Perkenalan Mia dan Asril berawal dari sosmed dan tidak butuh waktu lama, mereka pun menikah tapi sayang pernikahan mereka hanya seumur jagung itu disebabkan oleh hadirnya Ida mantan istri dari Asril. yang sedang hamil dari laki laki lain namun laki laki itu tidak mau bertanggung jawab sehingga Ida menjebak Asril agar bisa menikah dengannya. apakah nantinya kebusukan Ida terbongkar? dan apakah Asril dan Mia bersatu kembali? yuk kita baca bersama sama kelanjutan cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur leli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbohong
Tara dan Andi sangat senang melihat ayah dan ibunya yang menjemput mereka.
Mereka mempercepat langkah kaki mereka agar lebih cepat sampai ke arah ibu dan ayahnya.
"ibu ...." Tara menyapa Mia dengan senyuman yang sumringah dan mencium punggung tangan Mia.
"iya sayang" sahut Mia langsung mengelus pucuk rambutnya Tara.
"anak anak ayo kita pulang, nanti saja lepas rindunya dengan ibu sewaktu sudah di rumah" ucap Asril dan ia mulai melangkahkan kakinya ke arah parkiran mobil.
Andi dan Tara langsung menggandeng tangan Mia. mereka merasakan bahagia yang sangat luar biasa karena sudah melihat ibu dan ayahnya bersatu lagi.
"ayah, Tara senang sekali karena ibu dan abang Andi sudah kembali lagi kerumah ini, makasih yah" ucap Tara penuh semangat.
"iya Tara, kan ayah sudah berjanji untuk membawa pulang bang Andi dan ibu." tutur Asril.
"oh iya, ayah dan ibu ada kabar gembira untuk kalian."
"apa itu yah?" tanya serentak Andi dan Tara dan tampak mereka menatap bergantian.
"sebentar lagi kalian akan punya adik." lanjut Asril lagi.
"apakah itu benar Bu?" tanya Andi penasaran.
"benar apa tidak Bu?" Tara pun ikut bertanya dengan hebohnya.
"emmm, iya" jawab Mia tak luput dengan tersenyum manis ke arah anak anaknya.
"langsung Tara dan Andi bersorak gembira dan berlompat lompat kegirangan setelah mendapatkan jawaban dari ibunya.
Disaat anak anak lagi bersenang senang mendengar berita baik itu, lain halnya dengan Asril yang lebih memilih duduk sedikit menjauh dari keluarga kecilnya.
Asril mulai sibuk dengan ponselnya, dia mengaktifkan ponselnya kembali dan terlihatlah beberapa panggilan dan pesan dari Ida yang dia abaikan tadi. Asril berpikir dia harus menemui Ida hari ini. dengan cepat dia menghampiri anak anaknya dan berkata.
"boleh ayah minta tolong kepada kalian?"
"apa itu ayah?" tanya Andi.
"ayah mau keluar ada urusan kerjaan tolong jagain ibu ya."
"siap ayah, kami akan menjaga ibu dengan baik" ucap Tara dengan semangat.
"kamu mau kemana mas? ini sudah sore lagi pula tadi kamu bilang ngak mau kemana mana" tanya Mia heran.
"mas mau ketemu sama seseorang ini mengenai kerjaan, dah baik baik di rumah ya. mas janji tidak pulang terlalu malam."
Setelah memastikan Mia percaya padanya, Asril berpamitan padanya tak lupa Asril memberikan satu kecupan singkat di dahi Mia.
Dengan cepat Asril masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Didalam mobil Asril terus menghubungi Ida namun tak ada jawaban. Asril mencoba menghubunginya lagi "tut ... tut ... tut" kali ini ida sudah menjawab panggilan telepon dari Asril.
Dalam pembicaraan mereka itu Asril meminta maaf pada Ida dan akan mengajaknya pergi ke mall untuk menebus kesalahannya yang sudah mengabaikan Ida.
Asril semakin menambah laju mobilnya agar cepat sampai di rumah Ida. begitu Asril tiba di rumah Ida, Asril melihat ibunya Ida yang sedang nonton tv dan ibunya Ida menanyakan kepastian untuk anaknya.
Asril berjanji akan datang dua hari lagi untuk melakukan hijab kabul tapi Asril memohon agar pernikahannya tidak diketahui oleh Mia dan kedua orangtunya.
Sebenarnya bu Emi tidak setuju dengan permintaan Asril. namun bu Emi tidak ada pilihan lagi karena bu Emi takut kalau Asril tidak mau menikahi anaknya sementara kalau ditunda tunda perut Ida semakin membesar dari pada bu Emi merasakan malu luar biasa lebih baik dia mengikuti kemauan Asril.
"kalau begitu Asril izin mau bawa Ida jalan jalan sebentar, Bu."
"baiklah, hati hati kalian" ucap bu Emi
Asril beranjak dari tempat duduknya dan langsung Ida bergelayut manja di lengan tangan Asril. mereka berjalan layaknya seperti sudah suami istri saja.
Sekitar lebih tiga puluh menit mereka sampai di kawasan mall yang terbilang sangat luas. keluar dari mobil Ida tetap saja memeluk lengan Asril dengan mesra begitu juga dengan Asril yang merangkul bahu Ida tak kalah mesranya.
"bukankah itu Asril?" ucap Lisa yang juga berada di mall tersebut.
Karena penasaran Lisa terus mengikuti mereka tak lupa Lisa merekam kegiatan mereka.
"dasar laki laki kurang ajar, bisa bisanya ini orang menipu sahabatku lagi" gerutu Lisa kesal.
Terlihat Asril memasuki salah satu toko tas dan Ida mulai memilih milih tas tersebut.
"sayang .... yang mana yang bagus?" Ida memperlihatkan dua tas model handbag ke arah Asril.
"emmm, dua duanya bagus" kekeh Asril.
"tuh kan, di tanya jawabnya begitu" seketika wajah Ida cemberut.
"ha ha ha, jangan gitu ah, jelek tahu wajahnya kalau cemberut gitu" ledek Asril.
"ya sudah kan dua duanya bagus, dua duanya saja kita beli, bereskan" lanjut Asril lagi.
"bener nih boleh beli dua duanya?" tanya Ida manja.
"boleh dong untuk kamu apa sih yang ngak?" Asril mengelus pucuk kepala Ida dan mendaratkan satu kecupan di dahinya.
"tapi ..... ini mahal harganya mas" Ida berbisik ke telinga Asril.
"ngak apa apa beli lah dua duanya" ucap Asril
"mbak, tolong saya beli dua duanya ya" ucap Asril ke salah satu pegawai toko tas itu.
"baik pak" sahut pegawai toko itu dan langsung bergegas membungkus dua tas tersebut.
"sayang ... makasih ya, kamu tahu aja apa kemauan aku" ucap manja Ida.
"iya tapi setelah ini tahukan apa yang aku mau" bisik Asril ditelinga Ida.
Ida hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Lisa yang sedari tadi mengikuti mereka penasaran dengan apa yang di bicarakan mereka, tapi Lisa tetap ingin mengikuti kemana mereka pergi lagi.
Selesai membeli tas, tampak mereka memasuki salah satu restoran ala jepang. Lisa masih terus mengikuti mereka, Lisa memilih duduk di belakang meja mereka yang berjarak dua meja dari mereka duduk. begitu mesra sekali mereka, sesekali Asril menyuapi Ida layaknya pengantin baru saja.
Lisa benar benar tidak terima Mia diselingkuhi lagi oleh Asril, sebab sewaktu dirumah Mia, Lisa mendengar kalau Asril sudah berjanji tidak akan berhubungan lagi dengan Ida, tapi nyatanya Asril masih tetap berhubungan dengan Ida.
Tidak sampai di situ saja, Lisa terus mengikuti mereka sampai ke sebuah hotel. Lisa bertanya ke resepsionis untuk mengetahui Asril memesan kamar nomor berapa.
"permisi mbak, boleh saya tahu laki laki dan wanita tadi pesan Kamar nomor berapa ya mbak?"
"oh maaf mbak, ini privasi jadi tidak boleh kalau saya asal memberi info ke orang lain."
Lisa mau tidak mau harus mengikuti peraturan hotel tersebut dan pergi dengan hati yang kesal karena dia tidak bisa menangkap basah Asril dan Ida yang berada di kamar hotel.
"untung saja aku punya rekaman video mereka tadi" ucapnya yang berlalu pergi dari hotel tersebut.
Lisa masih memikirkan bagaimana cara dia memberitahu Mia, sementara Mia pasti sudah percaya pada Asril, lagi pula Mia lagi hamil muda, Lisa takut akan membahayakan kandungannya.
Akhirnya Lisa lebih memilih untuk pulang dan menunda memberitahukan hal ini kepada Mia. dia akan mencari cara bagaimana cara yang tepat untuk memberitahu Lisa tentang ini.