abadi setelah Pendekar Tanpa Nyawa mengangkatnya menjadi murid.

Baik Ratu Sejagad Bintang dan Ratu Abadi memendam dendam kesumat terhadap Prabu Dira. Namun, sasaran pertama dari dendam mereka adalah Ratu Yuo Kai yang menguasai tahta Kerajaan Pasir Langit. Ratu Yuo Kai adalah istri pertama Prabu Dira.

Apa yang akan terjadi jika ketiga ratu sakti itu bertemu? Jawabannya hanya ada di novel Sanggana ke-9 ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Penyergapan di Celah Asmara

Ketua Bayangan Putih yang bernama Ganteng Susa hanya bisa berjalan selangkah lalu berhenti, lalu selangkah lagi, lalu berhenti lagi. Seperti itu seterusnya sambil menahan sakit yang luar biasa dari luka dalam dan luka fisiknya.

Saat itu, selain luka dalam parah yang diderita oleh Ganteng Susah yang masih muda, dia juga menderita luka di kedua lututnya. Kedua tulang lututnya telah remuk, membuat keduanya tidak bisa dipakai lagi. Karena itulah, saat ini Ganteng Susah menggunakan dua batang tongkat kayu sebagai pengganti kakinya.

Di saat Ganteng Susah sedang bergerak pelan di antara pepohonan hutan, tiba-tiba ada sesosok makhluk besar yang terbang mendatanginya. Kemunculan sosok warna hitam itu mengejutkan Ganteng Susa.

Sosok hitam yang adalah manusia terbang berpakaian hitam-hitam itu, turun mendarat satu tombak di depan Ganteng Susa.

Ketua Bayangan Putih tidak mengenal lelaki yang baru saja terbang menggunakan pakaian besarnya yang bersayap di bagian ketiak dan antara kedua kaki itu, tetapi dia tahu itu adalah anggota Kelompok Manusia Atas yang diketuai oleh Ki Pulung.

Sekedar bocoran, lelaki yang menghadang Ganteng Susa adalah Tepak Abal, anak buah dari Gelak Rawok.

“Apa yang terjadi dengan Ketua Bayangan Putih?” tanya Tepak Abal dengan tatapan tajam curiga, tetapi bibirnya tersenyum satu sudut, seolah-olah senang melihat penderitaan Ganteng Susa.

“RatuAni Saraswani yang membuatku seperti ini,” jawab Ganteng Susa.

Terbeliak Tepak Abal mendengar itu. Seketika muncul banyak pertanyaan di dalam kepalanya.

Menurut sepengetahuannya, Putri Ani Saraswani sebelum menjadi ratu merupakan salah satu target pembunuhan Bayangan Putih dan Kelompok Manusia Atas. Jika benar Ratu Ani Saraswani ada di daerah Kerajaan Teluk Busung dan bisa membuat Ketua Bayangan Putih terluka separah itu, berarti Kelompok Manusia Atas juga sedang diburu oleh Ratu Ani dan orang-orangnya.

Sepertinya berita kematian Ratu Ani Saraswani tidak sampai ke telinga Tepak Abal.

“Lalu, pergi ke mana Ratu Ani?” tanya Tepak Abal.

“Ke arah Pasir Langit. Dia bersama Nyai Bale dan Cira Keling,” jawab Ganteng Susa dengan informasi tambahan.

Tepak Abal manggut-manggut berlagak mengerti.

Terbeliak sepasang mata Ganteng Susa ketika di arah belakang atas Tepak Abal bermunculan para manusia terbang. Dari atas turun merendah dan mendarat di belakang Tepak Abal.

Salah satu dari manusia terbang itu lalu maju melewati posisi Tepak Abal. Ketika sudah dalam jarak satu jangkauan dari posisi Ganteng Susa, satu gerakan cepat bersifat menyerang dilakukan oleh orang yang tidak lain adalah Gelak Rawok, lelaki berkumis jingkrak yang menutupi kepalanya dengan kain hitam karena botak.

Set!

“Hekhr!” erang Ganteng Susa tertahan dengan wajah terkeju-keju dan sepasang mata mendelik memerah dan berair.

Ganteng Susa sampai membungkuk dan kedua tangannya memegangi pergelangan tangan kanan yang baru saja menusuk pertengahan dadanya.

Gelak Rawok yang tanpa permisi sepatah kata pun telah menusuk Ganteng Susa dengan sinar biru padat berbentuk ujung pedang. Dia menggunakan ilmu Pedang Setangan.

“Eh, kenapa dibunuh?” seru salah satu manusia terbang di belakang Tepak Abal. Dia adalah Elang Pingit.

Gelak Rawok tidak menjawab pertanyaan anak buahnya itu. Dia mencabut tangannya dari dada Ganteng Susa yang kemudian ambruk dengan wajah menunjukkan ketidakpercayaan. Tidak percaya bahwa dia akan mati.

Dada Ganteng Susa bolong mengeluarkan darah yang deras.

“Jangan heran. Membunuhmu hanya untuk mengurangi pesaing sesama pendekar bayaran,” ujar Gelak Rawok enteng, memberi jawaban atas pertanyaan Ganteng Susa yang tidak ditanyakan.

Ganteng Susa tergeletak diam dengan mata mendelik dan mulut ternganga. Sudah tidak ada gerak napas di dadanya.

“Tidak usah heran, Pingit. Dunia ini kejam, sekejam ayam bakar di atas meja,” kata Tepak Abal sambil merangkul bahu Elang Pingit.

Si Elang Pingit mengerutkan kening. Otaknya bekerja keras untuk menafsirkan kata-kata Tepak Abal yang sulit dia pahami.

“Hal apa yang dia katakan kepadamu, Tepak?” tanya Gelak Rawok tanpa mempedulikan Ketua Bayangan Putih yang dibunuhnya.

“Dia bertemu Ratu Ani Saraswani bersama Nyai Bale dan Cira Keling, Ngolor. Mereka sedang menuju ke arah Pasir Langit,” jawab Tepak Abal.

Gelak Rawok terdiam sejenak, berpikir.

“Ayo, kita melapor kepada Ketua dulu!” ajak Gelak Rawok lalu berjalan pergi meninggalkan tempat itu.

Tepak Abal dan kedelapan lelaki lainnya segera melangkah pula ke arah yang sama. Sambil berlalu, Elang Pingit memandangi mayat Ganteng Susa yang sudah menjadi mayat.

Itulah cerita yang menjadi dasar dari perburuan Gelak Rawok dan timnya pada keesokan harinya. Dia melakukan perburuan atas perintah Ketua Manusia Atas setelah menerima laporan.

Tidak salah perhitungan ilmu fisika Gelak Rawok. Setelah menunggu tidak terlalu lama di atas tebing Celah Asmara, rombongan Ratu Ani Saraswani muncul di ujung jalan.

Jalan umum yang diapit oleh dua tebing bukit yang tidak sama tinggi dan tidak sama rendah, yang kini Gelak Rawok dan kesembilan anak buahnya pakai tempat berjongkok berjemaah, bernama Celah Asmara. Jangan minta diceritakan asal usul nama itu disematkan!

Rombongan Ani Saraswani ada lima orang. Pertama Ani Saaraswani sendiri, kedua Nyai Bale, ketiga Cira Keling, keempat Sulastri, dan kelima Sulaman.

Sulastri dan Sulaman merupakan dua personel dari Pasukan Pengawal Permaisuri Titir Priya.

Permaisuri Titir Priya yang kini statusnya mantan permaisuri, memutuskan untuk kembali kepada suaminya di Sungai Rindu Keramat. Titir Priya memerintahkan dua orang pengawalnya untuk mengabdi melayani putrinya.

Setelah sempat bermalam dalam perjalanannya, rombongan Ratu Sejagad Bintang melanjutkan perjalanan menuju perbatasan utara wilayah Kerajaan Teluk Busung. Ani Saraswani dan pengikutnya tidak tahu sedikit pun tentang adanya kelompok yang mengejar mereka.

Sejarak demi sejarak, rombongan berkuda Ani Saraswani menuju ke Celah Asmara.

Selaku pendekar pembunuh bayaran, Nyai Bale dan Cira Keling sempat memerhatikan puncak tebing yang mengapit jalan di depan mereka. Namun, keberadaan Kelompok Manusia Atas tidak terlihat karena mereka semua merunduk. Tepak Abal sampai-sampai perlu menekan kepala Elang Pingit agar merunduk, padahal anak itu sudah merunduk.

“Gusti Ratu!” teriak Cira Keling memanggil sambil menengok ke belakang karena dia yang berkuda paling depan.

Ani Saraswani tidak menyahut, hanya memandang sambil terus berkuda.

“Celah Asmara yang akan kita lewati di depan sana biasanya menjadi tempat bagus untuk menyergap!” teriak Cira Keling, sambil sesekali melihat ke depan pula.

“Apakah kalian melihat ada gerakan mencurigakan?” tanya Ani Saraswani.

“Tidak!” jawab Cira Keling dan Nyai Bale bersamaan.

Setelah itu, tidak ada lagi percakapan. Rombongan berkuda itu tetap melaju mendekati Celah Asmara.

Menjelang memasuki jalan Celah Asmara, Cira Keling masih sesekali memandang ke atas, sampai jelas kepalanya mendongak. Dia lakukan bukan karena merasa ada tanda-tanda akan terjadinya serangan, tetapi hanya karena waspada selaku seorang pengawal. Apalagi kawalannya memakai bayaran.

Sementara di atas tebing tertinggi, Gelak Rawok dan kelompoknya diam mematung, tanpa bicara dan tanpa kentut. Masih untung bernapas diperbolehkan. Namun ternyata, pernapasan itu yang kemudian menjadi biang kerok kekacauan di antara mereka.

“Haha….” Tiba-tiba Elang Pingit bersuara pelan dengan wajah terangkat sedikit.

Seketika Gelak Rawok dan yang lainnya menengok memandang kepada Elang Pingit, termasuk Tepak Abal yang sejak tadi satu tangannya diletakkan di tengkuk rekannya itu.

“Haccih!”

Belum sempat Tepak Abal melakukan sesuatu terhadap Elang Pingit, rekannya itu sudah bersin mode cepat dan nyaring. Suara bersinnya sampai menggema.

Meski jarak tanah jalanan dengan puncak atas tebing cukup jauh, Ani Saraswani dan keempat pengikutnya mendengar suara bersin yang menggema. Karena menggema, mereka tidak tahu pasti di mana titik sumber bersin itu terjadi.

Seketika rombongan lima wanita itu memelankan kudanya.

Sedetik sebelum suara gema bersin itu sampai kepada telinga Ani Saraswani, di puncak tebing telah terjadi satu insiden buruk terhadap Elang Pingit.

Saking gondoknya Gelak Rawok kepada Elang Pingit, dia cengkeram leher pakaian anak buahnya itu.

“Serang!” perintah Gelak Rawok sambil menarik lalu melempar tubuh Elang Pingit ke jurang.

“Aaak!” jerit Elang Pingit panik, seolah-olah dia tidak pernah melompat terbang.

Munculnya sosok Elang Pingit di udara atas seperti burung yang sayapnya patah, segera dikenali oleh Cira Keling.

“Manusia Atas!” seru Cira Keling yang menuntun pikiran keempat wanita lainnya segera mengenali.

Ani Saraswani dan keempat pengikutnya segera bersiap.

Di saat Elang Pingit terbang seperti pesawat rusak mesin sebelah, Gelak Rawok cepat memberi perintah.

“Serang!” perintahnya sambil dia berlari dan melompat lebih dulu ke jurang.

Tepak Abal dan ketujuh rekannya yang lain segera ikut melompat ke udara bebas.

Maka, Ani Saraswani dan keempat pengikutnya bisa melihat ada sepuluh manusia terbang berwarna hitam mengudara jauh di atas mereka. Satu di antaranya terbang tidak karuan.

“Biar aku yang mengurusnya!” seru Nyai Bale minta izin dan tanpa perlu menunggu izin lagi karena sudah kewajibannya untuk melindungi sang junjungan.

Wanita gemuk berbaju kuning itu cukup menekankan satu telapak tangannya di punggung kudanya. Maka tubuh berat itu pun mencelat naik terbang ke udara tinggi, meninggalkan sang kuda yang keempat kakinya nyaris tertekuk karena menahan beratnya tenaga yang diberikan Nyai Bale. (RH)

1
DavidS
goyang y kay biduan di acara kawinan kah om???
rajes salam lubis
iya ya ya ya
rajes salam lubis
anak itik gula aren
asik lagi keren
DavidS
selera orang2 bule ini om
DavidS
pasti sodara.y yg lain nama.y gampang basah sm gampang keluar
DavidS
yg jelas ngga dilarikan ke igd terdekat
DavidS
untung lah om bukan si permaisuri....kasian tanah.y dijatuhin 2 gunung
DavidS
ya ky gini klo nonton tanpa bayar karcis
👣Sandaria🦋
iya. Ani kan memang lumayan pintar Om. dia hanya dungu kalau ketemu burung🤣
👣Sandaria🦋
jangan-jangan yg terpegang.....🤔
👣Sandaria🦋
Asap Racun nih harusnya lawan Ani@🏡s⃝ᴿ 𝕸y💞🅰️nny 🇮🇩🍁❣️ nanti, Om. jangan pernah berduel denganku nanti, kak Ani!😭😂
👣Sandaria🦋
ingin sekali aku punya ilmu cengkraman jarak jauh ini, Om. ingiiiin banget!😆
👣Sandaria🦋
tabib Rakitan Jamu bagaimana kabarnya sekarang, Om? dia mahir mengobati burung yg bangun mulu gak mau tidur kan Om? kek burung Joko yg tegak terus kek Monas?bolehlah dia kupesan untuk Tomy @𝒯ℳ yg sangeeeean mulu baca komen 🤔🤣
👣Sandaria🦋
jadi ingat tokoh perempuan kesukaan Momoy, Om. itu tu yg belahaan roknya sampai pinggang. dilihat boleh dipegang mampus itu loh😂
👣Sandaria🦋
malah aku pikir tadinya Rakwana mendekat untuk ajak Ani nikah langsung gas bikin anak, Om 🙄
Incha ❤️⃟Wᵃf
om lagi donk semakin seru liat laba2
DavidS
aduh om...ngapain semangka main kepohon mangga...
🟢🍒⃞⃟•§¢•𝐀⃝🥀azaᴳᴿ🐅☘𝓡𝓳✿⃟
batu permata telaga bintang bikin Ani Saraswati tambh cantik dan sakti,bisa menaklukkan jin dan sejenisnya di telaga 😄bhkn bisa menjadikan mereka budaknya🤣
👣Sandaria🦋
kisah dongeng kita di NT ini nantinya akan Om ceritakan gak ke cucu-cucu Om?🤔😆
👣Sandaria🦋
Om... sampai kapan Lubang-Lubang ini akan selesai, Om?
tapi kalau Om belum juga berniat menyudahi perkara lubang ini, tolong keinginan Bg@😎 ȥҽɳƙαɱʂιԃҽɾ 😎 Om penuhi dengan memberi nama Lubang Kenikmatan untuk satu tokoh baru🤦😭🤣
ˢ⍣⃟ₛ🏡s⃝ᴿ KANG SALMANᴳᴿ🐅: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
tak mungkin kita satu pengambilan tomy....
total 29 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!