cerita ini hanya fiktif belaka...mohon ma'af apabila ada kesamaan nama,tempat dan latar belakang.
cerita sederhana tentang dua insan yang disatukan oleh takdir...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NAMIFA_88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30.serba pertama
Setelah menikah,segala sesuatunya akan menjadi serba pertama kali,apalagi bagi ustadz Azzam dan Senja yang tidak pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis,dalam artian ya...kalian pasti tau.
termasuk dalam urusan tidur,mereka yang terbiasa sendiri,secara tiba -tiba harus seruangan dengan orang asing dan lawan jenis.
membayangkan akan terus berlanjut sampai nanti,kecanggungan yang sempat mencair kini memadat kembali.baik ustadz Azzam atau Senja,tapi mereka sama -sama berusaha terlihat biasa dan tenang,padahal jantung terasa mau copot dari tempatnya,saking cepatnya berdetak.
"mas mau mandi sekarang?"tanya Senja,memecahkan keheningan.
sekarang mereka berada di kamar utama rumah ustadz Azzam,ya...rumah ustadz Azzam,pria itu sudah memiliki rumah sendiri jauh sebelum menikah,tapi dia biarkan kosong,paling sesekali dia bermalam disana,dia lebih memilih tinggal bersama kedua orang tuanya.
setelah menikah,dia langsung memboyong istrinya ke sana,bukan serta merta langsung dia bawa,sebelumnya dia sudah berdiskusi meminta pendapat,tentang mereka akan tinggal di mana,di rumah abi Ahmad atau di rumah papa Brian atau di rumahnya dan secara otomatis menjadi rumah mereka,dan Senja lebih memilih tinggal di rumah sendiri,karena itu salah satu keinginannya,kalau menikah ingin berpisah dari orang tua,baik orang tua kandung ataupun mertua.
"kamu duluan aja"
"nggak,aku mau hapus riasan dulu,kalau mas mau mandi,mending duluan aja,takutnya aku lama"Senja duduk di depan meja rias,sambil tangannya sibuk membersihkan riasan di wajahnya,seperti yang dia katakan,tanpa melihat ke arah lawan bicara.
"oke"akhirnya ustadz Azzam memutuskan mandi lebih dulu,tubuhnya juga terasa lengket,rasanya risih.
jangan di bayangkan akan ada adegan romantis plus malu -malu meong di antara mereka,takutnya nanti kecewa,karena meski mereka pengantin baru dan seperti sewajarnya,ada rasa canggung,gengsi keduanya jauh lebih besar,jadi daripada malu -malu,mereka lebih memilih pura -pura biasa dan bersikap sebiasa mungkin,walau sikap kaku plus kikuk nampak jelas.
...****************...
waktu terus bergulir tanpa bisa di hentikan,apalagi di ulang seperti angan mustahil sebagian orang,berharap bisa mengulang waktu dan memperbaiki perbuatan buruk di masa lalu.
tadi masih siang,tapi sekarang sudah malam,tugas matahari sudah di gantikan oleh sang rembulan yang bersinar amat terang malam ini.
Senja pamit ke luar rumah dengan alasan ingin mencari udara segar,padahal alasan sebenarnya adalah lebih meyakinkan diri,bahwa sejak tadi pagi,kehidupannya berubah termasuk statusnya,dulu anak perawan dan sekarang istri.
bukankah ini yang kamu inginkan?
"kamu bisa Senja..."monolognya.
sebelumnya dia sangat yakin dan siap untuk menikah,tapi sejak tadi pagi,hatinya tiba -tiba di hadapkan dengan rasa ragu yang menggebu -gebu,namun waktu itu sudah tidak memungkinkan lagi untuk mundur,yang bisa dia lakukan,terus -menerus berdoa agar keyakinan itu kembali melekat di hatinya.
Sang Pencipta sudah mengabulkan keinginanmu untuk menjadikan pria itu sebagai pendamping hidupmu.apa kamu tidak bersyukur?
"Senja..."
sebuah panggilan berhasil membuat Senja tersadar dari lamunannya,kemudian dia menoleh ke belakang,di sana...pria idamannya yang sekarang sudah menjadi suaminya berdiri,senyum indah pria itu mengenyahkan segala kegelisahan yang lagi -lagi hadir,"ada apa mas?"
"ayo makan,makan malam sudah siap"
"baik mas"dia membalik posisi badannya,dan menyeret langkahnya mendekat ke arah ustadz Azzam.
"ini beneran yang masak mas?"tanya Senja sekedar basa -basi,setelah memasukkan sesuap nasi beserta lauk dan sayur ke dalam mulutnya.
rasa lezat langsung menyapa lidahnya,perpaduan bumbu yang pas membuat cita rasa yang harmoni,benar -benar sempurna.
andai saja dia tidak melihat langsung ustadz Azzam berkutat di dapur,dia tidak akan percaya bahwa itu di masak oleh pria itu dan mungkin akan mengatakan beli atau di antari ibu mertuanya.
mendadak dia sendiri,dia yang perempuan tidak bisa masak,bahkan telor saja,tidak bisa,dan suami nya bisa masak seenak ini.
tidak tahu,apakah dia terlalu lebay?padahal ustadz Azzam hanya memasak menu sederhana,nasi plus ikan goreng dan sayur kuah bening.
jangan heran darimana dia punya alat dan bahan untuk memasak,padahal rumah itu di biarkan kosong,kosong yang di maksud adalah tidak di tinggali setiap waktu,bukan tidak ada apa -apa,semua perabot lengkap,untuk bahan,umi Sarah yang meminta seseorang mempersiapkannya,begitu tahu putra dan menantunya akan langsung tinggal di rumah sendiri.
"iya ada apa?apa rasanya nggak enak?kalau nggak enak,nggak usah dimakan,kita beli aja"ustadz Azzam tidak mengindahkan pertanyaan yang di lontarkan Senja,malah balik bertanya.
Senja menggelengkan kepala,"nggak,ini enak banget kok,aku suka"dia bukan tipe yang pilih -pilih makanan.
"alhamdulillah kalau enak"
"terima kasih mas'
"buat?"ustadz Azzam menghentikan suapannya,mengangkat pandangannya dan menatap ke arah Senja,keningnya berkerut,dia tidak merasa melakukan sesuatu yang jadi alasan dia mendapat ucapan terima kasih.
"iya...karena kamu udah masakin aku mas,harusnya aku yang masak"seperti yang dia lihat di keluarganya,mama Amelia yang memasak untuk papa dan dirinya,walau sesekali ikut membantu alias merusuh.
"kamu nggak perlu berterima,itu memang kewajibanku sebagai suami"
"tapi di rumah biasanya mama yang masak"
"itu berarti mama lagi ngebantu papa,dan mama akan mendapat imbalan berupa pahala"
"karena sesungguhnya pekerjaan rumah,termasuk salah satunya memasak kewajiban seorang suami"sambungnya.
"lalu apa kewajiban istri?"
"kewajiban istri pokoknya ada dua,menjaga dan taat,nanti aku jelasin,kita selesaikan makan terlebih dahulu"ujar ustadz Azzam,Senja mengangguk setuju.
...****************...
selesai makan malam,ustadz Azzam dan Senja bersantai sambil mengobrol,sebentar sebelum tidur malam.namun obrolan mereka bukan sekedar obrolan biasa,Senja meminta sang suami untuk menjelaskan tentang kewajiban pokok seorang istri seperti yang di janjikan.
"mas,tadi kamu bilang mau jelasin soal kewajiban pokok istri pada suami"
"iya,jadi kewajiban yang pertama taat,istri wajib mentaati suami dalam segala aspek,selagi hal itu tidak menyalahi syariat yang di tetapkan Allah"
"apa istri tidak boleh menolak sedikitpun?"sela Senja,jujur dia tidak terima begitu saja sekaligus penasaran
"iya,kalau ingin menolak harus ada alasan yang masuk akal,dan suami yang baik pasti mengerti dan tidak akan memaksakan kehendaknya"
"karena inti dari pernikahan itu adalah saling,bukan paling,saling mengerti,saling membantu dan saling yang lainnya dalam konteks kebaikan"
"paham?"
"paham mas,terima kasih ilmunya"
"sama -sama,itu juga salah satu kewajiban aku,ngasih nafkah batin"
bantu like,comment dan subscribe....