Cassandra adalah seorang wanita yang tak punya keluarga kecuali adik kandungnya. Ia sangat menyayangi adiknya.
Suatu hari ia mengandung anak dari seorang CEO yang kaya raya. Namun ia memilih bungkam agar tak ada yang mengetahuinya. Padahal anak itu sangatlah penting bagi CEO.
Suatu hari keduanya tak sengaja bertemu dengan CEO. Anak itu menatap lekat kearah CEO namun dengan cepat Cassandra meraih putri semata wayangnya.
"Cassandra"...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riiya Mariiya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
capther 35
"hey... Tuan putri... Bangunlah..."
Grace membuka matanya perlahan. Tubuhnya begitu lemas, "tubuhku sangat lemas tuan Mattew. Kepalaku juga pusing. Tolong biarkan aku istirahat".
"aku menolongmu dari kejaran Deril. Dan itu tak gratis nona. Jika kau masih mau disini, baiklah akan ku beri tahu Deril", ancam Mattew.
Mattew pun keluar dari ruangan Grace dirawat. Ia tampak mengotak atik ponselnya dan menelepon seseorang.
Grace tak habis pikir, ternyata Mattew lebih bahaya dari Deril.
Saat ini jangankan bangun dari ranjang, membuka mata pun ia sangat susah.
Cekrek...
Mattew membuka pintu dan kembali kedalam melihat Grace.
"keberuntunganmu nona Gracia. Saat ini Deril sudah pulang ke Jakarta. Tapi jangan harap kau akan terus aman. Deril hanya sebentar disana, lalu dia kembali lagi kemari",
"ingat nona!! Itu bukan anak Deril. Jika sampai Deril tahu itu bukan anaknya, kau bisa di penjara", ucap Mattew dengan penuh ancaman.
Mattew memalingkan tubuhnya dan bergegas pergi. Namun Grace menahannya, "tunggu tuan Mattew!!"
Seketika Mattew menghentikan langkahnya, senyumnya sangat licik, "apa kau berubah pikiran?"
"kumohon tolong aku, ubah tes DNA itu. Maka aku akan patuh terhadapmu. Tapi untuk saat ini, aku benar benar tak bisa. Aku hampir saja keguguran tuan",
"baiklah... Istirahatlah disini. Aku akan pikirkan lagi. Menerima tawaranmu atau tidak. Ayo Jo, wanita ini sudah membuang buang waktuku", ucap Mattew.
Kini Grace bisa bernafas lega karena, sementara terbebas dari siksaan Mattew.
Kedepannya dia harus berpikir bagaimana bisa lolos dari kejaran Deril.
Dengan cara apapun pasti Deril tetap akan melakukan tes DNA itu.
"setidaknya aku bisa istirahat disini. aku benar benar tak ada tenaga saat ini", gumam Grace.
Grace memejamkan matanya kembali. Ia kembali beristirahat agar badannya pulih kembali.
......................
pagi ini Cassandra pergi ke sebuah acara pernikahan bersama bu Nina dan juga Naina.
Cassandra dan Naina sama sama memakai dress merah panjang dengan belahan setinggi lutut.
Keduanya sangat anggun, Naina dengan rambutnya yang digerai sedangkan Cassandra memilih untuk disanggul keatas.
"Cassandra, gimana dengan makanannya pasti non halal semua",
Cassandra melirik Naina, "lihatlah disana Naina, sudah tertulis halal. Berarti kita tak perlu takut".
Bu Nina berbalik badan, "gek, kalau kalian lapar di sebelah sana ya. Jangan sampai salah. Ibu mau jumpa saudara ibu dulu", pesan bu Nina.
Naina dan Cassandra berjalan dengan santainya sambil melihat kanan kiri. Hingga tak sengaja Cassandra menabrak seseorang.
"maaf... Maaf bli, saya tak sengaja", ucap Cassandra.
"oh, saya juga minta maaf kak, juga tak hati hati", jawab lelaki itu.
Lelaki itu menatap lekat Cassandra. "anda bukan asli orang sini?"
"bukan, saya asli Jakarta. Tapi pindah kesini sudah hampir tiga tahun. Saya tinggal di rumah bu Nina", jawab Cassandra.
Lelaki itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya, "perkenalkan, saya Leo. Saya juga dari Jakarta".
Keduanya kini menjabat tangan, tak lupa Cassandra juga mengenalkan Sahabatnya itu.
"saya Cassandra, dan ini sahabat saya Naina",
Mereka bertiga saling berkenalan dan berbincang satu sama lain.
Leo mencoba akrab kepada Cassandra dan Naina. Namun dirinya lebih mengagumi Cassandra karena wajahnya yang cantik alami.
Terlihat dari makeupnya yang tak terlalu tebal namun terlihat cantik bersinar.
Namun Cassandra bersikap biasa saja. Lain halnya dengan Naina, sepertinya dia sangat mengagumi sosok Leo.
"ya ampun ganteng banget sih, soft spoken juga", batin Naina.
Seorang anak kecil berlari menghampiri Cassandra, "bunda....", dan memeluk kakinya.
"sayang... Anak bunda lari lari sendiri, disana banyak temannya ya sayang," Cassandra mengangkat tubuh mungil Aleta.
"banyak.... Banget.." jawab Aleta.
Senyum kagum Leo kini berubah menjadi datar. Didalam hati ingin sekali bertanya namun, pikirnya sudah pasti wanita yang ada didepannya ini sudah bersuami.
"oh iya, emm... Leo, kenalkan ini Aleta, anak aku", ucap Cassandra.
"hai Aleta...." sapa Leo dengan senyum terpaksa.
"iya om... Bunda, mau pipis", rengek Aleta.
"Naina, aku mau antar Aleta ke toilet dulu ya", ucap Cassandra lalu berlalu pergi.
Kini Naina berdua dengan Leo, namun Leo hanya terdiam seribu bahasa sambil menundukkan kepalanya.
Naina mencoba membuka pembicaraan, "maaf Leo, tapi tadi aku kira kamu non muslim lo",
Leo tersenyum mendengar ucapan Naina, "banyak sih yang bilang gitu. Itu mungkin karena namaku gak diganti".
"hah? Maksudnya?" tanya Naina tak mengerti.
"jadi dulu aku memang non muslim. Bahkan aku aktif ibadah setiap minggu. Tapi karena banyak teman temanku muslim dan aku sedikit tau tentang muslim. Aku memperdalamnya, aku tertarik. Ahirnya aku mualaf", jawab Leo. Naina hanya mengangguk angguk.
"mungkin karena namaku Leonardo Gabriel, biasa dipanggil Leo jadi gak ada unsur nama muslimnya ya kan", imbuh Leo.
Entah kenapa obrolan mereka semakin lama semakin akrab dan membuat Naina semakin tertarik.
Ingin sebenarnya Naina meminta nomor teleponnya tapi dia malu.
"oh iya, Leo, kamu mungkin ada lowongan pekerjaan gitu?"
"kamu nyari kerja?" tanya Leo. Naina mengangguk.
"gini aja ini kartu namaku kamu simpan, nanti kalau kamu mau tanya tanya bisa hubungi aku. kalau pesan gak dibalas, bisa langsung telfon aja. Aku permisi dulu ya", jawab Leo.
Leo berlalu pergi meninggalkan Naina karena ada sebuah urusan.
"dikasih kartu namanya? Wah... Aji mumpung nih. Siapa tahu dia ngasih pekerjaan sama aku. Biar aku resign dari klub malam", pikir Naina.
......................
Beberapa hari sudah Grace dirawat di rumah sakit. Dan hari ini sudah diperbolehkan untuk pulang.
Ia berjalan sendiri pelan pelan menyusuri lorong. Sesampainya di pintu depan, Deril sudah berdiri disana.
"Deril..." gumam Grace.
"kenapa kaget? Jangan pulang dulu dong. Yo kita tes DNA dulu, biar nanti aku yang antar pulang", ucap Deril.
Grace memejamkan matanya, mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskannya.
"baiklah Deril, aku ikut denganmu saja. Tapi jika terbukti ini anak kamu, detik itu juga kamu harus umumkan tanggal pernikahan kita", pinta Grace.
"tak masalah... Aku juga sudah berkonsultasi dengan dokter tes itu bisa dilakukan meski janin masih dalam kandungan, sesuai prosedur. Jadi tak perlu khawatir",
Grace sangatlah gugup, namun ia harus tetap tenang agar Deril percaya jika dirinya tidak berbohong.
"apa aku akan benar benar berakhir dipenjara? Semoga Mattew menepati janjinya", batin Grace.
"tunggu disini, jangan coba coba lari", gertak Deril.
"bagaimana mau lari, tubuhku saja sangat lemah", gerutu Grace.
setelah Deril mendiskusikan dengan dokter, ia baru menanyakan tentang kondisi Grace.
Karena sedari tadi ia melihat Grace masih dengan kondisi agak lemah.
"bagaimana kondisimu?"
"aku sangatlah lemah saat ini Deril. Jika besok kau memintaku, barulah aku siap",
"tunggu! Siapa yang menculikmu. Dan apa kau dihajar sampai kau lemah seperti ini?"
"Deril... Aku memang dihajar oleh kawanan penculik itu. Aku juga tak tahu apa mau mereka", jawab Grace.
"lalu tuan Mattew?" tanya Deril dengan tatapan curiga.
"emm... Aku berhasil lari dari mereka. Dan tiba tiba saja setelah sadar aku dirumah sakit. Ternyata tuan Mattew yang menolongku",
Karena tak ingin semua terbongkar, Grace mengarang sebuah cerita yang jauh dari kenyataan.
...****************...