Bagaimana perasaanmu jika mendapatkan mertua yang baik? Pasti senang dong. Tapi hal berbeda ditunjukkan oleh seorang wanita bernama Marissa, ia justru tidak bersyukur memiliki mertua yang baik.
Hingga suatu hari, Marissa mengalami kejadian yang di luar nalar, ia akhirnya menjadi menantu yang tertindas dan memiliki Mertua yang jahat. Lantas, kejadian apa yang menyebabkan Marissa mengalami hal seperti itu?
Mampukan Marissa menghadapi kekejaman sang mertua yang selalu menyakitinya? Dan apakah Marissa berhasil lari dari hal yang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat?
Novel ini mengikuti event Air mata pernikahan. Mohon dukungannya 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal di rumah lain
Hari pertama Marissa datang ke rumah sang suami. Ia sudah disuguhi perlakuan yang kurang mengenakkan, Magdalena memandangnya sinis dan seolah-olah Marissa hanya wanita miskin.
Anwar mencoba berkata kepada Ibu tirinya untuk menyetujui anak Marissa tinggal di rumah. Karena bagaimanapun juga Marissa adalah istri sah Anwar.
"Ma, Anwar mohon sekali pada Mama. Izinkanlah putri Marissa tinggal di rumah ini, kalau dia tidak bersama ibunya, kasihan! Tidak mungkin aku membiarkan anak sekecil itu tinggal bersama neneknya, sedangkan aku masih mampu untuk membawanya." Anwar berkata dengan suara merendah agar Magdalena memiliki rasa kasihan kepada Syakilla.
"Tapi, Anwar! Kamu tahu sendiri Mama itu tidak suka dengan anak-anak," ketus Magdalena.
"Baiklah! Jika Mama tidak setuju Marissa tinggal di sini, aku akan membawa pergi Marissa dan kami akan tinggal di rumah lain, biar Mama bisa tenang tinggal di sini sendirian," ucap Anwar.
"Kamu tega tinggalin Mama?" seru Magdalena tak terima.
"Ya mau gimana lagi, Mama sendiri yang memaksa Anwar untuk keluar dari rumah ini, Anwar sangat mencintai istri Anwar, Marissa tidak akan pernah mendapatkan perlakuan yang buruk, aku tahu jika Mama tidak menyukai Marissa. Baiklah! Dengan begitu tidak ada alasan untuk Anwar membawa Marissa untuk tinggal di tempat lain bersamaku, suaminya." Setelah mengatakan hal itu, hari itu juga Anwar mengajak istrinya keluar dari rumah yang kini ditempati oleh Magdalena.
"Anwar! Kamu tidak bisa seperti itu, aku memang bukan ibu kandungmu, tapi aku juga pernah merawatmu dan aku menyayangimu seperti anakku sendiri. Begini perlakuanmu kepada ibumu?" sahut Magdalena.
Mendengar Magdalena berkata seperti itu, Marissa yang mendengarnya berusaha untuk merayu sang suami.
"Mas! Sudah, turuti saja permintaan Mama, kamu tidak boleh menentangnya. Aku ngga apa-apa kok tinggal di tempat lain, aku tinggal di rumah ibu saja, itu lebih baik." Ucapan Marissa sontak membuat Magdalena ikut berbicara, "Bagus kalau kamu tahu diri!" ucapnya dengan ketus.
"Ma!!" sahut Anwar yang tak terima Marissa diperlakukan seperti itu oleh Magdalena.
"Sudahlah, Mas. Aku tidak apa-apa. Ya sudah, sebaiknya aku pergi saja. Ayo, Ma, Syakilla kita pulang!" ajak Marissa kepada ibu dan anaknya.
Anwar pun tidak membiarkan istrinya pergi. Pria itu menghadang istrinya untuk keluar dari rumah.
"Kalau kamu pergi aku juga ikut!" balas Anwar yang mengikuti kemana istrinya pergi.
Akhirnya, Anwar dan Marissa keluar dari rumah mewah itu. Magdalena tampak berteriak kepada Anwar. "Anwar! Kamu tidak bisa meninggalkan Mama sendiri di rumah ini, kamu lebih memilih wanita miskin itu daripada tinggal bersama Mama. Mama tidak terima!!!" seruan Magdalena tidak digubris sama sekali oleh Anwar.
Anwar tetap membawa sang istri pergi dan mengajaknya untuk tinggal di tempat lain.
"Kita mau kemana, Mas?" tanya Marissa saat mobil Anwar melaju ke sebuah tempat.
"Aku punya satu rumah di daerah sini, kita akan tinggal di sana, setidaknya aku tidak akan membiarkanmu sendirian, sekarang aku adalah suamimu, aku yang bertanggung jawab terhadap kamu dan juga mereka berdua," ucap Anwar.
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah mewah nan mungil. Rumah itu memang lebih kecil dari rumah mewah Anwar yang ditempati oleh ibu tirinya.Tapi, rumah ini terlihat begitu nyaman untuk dihuni, suasana asri di sekitar rumah itu membuat Marissa sangat senang.
"Rumahnya bagus sekali, Mas!" puji Marissa.
"Kamu suka? Mulai saat ini kita akan tinggal di rumah ini," ucap Anwar kepada sang istri. Marissa pun mengangguk dan tersenyum.
"Ayo kita masuk! Kita lihat isinya seperti apa."
Anwar mengajak istrinya dan ibu mertuanya untuk masuk ke dalam rumah. Mereka begitu senang tinggal di rumah itu. Anwar pun juga turut bahagia jika Istrinya bahagia.
Hari-hari mereka lalui dengan bahagia, sepulang kantor Anwar pasti tersenyum disambut dengan mesra oleh sang istri. Kehidupan seperti inilah yang dinginkan oleh Marissa dan juga Anwar.
Hari-hari pun berganti. Hingga akhirnya, di bulan ketiga, Marissa dinyatakan hamil anak pertama dari suami kedua. Kebahagiaan keduanya kian sempurna dengan kehadiran janin 2 bulan yang tumbuh dalam rahim Marissa.
"Alhamdulillah, Syakilla bakal punya adek. Syakilla seneng nggak?" seru Marissa kepada putrinya yang masih berusia satu tahun lebih itu.
Syakilla tersenyum dan memeluk Mama nya. Hingga akhirnya kebahagiaan mereka dikejutkan dengan kedatangan seorang pelayan dari kediaman Magdalena.
Anwar yang saat itu sedang bercengkrama dengan sang istri, mendadak didatangi oleh seorang pria dengan pakaian serba hitam.
"Permisi Tuan! Saya cuma ingin menyampaikan jika Nyonya Magdalena sedang sakit keras, dan dia ingin bertemu dengan, Tuan!" seru pelayan itu.
"Mama sakit?" tanya Anwar terkejut.
"Iya, Tuan! Sudah seminggu ini Nyonya sakit, dan Nyonya selalu memanggil nama Anda!" ungkap pelayan itu.
"Baiklah! Aku akan pulang," balas Anwar.
Akhirnya, hari itu juga Anwar dan Marissa pergi untuk menemui Magdalena yang sedang sakit. Tak menunggu lama, mobil mewah Anwar sudah sampai di depan rumah mewah itu. Anwar dan Marissa turun dari mobil dan segera menemui Magdalena.
...BERSAMBUNG ...
eh tp kok udh tamat kak,,ini bnrn tamat ceritanya?