Perjalanan waktu seorang wanita yang sangat luar biasa, penuh dengan talenta di setiap bidangnya bukan hanya itu dia juga menjadi rebutan semua pria dan bahkan dia adalah bos besar dari seluruh mafia.
Namun sayang dia harus berakhir dengan pengkhianatan dari keluarganya sendiri hingga membuatnya tewas, namun takdir berkata lain dia pun kembali tersadar dan berada di tubuh gadis lain yang dijuluki sampah, dengan tekadnya yang sangat kuat dia akan berusaha kembali ke puncak.
" Huff... ternyata tidak hanya di kehidupan sebelumnya bahkan dikehidupan inipun aku masih menjadi rebutan, melelahkan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae Linge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salahmu
Pemakaman pangeran pertama pun telah selesai dilaksanakan, permaisuri sangat terpukul akan hal yang menimpa anaknya, dia sangat sedih sekaligus sangat marah dan dia akan membalaskan dendam anaknya kepada Lira Su putri kedua keluarga Su "Ini semua salah mu, jika kau tak menggoda putraku mana mungkin dia akan berakhir seperti ini, tunggulah pembalasanku" ucap permaisuri dengan penuh kebencian.
Di tempat lain di kediaman Lira Su, Selir Zia Le dan putri keduanya Mira Su selalu menemani Lira Su sembari memberikan dukungan untuk anaknya itu "Nak tenanglah bukan hanya laki-laki sampah itu saja yang ada di kekaisaran ini, masih banyak laki-laki lain yang lebih cocok untuk mu" ucap selir Zia Le sembari mengelus rambut anaknya.
"aku takut ibunda, ibunda sendiri tau jika semua orang sudah tau jika diriku tidak suci lagi ditambah lagi pernikahanku dengan pangeran pertama pun telah dibatalkan, bahkan sekarang pangeran pertama telah mati" jawab Lira Su sembari meneteskan air matanya terus menerus.
"Tenanglah kak dengan kecantikan dan keanggunan kakak, aku yakin akan segera ada banyak laki-laki yang ingin bersama kakak, apakah kakak lupa jika kakak adalah bunga kekaisaran ini" ucap Mira Su yang berusaha menghibur kakaknya, meskipun di dalam hati dia merasa sangat senang akan apa yang menimpa kakaknya itu.
"Akhirnya, aku dapat segera menggantikan mu sebagai bunga di kekaisaran ini, ku harap kakak semakin terpuruk agar aku semakin mudah mendapatkan segalanya" batin Mira Su.
Hari demi hari pun berganti, tibalah kini perayaan ulang tahun kaisar pun di adakan. Semua tempat dihiasi dengan sangat indah, bahkan banyak para pedagang yang menjual barang dagangan mereka di sepanjang jalan.
Malam ini adalah malam penyambutan bagi para tamu undangan yang telah di undang untuk hadir di perayaan ini, satu persatu tamu undangan pun tiba mereka mulai menduduki tempat yang telah disiapkan dan segera menikmati hidangan yang disajikan sembari menikmati pertunjukan yang disuguhkan.
Penyambutan tamu undangan hanya dilakukan oleh keluarga ke kaisaran saja sedangkan para pejabat pemerintahan maupun anggota keluarganya akan ikut serta ke esokkan harinya.
Malam ini Maeli Su tak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkeliling pasar sembari menikmati semua makanan yang baru saja dilihatnya, dia ditemani oleh para bawahannya.
"Ah, aku sangat rindu akan kehidupan ku sebelumnya, disini hanya ada makanan tidak ada biang lala atau pun rumah hantu" batin Maeli Su yang sangat menyukai kedua hal tersebut.
Ketika tengah asik melihat perhiasan Maeli Su dan bawahannya pun dikejutkan akan keributan yang tengah terjadi di tengah pasar, dimana seorang wanita muda tengah di jual oleh ayahnya sebagai penebus hutang.
Maeli Su yang melihat hal itu mulai marah, karena selain di jual oleh ayahnya sendiri wajah dan juga tangan wanita muda itu dipenuhi dengan banyak luka di tambah lagi wanita muda itu berjalan dengan kaki sedikit pincang.
Melihat hal itu Maeli Su mengingat kembali bagaimana kebusukkan Dadynya dulu, dan itu membuat dia semakin murka.
Tak ada satu pun orang yang ingin membeli wanita muda itu setelah melihat kondisinya, mereka semua berfikir membeli wanita muda itu sama saja dengan membuang-buang uang mereka karena harus mengobati semua luka yang ada di tubuhnya.
Melihat tak ada yang mau menawar harga untuk putrinya itu, laki-laki tua itu semakin marah dan tanpa segan memaki putrinya sembari menarik kuat rambutnya.
Leo pun segera menghentikan perbuatan laki-laki tua tersebut, melihat ada yang menghentikannya laki-laki tua tersebut pun dengan segera membuka harga lima puluh keping tembaga untuk anaknya itu, awalnya dia mau membuka harga lima keping emas namun karena tak ada satupun yang tertarik pada anaknya maka mau tak mau dia harus menjual murah anaknya.
"Aku akan memberikan satu keping emas padamu, dengan syarat ikatan keluarga antara kalian akan putus setelah ini" ucap Maeli Su sembari melemparkan satu koin emas kedepan laki-laki tua tersebut.
Dengan wajah senang laki-laki tua itu pun mengambil koin emas itu sembari berkata "Baik aku akan memutuskan ikatan keluarga dengan wanita pembawa sial ini dan kalian semua yang ada disini menjadi saksinya, lagian tak ada ruginya untukku apalagi dia hanya anak haram" dengan segera laki-laki tua itu pergi meninggalkan wanita muda itu.
Wanita muda itu menangis senang karena ada seseorang yang membebaskannya dari orang tuanya yang tak bertanggung jawab.
Maeli Su berjalan ke arah gadis muda itu dan membantu gadis muda itu berjalan menjauh dari pasar, lalu mendudukkannya di kursi panjang dan memberikannya air minum.
"Apakah kau mempunyai nama" tanya Maeli Su yang sedari tadi menatap ke arah wanita muda itu.
"Saya tidak mempunyai nama nona, selama ini saya hanya di panggil si pembawa sial" jawab wanita muda itu sembari menundukkan kepalanya.
"Nana, itu adalah nama mu mulai sekarang dan jika kau mau kau bisa ikut bersamaku menjadi pelayanku, namun jika kau ingin bebas maka pergilah aku akan membebaskan mu" ucap Maeli Su.
Mendengar hal itu Nana merasa sangat senang karena dia bertemu dengan orang yang sangat baik meskipun dia bisa bebas dia tak akan pernah memilihnya karena dia telah lama bertekad akan mengabdi kepada siapapun orang yang nantinya akan menolongnya.
"Nona, biarkan saya menjadi pelayan nona saya juga akan berjanji setia terhadap nona" ucap Nana yang kemudian langsung membungkukkan badan ke arah Maeli Su.
Melihat hal itu Maeli Su sangat senang karena dia telah menemukan orang yang setia padanya dan di satu sisi lagi dia juga telah menemukan orang terakhir sebagai orang kepercayaannya.
"Minumlah pil ini dan ikut lah bersamaku untuk kembali ke kediamanku" ucap Maeli Su sembari menyerahkan sebuah pil.
Dengan segera Nana menelan pil itu, dan hal itu membuat Maeli Su semakin yakin padanya dan dengan suka rela Lili membantu Nana berjalan mereka pun kembali ke kediaman keluarga Su.
Tok... Tok... Tok...
Mendengar suara pintu yang di ketuk seketika Maeli Su terbangun dari tidurnya sembari berkata "Masuklah"
Mereka berdua pun segera masuk ke dalam dan membantu nonanya itu membersihkan wajah, dan menyiapkan semua persiapan yang dibutuhkan nonanya untuk menghadiri perayaan ulang tahun kaisar hari ini.
"Nana bagaimana keadaan mu saat ini, apakah semua lukamu telah pulih" tanya Maeli Su setelah selesai mengelap wajahnya dengan kain lembut.
Nana sempat terpukau beberapa saat karena melihat wajah cantik nonanya itu, hingga dia pun tersadar karena senggolan tangan Lili dan dengan cepat dia pun menjawab "Terima kasih nona atas pil yang nona berikan, berkat nona kondisi ku kini sangat baik, bahkan semua luka ku telah sembuh tanpa meninggalkan bekas, bukan hanya itu saja nona kaki ku pun telah normal kembali".