Cinta adalah satu kata yang tidak pernah ada dalam hidup Ruby. Hati dan kehidupannya hanya ada rasa sakit, derita, amarah, kebencian dan dendam yang membara.
Sedangkan Kevin adalah satu nama yang tidak pernah masuk dalam daftar hidupnya.
Sayangnya kehadiran Kevin yang tanpa sengaja mampu menghidupkan rasa cinta dalam hati Ruby. Sekeras apapun Ruby menolak cinta itu, tapi hatinya berkata lain yang membuatnya semakin marah.
Cinta yang seharusnya indah namun membuat hidup Ruby semakin tersiksa. Ruby merasa telah mengkhianati Ibu dan prinsipnya untuk tidak akan jatuh cinta.
Akankah Ruby mengakui dan menerima cinta itu? Atau pergi dan menghilang membawa cinta yang semakin menyiksa hidupnnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
"Makasih, ya. Udah anterin aku," ucap Alika saat mobil yang dikendarai Kevin berhenti dihalaman rumahnya.
"Apaan sih, kayak sama siapa aja." sahut Kevin tersenyum. "Oh iya, thanks buat ucapannya tadi. Selamat juga buat kelulusan kamu," Kevin ingat jika dirinya belum mengucapkan terimakasih pada Alika.
Alika mengangguk pelan. "Kamu mau mampir?" tawar Alika, ia sangat ingin mengenalkan Kevin pada Peter dan Alia.
"Lain kali aja deh, aku ada janji sama mama papa, mau dinner," ucap Kevin. Meskipun kecewa, tapi Alika tetap senyum.
"Ya udah, aku turun." Alika membuka pintu mobil. "Salam buat Om dan Tante,"ucap Alika lalu turun dari mobil.
"Sampai jumpa, besok." ucap Kevin. Alika tersenyum melihat mobil Kevin mulai menjauh.
Kevin mengendarai mobil dengan satu tangan memijit pelipisnya, pria itu memikirkan hubungannya dengan Alika. "Kenapa gue jadi gini sih?" gumam Kevin. Pertama kalinya menjalani dua hubungan sekaligus, membuat Kevin sedikit bingung.
Apalagi, Kevin pikir hanya sebentar berpacaran sama Ruby, nyatanya sampai sekarang hubungan rahasia itu masih terjalin. Sedangkan bersama Alika, yang tadinya hanya untuk memanas-manasi Ruby, juga berjalan lancar. Di tambah sifat Alika yang baik dan pengertian, sangat susah mencari alasan untuk mengatakan putus.
"Oke, jalani aja apa adanya." kata Kevin pelan, tujuannya kali ini adalah rumah besar kediaman Buana.
Pukul 19.10 Kevin baru sampai rumah, kedatangan disambut pelukan hangat dari Devina dan Rian yang memang sudah menanti putra kebanggaan mereka.
"Buruan mandi, kita dinner di taman belakang." kata Devina menggandeng lengan Kevin.
"Kevin ke kamar dulu." ucap Kevin tersenyum, lalu naik ke lantai atas untuk membersihkan diri.
"Mama rasa waktu cepat berlalu," kata Devina menatap punggung Kevin yang kini sudah menghilang. "Kayaknya, baru kemarin Kevin masuk TK, hari ini udah lulus SMA aja." Rian tersenyum dan memeluk istrinya dari belakang.
"Kalau Kevin udah gak mau di peluk dan di manja-manja, masih ada aku yang selalu ingin di peluk dan di manjain kamu." bisik Rian sambil mengecup pipi Devina.
"Papa gak nyambung, ih!" Devina mencubit lengan Rian yang melingkar di pinggangnya.
"Sayang, kok aku di cubit." rengek Rian manja.
"Dah lah, Mama mau kebelakang." wanita itu pergi kebelakang, memeriksa hidangan yang menjadi menu makan malam mereka.
...
Kevin menikmati puding buatan Devina sebagai makanan penutup. Malam ini, Kevin hanya akan berdiam diri dirumah, sebab besok Kevin akan sibuk mempersiapkan kepindahan nya ke apartemen. Dan selanjutnya, Kevin akan jarang berada dirumah, karena Kevin benar-benar sudah punya dunia dan kesibukan sendiri.
"Jadi, kamu yakin masuk Lumina University?" tanya Rian. Sebenarnya ia ingin jika putranya melanjutkan study ke luar negeri, akan tetapi Kevin mengatakan jika di dalam negeri juga banyak kampus yang bagus.
"Hemm," sahut Kevin hanya berdehem.
"Kamu jadi pindah ke apartemen?" tanya Devina. Kevin berhenti mengunyah dan menatap wanita cantik yang telah melahirkannya itu.
"Besok Kevin mulai pindahan," kata Kevin. "Kita sudah membahas ini, bukan?" Kevin menatap Devina dan Rian bergantian.
Rian menggenggam tangan Devina dan mengangguk pelan. "Kevin hanya pindah ke apartemen, bukan pindah ke bulan." kata Rian serius. Namun Devina malah mencubitnya.
"Papa ini dari tadi ngomongnya gak nyambung! Emangnya semudah itu pergi ke bulan," sungut Devina. Kevin terkekeh mendengar itu, Rian sangat suka menggoda istrinya yang sedikit loading, hingga menimbulkan perdebatan kecil.
Setelah selesai makan malam, Kevin kembali ke kamarnya, pria itu mengambil ponselnya dan mencari nama kekasih rahasianya.
'My Bee🐝'
Adalah nama yang Kevin berikan.
📨
'Bee, lagi apa?'
Kevin mengirimkan pesan, meskipun belum tentu mendapatkan balasan dari Ruby.
'Besok, kamu datang kan?'
Lagi, Kevin kembali mengirim pesan. Kevin terus memandangi benda pipih itu, Kevin tahu Ruby sudah membaca pesannya, tapi sepertinya Ruby tidak ingin membalas pesan itu seperti biasanya.
📩
'Besok kemana?'
Sebuah pesan masuk dari Ruby, membuat Kevin mengembangkan senyumnya.
📨
'Prom night, kamu lupa?'
'oh'
Ruby membalas pesan Kevin dengan dua huruf itu.
'Oh?'
'Kamu lagi ngapain?'
'Bee'
'Bee, kok gak di bales?'
'Bee, kamu tidur ya?'
'My Bee'
'Oke, sweet dream'
Kevin melemparkan ponselnya kesebelah tempatnya berbaring. Pria itu tampak kesal karena, sampai saat ini dirinya belum berhasil menaklukkan Ruby.
Di sisi lain, Ruby hanya menatap deretan pesan masuk dari Kevin. Suara notifikasi dari pesan Kevin membuat Ruby lebih semangat dari biasanya. Ya, beberapa bulan ini diam-diam Ruby selalu menanti pesan masuk dari Kevin, walaupun Ruby tahu jika Kevin hanya sekedar basa-basi, tapi Ruby suka membaca pesan-pesan dari Kevin.
Ruby menyibakkan rambut yang menutupi leher jenjangnya, terlihat ada dua bekas tanda merah yang ditinggalkan Kevin. Ruby menyentuh tanda itu dan tersenyum samar, Ruby tidak bohong jika ia memang menyukai ciuman Kevin dan segalanya sentuhan dari pria itu, apalagi saat Kevin mengecup keningnya.
"Permainan akan segera dimulai," Ruby menatap tajam pantulan dirinya dalam cermin, seolah mengingatkan sisinya yang lain pada tujuan utamanya.
Di tempat lain, Alika duduk melamun disebuah gazebo yang ada dihalaman belakang. Matanya menatap kosong pada benda pipih yang ada ditangannya, berharap Kevin mengirimkan pesan singkat, meskipun hanya ucapan selamat malam.
Alika sadar, jika dirinya memulai hubungan dengan Kevin tanpa ada rasa cinta, bahkan suka dari pria itu. Berbeda dengan Alika yang sangat menyukai dan menggilai Kevin, akan tetapi setelah sekian lama, masihkah belum ada setitik rasa dalam hati Kevin untuknya?.
"Salahkah jika aku berharap Kevin sudah mencintaiku?" gumam Alika menghembuskan napas kasar. Selayaknya wanita lainya, Alika juga ingin mencintai dan dicintai, sesederhana itulah mimpinya.
Selama ini, hubungannya dengan Kevin berjalan lancar, meskipun Kevin masih sering di goda para penggemarnya, tapi Kevin tidak begitu menanggapi. Namun, Alika merasa jika Kevin sama sekali tidak perduli dengan hubungannya, terbukti selama ini hanya Alika yang memulai chatting.
Dan sejak beberapa hari yang lalu, Alika sengaja tidak mengirimi chat duluan, untuk melihat inisiatif Kevin. Namun sampai hari ini Kevin belum mengirimkan pesan apapun, bahkan saat tadi siang Alika sempat menelepon Kevin, untuk menanyakan dimana pria itu. Tapi Kevin sama sekali tidak meresponnya.
"Dia bisa mengirimkan pesan pada Dino, tapi tidak padaku. Padahal aku juga menghubunginya." gumam Alika. Hatinya berdenyut nyeri, karena Kevin mengabaikannya.
"Apa Kevin hanya bermain-main denganku? Setidak penting itukah diriku?" tanpa terasa air matanya mengalir. Jika kemarin-kemarin Alika masih bisa menepis segala prasangka buruk itu, tapi tidak dengan hari ini.
"Sayang, kamu disini." Alia mendekati putrinya. "Ada apa? Baru lulus kok mukanya kusut gini." Alia duduk disebelah Alika dan memeluk tubuh mungil itu. "Cerita dong sama bunda, hmm." bujuk Alia yang sejak tadi memperhatikan Alika melamun.
"Bagaimana sikap ayah, saat bunda dan ayah pacaran dulu?" tanya Alika. Alia terkejut mendengar pertanyaan itu, wajahnya sedikit panik, namun ia bisa menutupinya.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Kamu sedang bertengkar sama pacar kamu?" tanya Alia. Alika menggeleng pelan.
"Alika gak pernah bertengkar sama pacar Alika, Bun." kata Alika sendu. "Tapi Alika juga tidak merasa seperti punya pacar," batin Alika.
"Jadi beneran kamu sudah punya pacar? Kenapa gak dikenalin sama bunda?"
"Kapan-kapan ya, Bun. Alika liat dulu gimana kedepannya." ucap Alika.
*
*
*
*
*
TBC
Happy reading 🤗
Jangan lupa jaga kesehatan,
Jangan begadang, jangan lupa makan dan istirahat yang cukup 😉
Sarangeeee sekebon jagung tetangga 🫰🏻🫰🏻🫰🏻