hubungan Selama tiga tahun tak bisa bertahan karena orang ketiga, sahabat baik suamiku datang dengan dalih pertemanan, awalnya aku menanggapi biasa saja hingga suatu hari aku tak sengaja ingin memberikan kejutan malah aku yang di berikan kejutan oleh suamiku,, perih dan pedih rasanya hingga aku tak mampu bertahan, Bahkan kaki seakan lemas tak bertulang... menyaksikan suamiku membawa sahabatnya dan memperkenalkan sebagai adik maduku.aku yang tak rela di madu memilih mundur..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsa bila imuets, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelahiran bayi Vanesa
Sedangakan di kota Rendra sudah merasa cemas pasalnya Vanesa sejak saat itu selalu menyakinkan dirinya hingga Vanesa drop berbeda kali hingga ia dilarikan
kerumah sakit untuk melakukan operasi karena tekanan darah tinggi Vanesa naik..
"Jangan kepikiran ya, kamu harus tenang, mas mohon.." ucap Rendra yang menguatkan Vanesa agar tidak darahnya kembali naik.
"Tapi maafkan aku dulu mas, jika ada apa-apa denganku jaga dia dengan baik ya." ucap Vanesa yang sudah pasrah akan jalan hidup nya.
Tapi Rendra hanya menyakinkan bahwa istrinya akan baik-baik saja, walaupun ia belum sepenuhnya percaya dengan apa yang ia dengar bulan lalu hati Rendra masih bimbang, karena keadaan Vanesa yang sangat drop waktu itu.
Dengan doa Rendra mendampingi Vanesa masuk kedalam ruang operasi, ia juga tak ingin. terjadi apa-apa dengan Vanesa maupun bayinya nanti, bagiamana pun Vanesa masih istrinya.
"Bagaimana nak, apa sudah lahir.." ibu Wati datang dengan wajah cemasnya,
"Baru masuk Bu, doain saja ya Bu semoga mereka selamat" Rendra memeluk ibunya.
"Pasti nak, ibu akan selalu berdoa demi cucu dan menantu ibu.." ibu wati berkata demikian.
Ibu wati belum tahu tentang pertengkaran antara anak dan menantunya itu, karena mereka tinggal di rumah terpisah, bahkan Rendra menutupi semua nya dari ibunya agar tidak menjadi runyam nantinya.
Lama menunggu ahirnya operasi pun berjalan lancar sekarang perawat membawa bayi merah yang berjenis kelamin perempuan itu di berikan kepada Rendra untuk di adzan kan, setelah di adzan kan akan di bawa ke ruangan khusus bayi.
"Pak ini putrinya tolong di adzani sebelu saya bawa ke ruang bayi.." Suster menyerahkan bayi merah itu ke tangan Rendra.
Rendra menerima dengan perasaan haru, bagaimana tidak ia sudah menjadi seorang ayah sekarang, ayah dari anak orang lain. dengan tangan gemetar Rendra mengadzani putrinya dengan perasaan haru, ada rasa tersentil di hatinya, jika ini adalah anak dia bersama Ayu mungkin akan lebih bahagia lagi, tapi nasi sudah menjadi bubur, ia juga tak akan menyalakan bayi ini, bagaimana pun ia hadir karena kesalahannya.
"Masyaallah nak, cantik sekali seperti ibunya.." ibu wati menuju bayi yang baru lahir itu.
"Iya Bu, sangat mirip dengan Vanesa, terus aku kebagian apa Bu." Rendra masih memandangi lamat-lamat muka bayi merah itu, setelah mengadzani..
"Sudah jangan di pikirkan ,memang kalo masih bayi wajahnya berubah-ubah nanti juga akan mirip kamu kalo sudah besar." ibu wati langsung memangkas ucapan Rendra itu.
"Pak bayinya mau saya bawa keruangan kusus bayi pak, " dengan lembut perawat tadi mengambil bayi Vanesa untuk di bawa ke rumah bayi,
"Terimakasih sus" Rendra memberikan bayinya ke pada suster tadi.
Setelah bertemu dengan sang bayi Rendra masih menunggu vanesa yang masih di ruang operasi, lama menunggu ahirnya Vanesa di bawa keluar untuk di bawa ke ruang rawat, Rendra pun mengikuti perawat yang membawa pasien itu ke ruang rawat. Rendra duduk di sebelah Vanesa yang masih terlihat lemas itu dan tubuhnya tidak bisa di gerakan karena masih pengaruh obat bius.
"Mas bagaimana dengan putri kita apa dia sehat." tanya Vanesa yang bertanya kepada Rendra.
"Alhamdulillah anak kita sehat, wajahnya mirip denganku Van, " jawabnya Rendra yang duduk di depan Vanesa,
"Selamat ya nak sekarang kamu sudah menjadi ibu, " ibu Wati mengucapkan itu untuk menantunya.
"Terimakasih bu,"
Setelah di ruang rawat, ibu wati izin untuk pulang karena ia juga yak bisa menunggu vanesa, karena Rendra yang sudah menunggunya itu.
"Ibu pulang dulu ya van, jaga diri kamu baik-baik, ada suamimu yang menunggumu, jadi besok ibu kesini untuk membawakan makanan untuk Rendra.
Karena ibu Rendra gak bahwa Vanesa sudah mendapat makan dari rumah sakit, Rendra menunggu Vanesa masa pemulihan,
"Mas aku lapar apa boleh makan.." rengek Vanesa,
"Nanti setelah 2 jam, kamu boleh makan." jawabnya Rendra yang masih setia duduk di depan brangkar Vanesa.
Ingin hati rasanya Vanesa menjerit, bagiamana tidak setelah hari itu Rendra seperti menjaga jarak denganya, tapi mau bagaimana lagi.
"Gara-gara wanita sialan itu aku jadi berjarak dengan Rendra awas saja kamu wanita tua, Rian juga sama, mulai dari pertengkaran kemaren ia juga gak menampakan hidungnya apes bener hidupku ini." ucap Vanesa selama hati,
Sedangkan Rian di rumah di kurung oleh istrinya itu bagiamana tidak semua fasilitas di cabut dan ia hanya boleh ke perusaan dengan di dampingi oleh istrinya itu,
"Jangan begini ma, aku gak bisa bekerja jika kamu terus menungguku." ucap Rian yang mengiba untuk istrinya itu pulang.
"Apa kamu mau mengelapkan dana perusaan dan memuaskan gundikmu itu iya." ucap istri Rian.
"Bukan begitu ma, lagian aku udah putus juga kan sama dia ma," elak Rian.
"Iya itu dulu kan, bukanya kamu masih menjalin hubungan sampai sekarang." dengan sinisnya istri Rian itu duduk di hadapannya dengan menyilangkan kakinya.
"Tapi ma, kenapa kamu ungkit-ungkit masalah itu,"
"Oh.. gak mau di ungkit sekarang terus kalo say diam saja kamu akan lanjut begitu, ingat ya pa, saya diam bukan berarti saya kalah, saya hanya menunggu anak sulung saya dewasa dan akan memimpin perusaan ini, jadi tunggu saja, tanggal mainnya aku yakin setelah ini kamu aku depak dari perusaan ini, kado siap-siap jadi gembel." dengan angkuhnya istri rian itu berkata.
Mendengan ucapan itu Rian hanya kincup, bagiamana tidak ia hanya di bawah naungan istrinya itu sudah menyala gunakan kekuasaan istrinya itu dengan berselingkuh dengan Vanesa, sekarang nasibnya hanya tergantung di tangan istrinya itu, bagaimana selanjutnya ia akan sulit untuk bertemu dengan kekasih gelapnya, dan merindukan setiap sentuhannya.rian begitu bodoh hingga ia lupa jika ia berurusan dengan siapa istrinya yang punya banyak mata-mata.
"Apa tidak ada kesempatan untukku ma, hingga kamu hanya menjadikan aku mesin berjalan saja." ucap Rian yang begitu tersiksa, bagiamana tidak ia hanya di perbolehkan untuk bekerja saja dan kemanapun ia selalu di ikuti oleh orang yang di tugaskan oleh istrinya itu.
"Makanya sudah di beri hidup enak kok malah cari penyakit, salah sendiri, ini baru hukuman untukmu pa, jadi jangan harap untuk mendapatkan maaf dariku, karena aku tak Sudi memaafkan kamu yang banyak tidur dengan banyak wanita. menjijikan." istri Rian mengucapakan kata-kata nya.
"Maaf ma.. Aku janji akan kembali seperti dulu lagi," Rian mengiba kepada istrinya itu,
"Gak mempan, tunggu apa lagi kerjakan karena aku juga gak mau kamu membuat perusahaan ku bangkrut."
Dengan wajah tak terbaca Rian melaksanakan tugasnya, ia juga tidak mau masuk penjara karena ia sudah banyak mengelapkan dana perusahaan itu untuk memenuhi kebutuhan Vanesa.
si ayu itu orang yg gak bisa bersyukur , egois
pasangan sejati si rendra sama² bodoh bin bego
harusnya elang nikah sama perempuan lain biar si ayu nyesel
sama² bodoh dan tak punya hati
bener² bodoh dan tak punya hati si ayu