Ganti Cover dari NT yah
Mencintai dengan sepenuh hati ternyata belum tentu membawa kebahagiaan bagi Alia Valerie Putri, gadis yang kurang beruntung dalam hubungan keluarga dan ternyata tak beruntung juga dalam urusan cinta.
Setahun berusaha menjadi kekasih terbaik bagi Devan Bachtiar, berharap mendapatkan kisah romansa bak film Drama Korea, justru berujung duka.
Hubungan penuh tipu daya yang dilakukan Devan, membuat luka di dalam hati Alia. Hingga takdir membawanya bertemu dengan Sam Kawter Bachtiar yang semakin membuat hidupnya porak poranda.
Siapa sebenarnya Sam Kawter Bachtiar? Lalu bagaimana kelanjutan hubungan Alia bersama Devan Bachtiar? Akankah Devan menyesali perbuatannya?
Akankah masih ada kesempatan baginya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa saja yang telah Kamu Lewati?
Rasanya ingin marah, tapi melihat dirinya yang begitu lemah justru membuat aku malah ingin melindunginya dari kemarahan ku sendiri.
Sejenak Sam memejamkan matanya, mengeratkan rahangnya menahan gejolak di dalam hati yang datang tanpa dapat dikendalikan. Lalu Sam pun melepaskan cengkraman tangannya pada Alia.
"Pergilah.." tutur Sam dengan suara yang sudah terdengar lembut.
Alia tersentak. Ia menatap Sam sejenak, masih tak mengerti, sebenarnya ada apa dengan Sam?
"Pergilah Alia, jangan membuatku berubah pikiran."
Alia sesenggukan, ia pun mengusap airmata nya yang masih berjatuhan.
"Te—terima..."
"Alia, jika aku berubah pikiran maka kau tidak akan selamat dariku malam ini," tutur Sam lagi dengan penuh penekanan.
Sam benar-benar mencoba meredam segala emosi dan juga gairah dirinya yang tiba-tiba muncul di hadapan Alia. Melihat wanita itu begitu menyedihkan, membuat Sam tak ingin memaksakan kehendaknya.
Alia pun tak meneruskan ucapannya lagi. Ia segera meninggalkan Sam yang sedang berdiri di dekat bathtub itu. Namun saat Alia baru tiba di pintu, Sam pun memanggilnya lagi.
"Alia.."
Alia menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Sam yang masih terlihat membelakanginya.
"Setelah keluar dari sini kau harus langsung tidur Alia. Jika sampai aku selesai mandi dan mendapatimu masih membuka mata, maka aku akan memaksamu untuk melayaniku malam ini, kau dengar?"
"I—iya Tuan," sahut Alia langsung pergi dan menutup pintunya.
Sam pun mengusap wajahnya kasar.
"Arrgghh sial! Perasaan apa ini? Seolah seluruh darahku terbakar dan panas! Melihatnya diam saja ditindas John membuatku marah, mendengarnya mengatakan menjadi pekerja ku, membuat emosiku semakin naik!"
"Tapi..."
"Melihat airmata dan betapa lemahnya dia, membuatku tak mampu meluapkan segala amarahku."
Sam pun tersenyum miring. Dalam hati, ia menertawakan kebodohannya.
Bahkan melihat pakaiannya basah pun membuat darahku mengalir dengan panas! Lagi-lagi aku tak mampu menahan diriku untuk tidak menyentuhnya.
Akan sangat berbahaya jika dia terus berada di dekatku!
"Arrgghhh!!! Gadis menyebalkan! Kau membuatku gila!!"
...----------------...
Satu jam kemudian, Sam telah selesai melakukan ritual mandinya. Lagi-lagi ia harus menuntaskan hasratnya seorang diri. Mengapa ia tidak membayar wanita cantik saja untuk membantunya?
Sam pun tak mengerti. Setiap kali hasratnya muncul karena Alia, dia mendadak tak berminat pada yang lain. Dan itu cukup membuat Sam kewalahan.
Sam tersenyum kecut kala mendapati Alia benar-benar sudah terlelap dalam tidurnya. Gadis itu berbaring dengan memeluk guling. Tubuhnya ditutupi selimut tebal dan hanya terlihat bagian leher hingga kepala saja.
"Dia benar-benar tidur," gumam Sam.
"Apa dia sangat tidak ingin melayani aku? Sehingga begitu aku mengancamnya dia langsung memilih tidur dan benar-benar tidak menungguku?"
Sam pun berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepi ranjangnya. Pria itu memperhatikan gadis yang berada dalam tawanannya itu. Wajahnya terlihat begitu polos, tapi justru memancarkan kecantikan yang alami.
Semakin lama memperhatikan, entah mengapa Sam merasa dibalik wajah polos itu, Alia menyembunyikan banyak kesedihan.
Sam jadi mengingat saat ia menawari paman dan bibinya sejumlah uang yang besar hanya untuk ditukar dengan Alia. Kala itu paman dan bibinya, Asni dan Haris langsung menyetujui itu tanpa berpikir lagi.
Sam pun tersenyum tipis.
Apa mereka benar-benar tidak menyayangi Alia, sehingga dengan mudahnya menukar Alia dengan uang?
Tanpa sengaja Sam pun membelai rambut Alia. Mengusapnya dengan lembut dan tenang, seolah ia tengah menidurkan seseorang yang sangat berarti.
Apa saja yang telah kamu lewati Alia? Mengapa kamu begitu pasrah kepada semua sikapku?
Mengapa kau terlihat begitu kasihan? Apakah ini caramu menggodaku, kelinci kecilku?
jangan bertempur dengan masa lalu karena terlalu berat