NovelToon NovelToon
Malam Yang Mengubah Takdir

Malam Yang Mengubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Kaya Raya
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Tyger

Anya bermimpi untuk memiliki kehidupan yang sederhana dan damai. Namun, yang ada hanyalah kesengsaraan dalam hidupnya. Gadis cantik ini harus bekerja keras setiap hari untuk menghidupi ibu dan dirinya sendiri. Hingga suatu malam, Anya secara tidak sengaja menghabiskan malam di kamar hotel mewah, dengan seorang pria tampan yang tidak dikenalnya! Malam itu mengubah seluruh hidupnya... Aiden menawarkan Anya sebuah pernikahan, untuk alasan yang tidak diketahui oleh gadis itu. Namun Aiden juga berjanji untuk mewujudkan impian Anya: kekayaan dan kehidupan yang damai. Akankah Anya hidup tenang dan bahagia seperti mimpinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Tyger, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 01 - Pertemuan Pertama

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, namun jalanan kota masih tampak ramai. Cahaya dari kendaraan yang lalu-lalang memenuhi jalanan, membuat langit malam seolah berkelip.

Aiden duduk di dekat jendela suite presidensialnya, mengamati hiruk-pikuk kota yang begitu kontras dengan sunyinya kamar tempat ia berada. Sesekali tangannya terangkat, menyisir rambut pendeknya yang masih basah.

Matanya terpaku pada pemandangan kota yang indah, namun keindahan itu justru membuat matanya perih dan pandangannya kabur.

Ia memejamkan mata, pikirannya kembali melayang ke hari itu—setahun yang lalu. Hari ketika takdir tidak hanya merenggut penglihatannya, tapi juga membuat kedua kakinya lumpuh. Hari itu telah mengubah seluruh hidupnya.

Tapi, apa sebenarnya makna dari takdir? Aiden tidak percaya pada takdir. Baginya, bukan takdir yang menentukan jalan hidupnya, tapi dirinya sendiri. Ia mampu melakukan hal yang dianggap mustahil, bahkan jika takdir tidak berpihak padanya.

Delapan bulan setelah kecelakaan itu, Aiden kembali bangkit. Ketekunannya menjalani fisioterapi intensif selama berbulan-bulan membuahkan hasil—kakinya mulai bisa bergerak lagi. Penglihatannya pun perlahan pulih, meskipun cahaya terang masih membuat matanya silau dan pandangannya belum sepenuhnya jelas.

Ia sedang tenggelam dalam kenangan masa lalunya ketika tiba-tiba sebuah suara membuyarkan lamunannya. Pintu kamar terbuka perlahan, dan dua pelayan masuk sambil menuntun seorang wanita. Wanita itu tampak sangat mabuk, hingga tidak sadar ketika kedua pelayan membaringkannya di tempat tidur Aiden.

Salah satu pelayan mengangkat jari telunjuk ke bibir, memberi isyarat agar rekannya tidak mengeluarkan suara sekecil apa pun. Aiden tersenyum melihat gerak-gerik mereka—mereka mengira dia buta dan tidak bisa melihat. Tapi senyumnya bukan senyum ramah, melainkan senyum dingin yang menyeramkan.

“Siapa di sana?” Aiden menggeram pelan.

Geraman itu membuat kedua pelayan terperanjat. Tanpa berpikir panjang, mereka langsung melarikan diri dari kamar.

Aiden marah. Rahangnya mengeras saat ia bangkit dari kursi dan berjalan ke arah wanita asing yang ditinggalkan di ranjangnya. Siapa yang berani masuk ke kamarnya tanpa izin?

Di bawah cahaya remang-remang kamar, Aiden bisa melihat wajah wanita itu yang kemerahan, bau anggur menyengat dari seluruh tubuhnya. Wanita itu terus menggeliat di atas ranjang, bibirnya terbuka sedikit, mengeluarkan erangan lembut.

Aiden mengerutkan kening melihatnya. Ia berbalik, berniat memanggil asistennya untuk segera menyingkirkan wanita tak dikenal itu. Namun saat ia hendak pergi, tiba-tiba wanita itu meraih tangannya.

“Tolong…” gumamnya lirih.

Baru saat itulah Aiden melihat wajah wanita itu dengan jelas. Matanya sedikit membelalak saat menyadari siapa sebenarnya wanita di hadapannya.

Ia langsung duduk di tepi ranjang dan mengulurkan tangan, mengelus wajah wanita itu dengan lembut. Namun bertolak belakang dengan sentuhannya yang halus, pertanyaan yang keluar dari mulutnya terdengar dingin dan menusuk.

“Anya. Siapa yang melakukan ini padamu?”

Sayangnya, Anya tidak menyadari apa pun. Ia bahkan tak mendengar pertanyaan Aiden. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya terasa terbakar dari dalam.

Anya hanya bisa merasakan tangan dingin menyentuh wajahnya, memberinya sedikit rasa nyaman. Seakan haus akan kehangatan, ia langsung memeluk Aiden, merebahkan tubuhnya pada pria itu.

Kepalanya jatuh lemas di bahu Aiden, sementara napas panasnya menyapu leher Aiden, membuat tubuh pria itu kaku seketika.

Seseorang jelas telah memberinya obat, lalu mengirimkannya ke sini untuk tujuan tertentu. Tapi siapa? Dan apa maksud sebenarnya?

Anya sudah tidak sanggup menahan efek obat yang melanda tubuhnya. Ia sulit bernapas, napasnya tersengal-sengal.

Aiden mengangkat dagunya perlahan, memaksa Anya menatap matanya. Rambut hitam panjang Anya tergerai, tapi tidak mengurangi pesonanya.

Tatapan mereka bertemu, seolah saling terjerat dan tak bisa lepas. Anya mengambil inisiatif, melingkarkan jarinya di leher Aiden, lalu mengecup bibir pria itu. Aiden terkejut, tak tahu harus berbuat apa.

Aroma tubuh Anya menyeruak ke indra penciumannya. Wangi yang lembut dan menggoda, membuat Aiden kehilangan kendali.

Tangannya meraih belakang kepala Anya, dan bibirnya yang semula diam kini mulai membalas ciuman Anya dengan lembut. Bagi Anya, bibir Aiden terasa dingin seperti permen mint, membuatnya tak sanggup melepaskan diri. Ia memiringkan kepala, mencari posisi paling nyaman.

Melihat sambutan hangat dari wanita di pelukannya, Aiden makin larut. Bibirnya menekan lebih dalam, tangan perlahan mendorong tubuh Anya hingga terbaring penuh di atas kasur. Napas mereka menyatu, menyelaraskan irama.

Anya merasakan tubuhnya makin panas. Ia menggeliat, berusaha membuka resleting gaunnya. Namun Aiden lebih dulu bertindak. Ia meraih pergelangan tangan Anya dan menahannya di atas kepala. Sementara tangan satunya menarik resleting gaun, membuka pakaian Anya secara perlahan.

Aiden mulai mencium bahu Anya, lalu turun ke leher. Ciumannya lembut, seperti kelopak bunga yang menyentuh kulit Anya, membuat desahan pelan lepas tanpa sadar dari mulutnya.

Desahan itu justru membakar hasrat Aiden. Ia mulai membelai tubuh Anya, menjelajahi setiap lekuknya. Wanita ini seperti candu baginya.

Suhu ruangan makin memanas, seiring keduanya tenggelam dalam gelombang gairah. Sepanjang malam, hanya terdengar erangan lembut dan napas berat memenuhi kamar itu.

1
Syifa Aini
kalo bisa updetnya 3 atau 4 x dalam sehari. 🥰
Syifa Aini
alur ceritanya menarik, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!