Mengandung benih kekasih sahabatnya sendiri, sungguh bukanlah hal yang pernah terbayangkan oleh Meisya. Akibat obat perangsang yang tanpa sengaja ia minum di acara party membuatnya terjebak melewatkan malam panas bersama Kenzo. Teman sekaligus kekasih dari sahabat baiknya.
Niat hati ingin melupakan kejadian malam panas bersama Kenzo, Meisya justru mendapatkan kenyataan pelik karena ia dinyatakan hamil tepat sebulan setelah kejadian malam kelam itu.
“Menikahlah denganku demi anak kita, setelah anak kita lahir, kita akan berpisah.” Kata Kenzo ingin bertanggung jawab.
Tak punya pilihan, Meisya menerima tawaran Kenzo. Dengan syarat menutupi pernikahan mereka dari Bianca karena Meisya tidak ingin menyakiti hati Bianca bila dia mengetahuinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MBKS 30 - Kegelisahan Kenzo
Kenzo menatap foto hasil USG bayinya dengan mata berkaca-kaca. Dia sangat terharu melihat bentuk bayinya meski masih berukuran sangat kecil. Melihat sikap Kenzo yang cukup berlebihan menatap hasil USG, membuat Meisya jadi bertanya-tanya.
“Apa kamu begitu sangat menyayangi bayi yang aku kandung sekarang?” Tanya Meisya. Rasanya dia tidak bisa hanya bertanya-tanya di dalam hati saja.
Pandangan Kenzo yang tadinya fokus pada foto USG beralih pada Meisya. “Pertanyaan macam apa itu?” Tanyanya.
Dahi Meisya mengkerut. Meisya belum dapat mengartikan maksud perkataan Kenzo barusana.
“Bagaimana bisa kamu bertanya seperti itu kepadaku? Padahal seharusnya kamu tahu, kalau aku sangat menyayanginya. Karena bagaimana pun juga asal mula dia hadir di dalam kandunganmu, dia tetaplah anakku. Orang tua mana yang tidak sayang pada anaknya sendiri?”
Meisya terharu mendengar jawaban Kenzo. Pria itu terlihat sekali begitu sangat menyayangi anak mereka. Meisya merasa senang karena anaknya bisa mendapatkan kasih sayang yang cukup besar dari ayahnya. Karena tadinya Meisya berpikir kalau Kenzo tidak bisa sesayang itu pada anak mereka.
“Aku harap kamu jangan mempertanyakan hal yang aneh-aneh seperti ini lagi. Aku sungguh gak mau menjawabnya lagi.” Tekan Kenzo.
Tak ingin berdebat, Meisya mengangguk saja mengiyakan perkataan Kenzo. Bila dilanjutkan pun pasti rasanya tidak akan menyenangkan karena pertanyaannya hanya memancing kekesalan Kenzo saja.
“Aku mana tahu kalau dia setulus itu sayang pada anak kami.” Gumam Meisya dalam hati.
Sebelum pulang ke apartemen, Kenzo membelikan beberapa buah dan cemilan sehat untuk Meisya lebih dulu. Dia tidak ingin Meisya kekurangan gizi untuk bayi mereka. Rasanya Kenzo ingin sekali memberikan yang terbaik untuk anak mereka meski masih berada di dalam kandungan Meisya.
“Anak mama, mama berharap kamu nanti jangan bersedih ya karena setelah kamu lahir nanti, mungkin papa kamu gak bisa seperhatian ini lagi sama kamu. Karena mama dan papa akan berpisah dan kami harus menjaga jarak agar tak ada yang tersakiti nantinya.” Meisya mengingatkan janinnya dulu sebelum waktu perpisahannya dan Kenzo tiba.
Mobil milik Kenzo kembali melaju setelah selesai membeli apa yang dia inginkan. Di sisa perjalanan menuju apartemen, Kenzo terus bertanya pada Meisya mengenai hasil pemeriksaan bayi mereka.
“Kapan jenis kelamin anak kita bisa terlihat, ya. Rasanya aku udah gak sabar menanti saat itu tiba. Karena aku ingin tahu apa bayi kita nanti lahir besar dan gagah seperti ayahnya, atau kecil mungil seperti ibunya!”
Meisya melotot mendengar perkataan Kenzo. “Sembarangan bicara. Enak sekali kamu bilang aku kecil. Udah berapa kali sejak tadi kamu bilang aku kecil!” Gerutu Meisya.
Kenzo tersenyum jenaka. “Kan kamu memang kecil. Kok gak mengakui begitu? Toh sejak audisi dulu kamu udah terkenal dengan tubuh mungil kamu ini.” Kelakar Kenzo.
Meisya sebal sekali mendengarnya. Bibirnya pun mengerucut menatap wajah Kenzo. Rasanya Meisya ingin sekali mengomeli pria itu.
“Meski kecil, tapi kamu wanita yang sangat baik dan memiliki hati yang sangat tulus seluas samudra. Jadi, kebaikan yang kamu miliki bisa menutupi kekecilan tubuh kamu.” Kata Kenzo kemudian.
“Maksud? Kamu barusan menghina aku atau memuji aku sih?!” Tak ada habisnya rasanya Kenzo menguji kesabarannya.
Kenzo tertawa melihat wajah Meisya yang tengah kesal padanya. “aku gak ada menghina kamu kok. Barusan aku memuji kebaikan ibu dari anakku yang memang sangat baik dan tulus pada siapa saja. Anakku nanti pasti bangga banget bisa punya ibu kayak kamu. Aku juga bangga karena bisa punya anak dari wanita seperti kamu.”
Deg
Kali ini Meisya terdiam mendengar perkataan Kenzo yang terdengar sangat tulus dan berhasil membuatnya salah tingkah.
Sudah tak ada lagi suara yang keluar dari mulut Meisya. Pujian Kenzo barusan berhasil membuatnya jadi bungkam dan tidak ingin mengomel lagi.
Kenzo pun memilih tak mengajak Meisya berbicara. Dia fokus pada kemudi hingga akhirnya mobil sudah tiba di depan apartemen Meisya.
“Aku masuk sendiri aja. Kamu kan ada kegiatan sama Bianca setelah ini. Jadi lebih baik kamu langsung pergi aja.” Kata Meisya.
Kenzo menatap wajah Meisya dengan tatapan tak enak hati. Sebenarnya dia masih ingin berada dekat dengan Meisya. Tapi dia juga tak bisa mengabaikan pekerjaanya dengan Bianca.
“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Tapi aku janji akan segera kembali setelah pekerjaanku dengan Bianca selesai.” Kata Kenzo.
Meisya mengangguk. Dia segera keluar dari dalam mobil milik Kenzo. Tak lama kemudian, mobil milik Kenzo sudah melaju pergi meninggalkan gedung apartemen.
“Kenapa rasanya aku tak bisa jauh-jauh dari Meisya. Selalu ingin di dekatnya dan menjaga anak kami yang masih berada di perutnya bersama-sama.” Kenzo merasa semenjak dia mengetahui ada benihnya di rahim Meisya, dia tidak ingin jauh dari Meisya dan memiliki ikatan dengan Meisya. Sangking tak bisa jauh dari Meisya, Kenzo selalu saja teringat dengan wanita itu dimana pun dia berada. Termasuk saat bersama dengan Bianca.
“Aku benar-benar gak bisa melupakan Meisya dari benakku.” Gumam Kenzo. Baru sebentar saja bertemu dengan Meisya, Kenzo rasanya ingin bertemu lagi saja dengan Meisya.
“Meisya, kamu harus baik-baik saja dimanapun kamu berada. Aku gak mau kamu dan anak kita sampai kenapa-napa.” Kenzo selalu mendoakan yang terbaik untuk wanita yang sedang mengandung anaknya itu.
Setibanya di sebuah gedung yang menjadi tempat acara pertemuannya dengan Bianca, Kenzo melihat Bianca sudah berada di lobby menunggu kedatangannya.
“Sayang, maafin aku gak bisa jemput kamu tadi, ya.” Kata Kenzo. Sebenarnya dia merasa tidak enak hati membiarkan Bianca sendirian pergi tanpa dijemput oleh dirinya seperti biasanya. Tapi Kenzo jauh lebih merasa tidak enak hati bila membiarkan Meisya pergi kontrol kandungan seorang diri.
“Gak masalah, Sayang. Cuma aku penasaran aja sama kamu. Memangnya kamu itu sibuk apa?” Tanya Bianca. Dia sudah mulai merasa ada yang berbeda dengan kekasihnya itu.
“Emh ya, aku tadi sibuk telefon manejer aku, Sayang. Juga sibuk membeli kebutuhan di apart yang udah habis.”
Bianca terdiam. Kali ini dia merasa jika jawaban Kenzo sama sekali tidak masuk akal. Karena selalu saja berbicara dengan manejernya yang menjadi alasan. Dan sekarang, alasan Kenzo yang membawa kebutuhan di apartemen juga menjadi alasan.
“Ya udah, ayo naik ke atas. Mas Andi pasti udah nungguin kita buat podcast.” Ajak Kenzo. Dia tidak ingin membiarkan Bianca berpikir terlalu lama.
Bianca mengiyakannya. Dia sudah melangkah bersama Kenzo menuju lantai lima dimana acara podcast mereka akan berlangsung di sana.
Saat podcast sudah dimulai dan percakapan sudah masuk ke dalam pembahasan masalah pribadi, Kenzo dibuat bingung harus menjawab apa di saat ditanya mengenai hubungannya dengan Bianca.
“Jadi, apa kalian berdua sudah berencana untuk menikah seperti berita yang beredar di luar sana?” Kata Mas Andi seraya tersenyum.
Bianca ikut tersenyum. Sementara Kenzo hanya diam saja menatap Bianca. Membiarkan Bianca menjawab dan berharap jawaban Bianca sesuai kesepakatan mereka.
“Ya, dalam waktu dekat ini kami akan menikah.” Balas Bianca. Jika Mas Andi dibuat senang mendengar jawaban Bianca, Kenzo justru sebaliknya. Pria itu merasa kaget dan tidak terima Bianca mengakui kemajuan hubungan mereka sudah berada di tahap itu.
“Wah, pasti sebentar lagi rencana pernikahan kalian bakalan viral di media nih!” Kata Mas Andi. Jika Bianca sudah mau berkata jujur seperti itu, Mas Andi berpikir jika Bianca sudah siap perkembangan hubungannya dan Kenzo dipublish di media.
Bianca mengangguk tanpa beban. Sementara Kenzo, hanya diam dengan isi kepala yang penuh beban saat ini.
“Kenapa Bianca bilang gitu sih. Gimana kalau Meisya menonton podcast ini nantinya?”
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
tambah seru
Bianca mendapati Kenzo sedang bersama Meisya.