Terjebak Gairah Sang Mantan

“Tapi tunggu dulu ayah mau bicara dengan kamu, kita bicara di depan aja” ucap pak Nugraha, lalu berdiri dari duduknya dan langsung berjalan ke arah ruangan tamu, Arsen mengikuti ayahnya Naya dari belakang.

Naya dan Bu Fatma saling pandang terlihat kecemasan dari raut wajah kedua wanita itu, Hendrik dan Bryan juga saling pandang tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa.

“Bu , ayah mau bicara apa sama Arsen?” tanya Naya dengan wajah cemas

“Ibu juga nggak tahu Naya, tapi ibu percaya ayah hanya ingin bicara serius dengan Arsen” sahut ibu berusaha menenangkan Naya yang terlihat cemas, walaupun saat ini ibu Fatma juga cemas.

“mungkin ayah mau bicara masalah Naya dan Nolan, nggak apa apa Naya paling kalau ayah marah, Arsen benjol dikit lah, perkenalan dari ayah” seloroh Hendrik 

“Ha ha ha iya aku mendukung kalau ayah kasih salam perkenalan pada Arsen” sahut Bryan sambil tertawa.

“Jangan bercanda kak, Naya cemas saat ini, Arsen kan suka sembarangan kalau bicara, takutnya ayah emosi” ucap Naya

“Arsen kalau di ajak serius dia akan lebih serius Naya, sama kamu aja kelakuan nya agak nyeleneh begitu, berantem sama kamu seperti nya menjadi hobby baru bagi Arsen” jelas Bryan

“Iya Naya, pada dasarnya Arsen itu, angkuh dan dingin dia jarang bicara, hanya sama kamu Arsen jadi cerewet kayak gini” imbuh Hendrik

“Arsen tuh nyebelin tau kak, nggak mau kalah mau nya maksa, kayak pindah kesini, ngancam nya aneh aneh bikin jengkel” jelas Naya

“Hanya sama kamu Arsen kayak gitu, kalau sama ayah kayaknya dia nyaman berdebat  dengan ayah, aku yakin kedepannya Arsen dan ayah akan terus jadi musuh bebuyutan, kayaknya seru juga lihat Arsen berdebat dengan ayah” pernah Bryan.

“Kok nggak kedengaran mereka bicara ya, apa kita intip kesana yuk” ajak Naya

“Jangan Naya, nggak akan terjadi apa apa” ucap Hendrik dan merekapun kembali diam sibuk dengan pikirannya masing masing.

Arsen dan ayah yang duduk berhadapan di ruang tamu, terlihat wajah serius pak Nugraha dia menatap tajam pada Arsen.

“Ayah nggak tahu maksud kamu apa Arsen, dengan menyuruh Naya dan kami tinggal di rumah ini, ayah tahu rumah ini pasti mahal Arsen” ucap pak Nugraha 

“Sebelumnya Arsen minta maaf sama ayah dan ibu, telah membuat keluarga ayah menanggung semua ini, saat kejadian itu Arsen sudah bicara sama Naya dan memberikan kartu nama dan nomor handphone arsen, kalau terjadi hal seperti ini, Arsen meminta Naya menghubungi Arsen”

“Tapi Naya nggak pernah menghubungi Arsen, saat itu Arsen berpikir keadaan Naya nggak mengkhawatirkan, maafkan Arsen yah, harusnya Arsen sebagai seorang laki laki yang mencari tahu keadaan Naya”

“Saat itu Arsen hanya memberi uang untuk Naya, kalau terjadi hal kayak gini Naya nggak terlalu pusing memikirkan biaya hidup, Arsen paham kenapa Naya nggak mau menghubungi Arsen”

“Sekali lagi Arsen minta maaf, soal kepindahan Naya ke rumah ini, Arsen ingin Naya dan Nolan mendapatkan kehidupan yang baik, dan rumah ini juga sudah atas nama Naya, jadi ayah jangan khawatir soal ini, nggak ada yang bisa mengusir Naya dan Nolan dari rumah ini”

“Nanti Arsen juga akan membeli mobil untuk Naya dan Arsen, jangan di tolak ayah, Arsen hanya ingin menebus semua kesalahan selama ini, Arsen ingin bertanggung jawab pada Naya dan Nolan” jelas Arsen

“Apa kamu sudah bicara dengan Naya mengenai hal ini Arsen?” tanya ayah

“sudah ayah” sahut Arsen dengan lesu

“terus Naya bilang apa?” tanya ayah penasaran 

“Naya malah ajak Arsen berdebat ayah, Arsen sampai pusing menghadapi sikap keras kepala Naya, untuk saat ini hanya ini yang bisa Arsen lakukan, soalnya kalau Arsen terus memaksa Naya, nantinya malah kabur membawa Nolan, Arsen nggak mau hal itu terjadi Yah” jelas Arsen

“Kalau kamu tahu Naya sampai sekarang masih trauma jika berhadapan dengan laki laki yang beru ketemu dengannya, apalagi kalau laki laki itu memperlihatkan rasa suka pada Naya” 

“Jujur ayah sangat marah saat tahu kehamilan Naya saat itu, tapi kami juga sadar diri, kamu dari keluarga mana Arsen, kalaupun kami meminta tanggung jawab pada kamu pasti keluarga kamu akan menolaknya”

“Yang ada nanti kami dapat masalah baru jika meminta pertanggung jawaban dari kamu, apalagi kamu hanya sekali bertemu dengan Naya, kamu paham kan apa yang ayah katakan” tanya pak Nugraha

“Arsen paham apa yang Naya pikirkan saat itu, Arsen yang salah” sahut Arsen

“ayah hanya menyesali kenapa Naya pergi bersama temannya itu, Naya saat itu ayah larang untuk pergi liburan ke daerah puncak sana, tapi Naya bersikeras ikut dengan temannya”

“coba kalau Naya mendengarkan nasehat ayah, pasti semua ini nggak akan pernah terjadi, ya sudahlah semua sudah terjadi, semoga kalian bisa memperbaiki diri ke depannya” jelas ayah.

“Iya ayah…” sahut Arsen

“Terima kasih telah mau menerima Naya dan Nolan dalam hidup kamu Arsen, mengenai rumah ini jujur ayah nggak enak dengan kamu, tapi ayah tahu maksud baik kamu untuk Nolan” ucap pak Nugraha

“Terima kasih juga ayah mengerti dengan keinginan Arsen ini, Arsen akan semakin bersalah kalau Nolan tidak mendapatkan fasilitas yang baik dari Arsen, saat ini hanya ini yang bisa Arsen lakukan bentuk dari tanggung jawab Arsen”

“mudah mudahan Naya kedepannya hatinya terbuka dan mau memaafkan dan menerima cinta Arsen” ucap Arsen

“Ayah rasa kalau memaafkan pasti Naya sudah memaafkan semuanya Arsen, sekarang Naya hanya nggak mau menambah masalah baru lagi dengan kamu dan keluarga kamu Arsen, kamu mengerti kan?” jelas pak Nugraha 

“Arsen mengerti Yah, tapi Arsen akan memperjuangkan Naya dan Nolan, kalau orang tua Arsen tidak merestui hubungan Arsen dan Naya, Arsen nggak peduli, ada nolan yang harus Arsen prioritas kan” ucap Arsen.

“Ayah nggak ikut kalau masalah perasaan kamu dan Naya, kalian selesaikan berdua, yang akan menjalani semuanya kamu dan Naya, kalau masalah Nolan kalian berdua bisa merawatnya berdua” ucap pak Nugraha 

“tapi Arsen harus menikah sama naya Yah” balas Arsen

“Ya itu urusan kamu Arsen, ayah nggak ikut campur masalah hati kalian berdua” tegas ayah

“Ayah harus bantu Arsen dong yah, Naya sangat keras kepala Arsen pusing” jelas Arsen

“Nggak ah malas bantu kamu, ayah masih kesal sama kamu, usaha sendiri aja” balas pak Nugraha 

“Kok gitu sih, nggak kasihan sama calon mantunya” sahut Arsen

“Calon mantu ayah ada dua, kamu dan Bryan..tadimkan Bryan juga ingin melamar Naya” ucap pak Nugraha 

“Nggak bisa begitu dong, ayah jangan kayak gitu kan Arsen papanya Nolan, kok masih cari calon menantu yang lain, udah jelas jelas Arsen melamar Naya tadi” protes Arsen

“Bukannya kamu tadi melamar ayah ya” balas pak Nugraha 

“Nggak begitu ayah, Arsen melamar Naya pada ayah, bukan Arsen mau melamar ayah, kan nggak mungkin yah” sahut Arsen 

“Kamu bicara sama Naya aja, Ayah mau makan lapar..” ucap pak Nugraha lalu berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah ruang keluarga meninggalkan Arsen sendiri di ruang tamu.

“Ayah kok pergi ninggalin Arsen di depan sendiri, kan belum selesai bicaranya” panggil arsen sambil mengikuti ayah Naya dari belakang, 

Semua yang ada di ruang keluarga menatap ke arah Arsen dan ayah Naya yang masih terlihat berdebat.