Zavier Gottardo begitu terkejut saat menghadiri pernikahan sepupunya. Bagaimana tidak, jika ternyata mempelai wanita yang dia lihat, adalah kekasihnya yang dia pacari selama 6 tahun.
Zavier yang sakit hati memutuskan meninggalkan acara, dan dirinya justru pergi ke klub malam dan mabuk-mabukan hingga mengalami sebuah insiden.
5 tahun berlalu, tanpa sengaja Zavier bertemu dengan Kakak perempuan mantan kekasihnya yang dia klaim bahwa dialah awal yang membuat hubungan dengan sang kekasih runyam. Hingga Zavier memutuskan untuk membalaskan dendamnya pada wanita yang bernama Cyara Lavenia, dengan cara yang tidak terduga yaitu justru dengan menikahi wanita itu.
Hingga suatu hari, apa yang disembunyikan wanita itu terungkap membuat Zavier tidak menyesali keputusannya.
Kebenaran apa yang terungkap?
Apa yang membuat Zavier tidak menyesali keputusannya?
Simak yuk ceritanya di Love Revenge
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Cyara dan Rayyan langsung menoleh ke arah sumber suara.
"Vier," ucap Cyara pelan.
Vier mendekat ke arah Cyara dan merangkul pinggang wanita itu agar semakin dekat dengannya.
"Siapa kau?" Tanya Rayyan menatap tidak suka pemandangan di depannya.
"Aku? Baiklah perkenalkan nama saya Zavier Gottardo, calon suami Cyara," ucap Vier tegas memperkenalkan dirinya.
Vier menoleh ke samping, menatap Cyara intens, "Ayo sayang, kita harus ke butik," ucapnya.
"Ke butik? Untuk apa?" Tanya Cyara yang masih terkejut mendengar ucapan Vier, calon suami, sayang, ke butik, Cyara benar-benar tidak bisa mencerna itu semua.
"Sayang, masa kamu lupa sih, kita kan sudah janji sama pemilik butik, untuk mencoba baju pengantin," kata Vier sambil menyelipkan helaian rambut Cyara yang menutupi wajah cantiknya ke belakang telinga.
Cyara mengernyitkan dahinya bingung, pasalnya Vier tadi tidak mengatakan apa-apa dan sekarang pria itu tiba-tiba berkata seperti itu.
"Tunggu, Ara apa maksudnya semua ini? Maksudku apa benar yang pria ini katakan?" Tanya Rayyan terkejut mendengar berita itu.
"Itu…"
"Ayo sayang, kita tidak punya banyak waktu!" Vier segera memotong ucapan Cyara.
"Kita ada jadwal meeting sebentar lagi, jika sampai terlambat kau tahu apa yang terjadi? Aku akan kehilangan ratusan juta atau mungkin milyaran dan kau mau bertanggung jawab?" Bisik Vier setelahnya.
Cyara spontan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Dan dirinya terkejut melihat jam berapa saat ini, Vier benar, mereka akan terlambat jika tidak segera bergegas.
"Ayo!" Ajak Vier lagi semakin mengeratkan rangkulannya.
"Ray maafkan aku, aku harus segera pergi sekarang, nanti aku jelaskan lain kali," kata Cyara pada pria yang masih ada di dalam hatinya itu.
"Tapi Ara…"
"Maaf."
Vier segera membawa pergi Cyara dari sana, tidak akan membiarkan wanita bersama mantan suaminya.
Rayyan memandang Cyara kecewa, tapi dia tidak bisa menyalahkan Cyara, karena awalnya dirinya lah yang melepaskan Cyara, jadi wajar saja, jika Cyara mendapatkan pengganti dirinya apalagi perpisahan mereka sudah terjadi 6 tahun lamanya.
*
*
"Apa yang kau lakukan ha? Dia mantan suamimu kan?"
Cyara mengernyitkan dahi bingung mendengar ucapan Vier, tapi dia memilih diam, dia tidak berniat mengatakan apapun.
"Dia sudah membuangmu, dan sekarang dengan mudahnya dia ingin kembali padamu? Dan kau mau menerimanya? Dasar bo*doh! Jika saja aku tadi tidak cepat datang, kau pasti akan menyetujuinya kan?" Ucap Vier yang entah kenapa tiba-tiba merasa marah.
"Ya benar dia sudah membuangku, aku juga masih sangat mencintainya, tapi aku juga akan berpikir berkali-kali jika aku akan menerimanya, intinya tidak semudah itu, aku akan setuju kembali padanya," jawab Cyara tapi hanya dalam hatinya.
"Kenapa diam? Oh jadi benar apa yang aku katakan?" Vier tersenyum sinis dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Vier segera menghubungi seseorang, "Batalkan semua jadwal hari ini," setelah mengatakan itu, Vier langsung memutuskan panggilan sepihak tanpa mendengar jawaban dari orang di seberang telepon.
"Kenapa dibatalkan, terus kita mau kemana?" Tanya Cyara yang panik, dia tidak mengerti apa yang Vier pikirkan, jelas-jelas pria itu tadi mengatakan tidak ingin mengalami kerugian karena terlambat, dan kini justru pria itu sendiri yang membatalkannya.
Vier hanya diam saja, sama sekali tidak menanggapi pertanyaan Cyara.
"Vier kita mau kemana?"
Vier menoleh sekilas, "Bisa diam tidak? Kau menggangguku konsentrasiku," ucapnya datar.
"Oke aku tidak akan mengganggumu, jika saja kau menjawab pertanyaanku, sekarang katakan padaku kita mau kemana?" Cyara berusaha untuk tetap tenang, menghadapi Vier membutuhkan tenaga ekstra, dan Cyara saat ini sangat lelah, hingga malas melakukannya.
"Sekarang jawab pertanyaanku Vier, kita mau kemana?"
"Kau akan tahu nanti," jawab Vier akhirnya.
Cyara menghela nafasnya, "Terserah kau saja lah," ucapnya kemudian menatap keluar jendela.
Tak lama Vier menghentikan mobilnya di depan sebuah butik.
"Ayo turun!" Perintah Vier lalu turun lebih dulu.
"Vier, kau tidak serius dengan ucapanmu tadi kan?" Cyara menahan tangan Vier menatap pria itu menunggu jawabannya.
"Kamu akan tahu setelah turun," jawabnya menutup pintu mobil, memasukkan kedua tangannya di dalam saku dan berjalan masuk ke dalam butik.
"Apalagi yang akan dia lakukan?" Cyara mengacak rambutnya frustasi, kemudian dengan terpaksa turun dari mobil dan mengikuti bos sombongnya.
"Vier! Tumben kemari?" Tanya seorang wanita yang langsung menyambut kedatangan Vier dan langsung memeluknya, kemudian beralih pandangannya kepada sosok seorang wanita yang datang bersama keponakannya itu.
"Mama sudah sampai belum, Bi?" Tanya Vier kepada wanita itu.
"Belum, mungkin sebentar lagi, nah itu, dia Kak Olive!" Kata wanita itu yang menunjuk pada seseorang yang baru datang.
Vier dan Cyara spontan menoleh ke arah belakangnya.
"Loh Vier, Cya, kok ada disini? Kalian tidak ke kantor?" Tanya Jasmine yang langsung mendekat ke arah putranya dan Cyara.
"Tidak Ma, oh ya Ma, Mama sama Papa kan? Papanya mana?" Vier langsung mencari keberadaan papanya.
"Papa tadi sedang memarkirkan mobil, mungkin sebentar lagi juga akan masuk."
"Kenapa sayang?" Stevano tiba-tiba saja sudah ada di belakang istrinya.
"Loh Vier dan Cya ada disini? Ada apa ini? Kenapa kumpul-kumpul seperti ini?"
"Ada yang ingin Vier bica…"
Cyara segera menahan tangan Vier, "Vier bisakah kita bicara dulu?" Ucap Cyara yang takut Vier nekat memberitahu hal seperti tadi kepada kedua orang tua pria itu.
"Kita bicarakan di ruangan Bibi Liora," ucap Jasmine kemudian menarik tangan suaminya untuk masuk terlebih dahulu.
"Ayo Liora!" Ajak Jasmine kepada adik Iparnya ikut.
Jasmine, Stevano dan Liora berjalan lebih dulu meninggalkan Vier dan Cyara, membiarkan mereka membicarakan apa yang perlu dibicarakan.
"Anda tidak sungguh-sungguh bukan dengan perkataan Anda saat tadi pagi bersama Rayyan?"
Vier hampir saja kembali melangkah dan dengan cepat Cyara menarik pria itu, hingga akhirnya Vier jatuh di pelukan Cyara.
"Aduh kalian kenapa jadi peluk-pelukan disini? Ayo cepat masuk, katanya tadi ada yang ingin dibicarakan," Liora menyusul keponakannya yang tidak kunjung masuk ke dalam ruangannya, tapi justru yang ditemukan adalah adegan mesra keduanya dimana Vier dan Cyara sedang berpelukan.
Cyara langsung mendorong tubuh Vier, dan memandang ke arah Bibi Liora, dengan wajah yang memerah malu..
"Iya Bi," Cyara menghampiri Liora, lebih tepatnya menghindar dari Vier. Dekat dengan Vier membuat detak jantungnya tidak menentu.
"Ayo masuk sayang," kata Liora merangkul Cyara mengajak gadis itu masuk ke dalam ruangannya, dan Vier mengikuti di belakangnya.
"Sini sayang, duduk!" Jasmine mempersilahkan Cyara duduk di sampingnya.
Vier pun ikut duduk di sofa single yang ada di sebrangnya.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Stevano kepada putranya, hingga semua orang kini menatap ke arah pria berusia 27 tahun itu.
"Aku ingin menikahi Cyara secepatnya," ucap Vier membuat Cyara terkejut, bahkan bukan hanya Cyara saja, tapi semua orang yang ada di ruangan itu.