Di minta untuk menjadi ibu susu di hari dimana suami dan anak yang Acha kandung meninggal di waktu yang hampir bersamaan ditambah anak yang akan menjadi anak persusuannya adalah anak dari wanita yang saat ini sedang koma yang ternyata satu mobil dengan suaminya saat kecelakaan.
Akan kah Acha bersedia menjadi ibu susu untuk bayi itu dan bagaimana sikap Acha setelah tau siapa ayah kandung dari bayi yang iya besarkan ?
Apakan akan ada cinta diantara Acha dan Rangga suami dari wanita selingkuhan mendiang suaminya ? dan apakah perselingkuhan mendiang suaminya dengan ibu dari bayi yang Acha asuh akan terbongkar ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karma Hitungan Mundur
Tak bisa di pungkiri jika Acha begitu bahagia bisa menggendong baby Zia dalam pelukannya begitu juga dengan Rangga yang juga bahagia saat melihat Acha bahagia tapi di sisi lain Rangga juga terus memikirkan bagaimana cara membantu Gea tanpa menyakiti hati Acha yang mulai saat ini harus iya jaga perasaan nya.
" jika mas ingin menolong ibunya baby Zia, Acha tidak masalah " ucap Acha seolah tau apa yang sedang mengganggu pikiran Rangga saat ini.
" Acha percaya sama mas, karena mas tau dan mas pernah merasakan bagaimana rasanya di khianati "
" jadi apapun yang akan mas lakukan, mas tau segala konsekwensinya " ucap Acha yang tak ingin mengekang Rangga dalam melakukan apapun terutama tentang kebaikan.
" terima kasih karena sudah percaya sama mas, mas janji mas tak akan pernah mengkhianati pernikahan ini " ucap Rangga tapi malah mendapat gelengan dari Acha.
" tidak usah berjanji karena saat mas tak bisa menepatinya bukan hanya Acha yang terluka tapi mas juga berdosa karena tak bisa menepati janji itu " ucap Acha yang lebih memilih untuk menatap wajah damai baby Zia.
Sedangkan Rangga hanya bisa menatap dalam wajah Acha yang ternyata jauh lebih dewasa dari yang Rangga bayangkan.
" pikirkan saja dulu baik baik apa yang akan mas lakukan sebelum mengambil keputusan " ucap Acha yang langsung turun dari mobil saat sudah sampai di rumah Rangga.
Berbeda dengan Gea yang jauh merasa lega setelah baby Zia ikut bersama dengan Rangga setidaknya Rangga akan selalu memberikan yang terbaik untuk baby Zia.
"kenapa kamu tidak menuntut yang lain saat Rangga menolak memberikan rumahnya untuk mu ?" tanya Bu Dian kesal.
" dan lagi, kenapa kamu membiarkan wanita itu mengasuh anak mu ?" tanya Bu Dian yang tak habis pikir dengan jalan pikiran anak nya.
" itu jauh lebih baik dibanding baby Zia tinggal di panti asuhan " ucap Gea yang merasa keputusannya sudah benar dengan membiarkan Rangga dan Acha membawa baby Zia bersama dengan mereka.
" ok ibu setuju jika menurutmu anak itu lebih baik tinggal dengan Rangga tapi setidaknya minta imbalan atas apa yang Rangga dapat " ucap Bu Dian yang membuat kesabaran Gea benar benar habis menghadapi ibunya yang lebih mementingkan uang diatas segalanya.
" apa uang itu begitu penting buat ibu hingga dengan tega ibu meminta Gea menjual darah daging Gea sendiri ?" ucap Gea geram dengan pemikiran ibunya ini.
" uang memanglah hal yang penting di dunia ini dan kamu tau itu " ucap Bu Dian tanpa rasa bersalah sama sekali.
" terserah !!" ucap Gea yang mulai muak menghadapi ibunya yang begitu memuja uang.
" cepatlah mencari pekerjaan karena ibu sudah tak memiliki banyak uang untuk memenuhi kebutuhan kita " ucap Bu Dian yang berhasil menghentikan langkah Gea yang baru saja akan masuk ke dalam kamarnya.
" Gea akan mencari pekerjaan dan akan mengumpulkan uang yang banyak tapi Gea tak akan memberikan uang sepeser pun untuk ibu karena ibu sudah memiliki suami yang bertanggung jawab penuh pada ibu " ucap Gea sambil melihat ke ke arah pak Gian yang Gea perhatikan seperti parasit di hidup mereka.
" jaga ucapan mu !!"
" bagaimana pun dia tetap ayah tirimu dan kamu tetap harus menghormatinya " ucap Bu Dian yang tak suka dengan sikap Gea pada suaminya.
" memang apa yang salah dengan ucapan Gea ?" tanya Gea yang merasa apa yang iya ucapkan tidak lah salah.
" bukan kah memang sepantasnya seorang suami bertanggung jawab pada istrinya ?"
" jadi kenapa tidak ibu suruh saja suami ibu untuk bekerja agar kalian bisa hidup karena Gea juga akan keluar dari rumah ini " ucap Gea yang bukan hanya lelah hati menghadapi kehidupannya saat ini tapi juga lelah menghadapi ibunya yang yang terlalu banyak menuntutnya selama ini.
" pergi jika memang kamu sudah tak ingin lagi tinggal di rumah ini !" ucap Bu Dian yang tak memikirkan perasaan Gea saat mengatakan semua itu.
" ibu tenang saja, Gea akan pergi dari rumah ini hari ini juga " ucap Gea yang langsung memutuskan untuk pergi dari rumah ini berharap setelah pergi dari rumah dirinya bisa jauh lebih tenang dan bisa mulai menata hidup lagi mulai saat ini.
" sayang, jika Gea pergi dari sini dan mendapatkan pekerjaan lalu apa Gea akan memberikan uang pada mu ?" tanya pak Gian yang berharap bisa merubah keputusan Bu Dian yang meminta Gea untuk pergi dari rumah karena kemarahan.
" biarkan saja dia pergi dari rumah ini dan kita lihat kemana dia akan pergi karena Rangga sudah tak ingin lagi menolongnya " ucap Bu Dian yang sangat yakin tak butuh waktu lama Gea akan kembali ke pada dirinya dan akan tinggal di rumahnya lagi.
" lebih baik Gea tinggal di kolong jembatan dari pada kembali ke rumah ini yang sudah seperti neraka untuk Gea " ucap Gea sebelum masuk ke dalam kamarnya dan mulai mengemasi beberapa pakaian yang akan iya bawa dari rumah ini meski Gea sendiri tak tau kemana kaki akan membawanya setelah keluar dari rumah ini.
" apa aku harus menghubungi Rangga untuk memastikan apakah Rangga bisa membantu ku atau tidak " ucap Gea pada dirinya sendiri.
" setidaknya aku harus mencoba menghubungi Rangga dan untuk hasil biarlah menjadi urusan nanti " ucap Gea yang langsung menghubungi Rangga setelah selesai mengemasi pakaiannya.
Berbeda dengan Rangga yang sedang menghabiskan waktu dengan baby Zia dan juga Acha di ruang keluarga, setelah lebih dari satu Minggu rumah ini terasa sepi dan mati suri karena tak adanya baby Zia di rumah ini.
" apa Minggu depan kita bisa meresmikan pernikahan kita ?" tanya Rangga yang serasa tak butuh waktu lama untuk bisa mengesahkan pernikahan nya dengan Acha meski pernikahan nya dengan Gea belum di putuskan secara hukum.
" apapun yang mas putuskan Acha setuju " ucap Acha yang membuat Rangga tersenyum penuh arti hingga membuat Acha curiga akan arti senyuman Rangga saat ini.
" kenapa mas tersenyum seperti itu ?" tanya Acha curiga.
Tapi belum juga Rangga menjawab pertanyaan Acha, dering ponsel menghentikan Rangga menjawab pertanyaan Acha.
" siapa ?" tanya Acha sambil melihat ke arah Rangga yang sepertinya ragu untuk mengangkat sambungan teleponnya.
" Gea " jawab jujur Rangga sambil memperlihatkan layar handphone miliknya.
" angkat, mungkin penting " ucap Acha yang terlihat santai seolah tak ada cemburu di dalam hatinya saat mantan istri dari suaminya menghubunginya.
" apa kamu tak cemburu jika aku berbicara dengan Gea ?" tanya Rangga yang ingin melihat rasa cemburu di wajah Acha untuk dirinya.
" tidak semuanya harus di cemburui dengan buta, jadi angkat agar mas tau kenapa Gea menghubungi mas saat ini "
✍️✍️✍️ apakah benar jika saat ini Gea di tolong oleh Rangga maka Gea sudah benar benar sadar dan tak akan mencoba merusak hubungan Rangga dan Acha ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
berharap acha bahagia dgn baby Zia