NovelToon NovelToon
Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.


Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak bisa menolak

Mahira menatap langit malam melalui balkon kamar. Ia menghela nafas beratnya, siapa sebenarnya Arsa?, kenapa pria itu memberikan sopir pribadi untuknya. Dan malam kemarin, baku tembak itu, apa yang sebenarnya terjadi?. Ia memang tidak mengenal Arsa sebelumnya, pria itu menawarkan bantuan padanya.

"Apakah aku hubungi Bibi saja ya. Bibi kan sudah lama bekerja sebagaimana pelayan di rumah kedua orang tua Tuan Arsa," gumam Mahira menimbang keputusannya.

"Besok aku akan menghubungi Bibi," gumam Mahira. Jika sekarang ia menghubungi Bibinya takutnya ia ketahuan Arsa, sebentar lagi pria itu pasti kembali.

Mahira melipat kedua tangannya di depan dada, malam ini udara cukup dingin sehingga menusuk tulang. Tapi ia tetap masih betah disini dari pada didalam kamar tidak tahu mau ngapain.

"Dingin cukup menusuk tulang, tapi kamu betah berdiri disini mengenakan gaun tipis ini," ucap Arsa menyampirkan jasnya di pundak Mahira setelahnya ia berdiri di sebelah Mahira dengan kedua tangan dimasukan ke dalam saku celananya.

"Tuan?," gumam Mahira.

"Kau sengaja memancingku dengan gaun ini?," tanya Arsa sedikit menunduk menatap Mahira.

Mahira membola kan kedua matanya mendengar pertanyaan Arsa. Menggoda katanya?. Apakah pria ini lupa kalau semua pakaian tidur yang ada di lemari nya hanya ini saja. Entah dikemanakan piyama miliknya. Ia semakin kesal saja pada pria ini selain suka memaksakan kehendak, Arsa juga suka menuduhnya.

"Kenapa diam saja?," tanya Arsa yang sudah berdiri dibelakang Mahira. Pria ini suka sekali mengejutkannya.

"Hanya ada ini di lemari," jawab Mahira sedikit ketus.

"Benarkah?," tanya Arsa dengan kening berkerut. Tapi kemudian ia tersenyum penuh arti, ia memang sengaja menyingkirkan piyama Mahira yang dianggapnya kuno dan menggantinya dengan pakaian tidur sexy.

"Ayo masuk!," ucap Arsa menarik pergelangan tangan Mahira.

Mahira menyentak genggaman tangan Arsa, ia masih sangat kesal pada pria ini."Jangan menyentuhku Tuan," ucap Mahira dengan tatapan tajamnya pada Arsa.

Arsa menaikan sebelah alisnya keatas mendengar ucapan Mahira. Apa katanya, jangan menyentuhnya. Mana bisa ia tidak menyentuh Mahira."Why?," tanya Arsa yang tidak mengerti kenapa tiba-tiba Mahira bersikap seperti ini. Ia merasa tidak melakukan kesalahan apapun.

"Pikir saja sendiri," jawab Mahira melangkah masuk ke kamar. Namun baru beberapa langkah Arsa malah menarik pinggangnya dan memeluknya dari belakang.

"Lepaskan saya Tuan!," ucap Mahira dengan tegas.

Namun Arsa, pria yang selama ini begitu mendominasi tidak mendengarkan ucapan Mahira. Ia menurunkan jas miliknya yang ada di bahu Mahira lalu melabuhkan kecupan di bahu terbuka Mahira.

"Tuan..."

Arsa tidak mempedulikan ucapan Mahira. Ia ingin melihat sejauh mana Mahira tahan akan sentuhannya. Kecupan yang awalnya di bahu kini berpindah ke leher Mahira sementara tangannya melingkar di pinggang wanita itu menahan tubuh Mahira agar tidak melarikan diri darinya.

Sebuah desahan lolos dibibir Mahira membuat Arsa tersenyum penuh kemenangan. Lihatlah wanitanya ini yang katanya tidak ingin disentuh malah mendesah.

"Kamu tidak akan bisa tahan dengan sentuhanku," bisik Arsa di telinga Mahira. Ia membalikkan tubuh Mahira hingga kini ia dan Maharani saling berhadapan.

"Apa yang ada padamu adalah miliki ku. Jadi jangan melarang ku untuk tidak menyentuhmu," sambung Arsa mengusap pipi Mahira dengan punggung tangannya. Ia sangat suka ekspresi Mahira saat ini, membuatnya tidak tahan untuk segara mengeksekusinya. Sebenarnya malam ini ia tidak ingin menyentuh Mahira karena ia ingin memberikan waktu istirahat pada Mahira karena malam kemarin ia sudah menggempur Mahira hampir semalaman. Tapi setelah mendengar kata-kata Mahira tadi ia menjadi tertantang untuk menyentuh Mahira.

Arsa membawa tubuh Mahira ke sofa yang ada di balkon. Ia ingin merasakan bercinta di tempat terbuka seperti ini. Kini tubuh Mahira sudah berada dibawah kendalinya.

*

*

*

"Tuan, cukup!," ucap Mahira. Tubuhnya benar-benar lelah sekarang. Deru nafasnya memburuh setelah beberapa kali mendapatkan pelepasannya.

"Yakin,hum?. Katanya tidak mau disentuh?," goda Arsa menikmati ekspresi wajah Mahira. Ia mengusap peluh yang ada di kening Mahira.

"Iya. Saya tidak mau ketiduran seperti tadi pagi karena Tuan menggempur saya semalaman. Besok pagi saya ada meeting di perusahaan," jawab Mahira.

Arsa mengangguk kecil dan tidak mau lagi memaksakan kehendaknya. Ia melepaskan penyatuan mereka lalu menggendong tubuh polos Mahira kedalam kamar.

"Tidurlah!," ucap Arsa sembari menarik selimut untuk menutupi tubuh Mahira setelah itu ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah selesai Arsa keluar dari kamar mandi dan berpakaian. Ia menyulut rokoknya pelan lalu menghembuskan asapnya ke udara. Ia menatap Mahira yang tertidur lelap diatas ranjangnya. Wanita pertama yang naik keatas ranjangnya dan mungkin saja hatinya. Apapun yang terjadi ia tidak akan pernah melepaskan Mahira. Meski nantinya pernikahan ini dilarang oleh kedua orangtuanya. Ia akan mempertahankan Mahira disisinya.

Arsa menyugar rambut basahnya ke belakang. Ia teringat akan makan malam yang dibicarakan Daddynya. Ia yakin sekali makan malam ini bukan makan malam biasa. Mommynya pasti merencanakan sesuatu.

***

"Aku mungkin akan terlambat pulang malam ini, ada makan malam di rumah," ucap Arsa saat mereka sedang bersiap untuk berangkat kerja.

Mahira menoleh pada Arsa lalu mengangguk kecil. Ia kemungkinan juga akan pulang terlambat malam ini. Ada pertemuan dengan salah satu investor sore nanti.

"Tidak apa kan?," tanya Arsa.

Mahira mengulas senyumannya."Tidak apa-apa," jawab Mahira.

"Akan aku usahakan untuk pulang cepat," ucap Arsa. Ia tidak bisa menolak ajakan Mommy nya, hanya makan malam saja akan ia usahakan. Lagian sudah sangat jarang ia makan malam di kediaman orangtuanya.

"Kamu di antar Fara ya, aku ada urusan penting pagi ini," sambung Arsa memberikan dasinya pada Mahira meminta wanita itu untuk memasangkannya.

"Iya," jawab Mahira.

"Menunduk lah sedikit Tuan, anda itu terlalu tinggi," ucap Mahira meminta Arsa untuk sedikit menunduk. Memang Arsa memiliki tubuh yang cukup tinggi sementara ia hanya memiliki tubuh dengan tinggi 160cm saja.

Arsa merengkuh pinggang Mahira lalu melumat bibir wanita itu. Ia kesal Mahira menyebutnya anda, itu terlalu sangat formal baginya.

"Tuan, riasanku," ucap Mahira memukul lengan Arsa karena kesal Arsa malah merusak riasannya terutama lipstiknya setelah Arsa melepaskan pagutannya.

"Itu hukuman untuk mu karena menyebutku dengan sebutan anda," jawab Arsa mengusap bibir Mahira memperbaiki lipstik Mahira yang sedikit berantakan karena ulahnya.

Mahira tidak lagi protes daripada Arsa melakukan hal lebih dari ini padanya. Buktinya tadi malam, ia sudah berusaha menolak sentuhan pria ini tapi pas akhirnya ia takluk juga.

"Kamu tidak meminum pil KB mu?," tanya Arsa mengingatkan Mahira.

"Sudah tadi," jawab Mahira melepaskan pelukan Arsa di pinggangnya setelah menyelesaikan simpul dasi pria itu.

"Oh..."

Setelah Mahira memperbaiki polesan lipstiknya, ia keluar dari ruang ganti dikuti Arsa dari belakang. Pagi ini mereka akan berangkat masing-masing karena kesibukan mereka ditempat kerja.

Mahira benar benar disibukkan pagi-pagi sekali oleh Arsa. Pria itu tadi setelah mandi memintanya untuk mengganti perban di lengannya. Ia sudah menolak dan meminta Arsa langsung ke klinik saja tapi pria itu malah memaksanya.

"Hati-hati," ucap Arsa menutup kembali pintu mobil setelah Mahira masuk ke dalam mobil.

Mahira hanya mengangguk sembari tersenyum kecil lalu menatap lurus ke depan. Ia meminta Fara untuk segara menjalankan mobilnya.

...****************...

Insyaallah dua bab hari ini ya.

1
partini
kalau hamil dia ga mau ya urus sendiri aja, ku rasa dia dah ga bisa jauh darimu cuma gengsi orang nya
partini
terus ngapain aja selama itu
partini
masa di ikutin curut Arsa ga tau ga lucu secara dia tuh wow Banggt ,, ini Kunti minta di rajam
partini
👍👍👍👍👍
partini
biarpun mereka berdua saling sepakat,,tapi Terasa bukan suami istri macam cari pelampiasan sex
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
jangan lama" Thor kaya gini,biar rasanya cepat bucin pingin lihat mafia dingin bucin
Novi Zoviza: insyaallah dua bab kak hari ini. ditunggu saja
total 1 replies
partini
satu Minggu ,eheleh mana tahan dia
Umiie'ne Naza
blm mengerti, bukane arsa mencintai Mahira knp tiba " blm mencintai
Umiie'ne Naza
tor, novel orang tua nya arsa apa ya, kaya nya pernah baca tp lupa
partini
good 👍👍👍
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah mampir
total 1 replies
wo te
tdi pagi hrus nya kak🤭🤭
partini
maraton baca
Retno Harningsih
up
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
apa davino suka sama Queen ya,,tapi engga apa" si
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
lucky anaknya mars sama ana kan Thor,,?

klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi
Novi Zoviza: iya kak
total 1 replies
wo te
tatapan apa tangan kak ??
wo te
posisi ko jadi polisi kak 😁😁🙏🙏
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
asyik pling suka tentang mafia
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah setia menantikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!