Luna Alexandra, gadis cantik berumur 20 tahun, seorang Mahasiswi semester 5 di Universitas XX.
Putri dari Wyman Alexander seorang pengusaha restoran yang sukses.
Ia tidak menyangka ayahnya meminta izin untuk menikah lagi setelah 10 tahun hidup menyendiri sepenigggal ibunya.
Apakah Luna mengizinkan Ayahnya untuk menikah lagi? Lalu siapa wanita yang ingin dinikahinya? bagaimana pula dengan kehidupan cinta Luna?
ikuti kisahnya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syauqi Namaria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Cheryl berhenti berjalan dan membalikkan badannya menghampiri Dita yang berdiri beberapa langkah darinya.
“Nih” Dita mengulurkan tangannya memberikan dua undangan yang di pegangnya.
Cheryl menerima undangan yang di berikan Dita kepadanya kemudian membuka lembaran di dalamnya “lo mau ngerayain pesta ulang tahun” tanya Cheryl yang langsung di jawab Dita dengan anggukan kepalanya.
“Jangan lupa datang ya, acaranya malam ini di klub malam Primary House, ajak Luna juga terus dandan yang cantik siapa tahu ntar di sana kalian dapet cowok” ledek Dita terkekeh sembari berjalan meninggalkan Cheryl.
Baru beberapa langkah berjalan, Dita menghentikkan langkah kakinya dan menengok ke arah Cheryl yang masih tidak beranjak dari tempatnya berdiri “undangannya jangan sampai ketinggalan, kalau nggak di bawa kalian
nggak bakal boleh masuk ke kelab” papar Dita kemudian ia kembali berjalan pergi meninggalkan Cheryl begitu saja.
Cheryl mengerucutkan bibirnya sebal “iya bawel” dengus Cheryl, kemudian ia kembali berjalan menuju kantin.
Sesampainya di kantin Cheryl duduk sambil matanya terus melirik ke arah jam yang melingkar di tangan kirinya karena tak sabar untuk segera bertemu dengan Tommy, ia membayangkan makan berdua dengan cowok ganteng namun memiliki sifat pemalu itu.
Anak-anak mahasiswa yang berada di kantin menatap Cheryl dengan tatapan yang aneh, karena Cheryl terkadang tersenyum sendiri dan berbicara sendiri seperti orang gila.
Luna yang baru saja datang ke kantin merasa heran dengan tatapan anak-anak, mereka semua terus saja menatap Cheryl yang duduk sendiri di pojokkan, karena penasaran Luna akhirnya bertanya ke salah satu anak yang sedang duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri.
“Ngapain sih kalian pada ngeliatin Cheryl kayak gitu?” tanya Luna yang penasaran.
“Tuh sahabat lo udah kaya orang gila, kadang senyum-senyum
sendiri, kadang juga ngomong sendiri” urai salah satu anak yang duduk di kantin menjelaskan kepada Luna.
Luna mengernyitkan dahinya “masa sih” sahut Luna yang tidak percaya.
Kemudian Luna menghampiri Cheryl dan menatap lekat wajah sahabatnya itu. Luna menggoyang-goyangkan kedua tangannya tepat di depan wajah Cheryl, namun gadis manis berambut panjang itu tetap tak bergeming ia seakan berada di dunianya sendiri.
Luna yang yang tak kehabisan akal, akhirnya mengerjai Cheryl “Mas Tommy ngapain di sini” teriak Luna lantang membuat anak-anak yang sedang duduk di kantin semuanya menatap ke arah mereka. Begitu pun Cheryl mendengar nama cowok yang ia taksir di sebut langsung celingak-celinguk mencari keberadaannya.
“Mana-mana…? Mana Mas Tommy?” Cheryl yang sedang duduk langsung memposisikian berdiri mengedarkan pandangan ke segala penjuru aula kantin.
“Mana? Nggak ada Mas Tommy” keluhnya sembari mendengus ke arah Luna.
Luna yang berhasil mengerjai sahabatnya, tertawa terbahak-bahak sampai perutnya sakit, begitupun dengan anak-anak yang berada di kantin, mereka semua tertawa melihat kelakuan Cheryl.
“Iiih Luna lo ngerjain gue ya”
“Makanya Cher, jangan kebanyakan ngelamun, ati-ati lo kesambet” celetuk salah satu anak di barengi tawa anak-anak yang lain.
“Untung aja hari ini gue lagi seneng, kalau nggak….! Habis lo semua sama gue” seru Cheryl dengan berkacak pinggang membuat Luna dan anak-anak lain yang melihatnya menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Karena gue lagi baik, semua makanan kalian yang ada di sini gue yang bayar” imbuh Cheryl lagi membuat anak-anak yang berada di kantin bertepuk tangan kegirangan.
Luna yang tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya, membuat tangannya reflek mengecek dahi Cheryl guna memastikan jika tidak ada hal yang perlu di khawatirkan.
“Nggak panas” tutur Luna.
Cheryl kemudian menepis tangan Luna dan kembali duduk di kursi “lo kira gue sakit” kilah Cheryl.
Senyum simpul terlihat di wajah Luna, kemudian ia mengambil kursi dan menggesernya, lalu menghempaskan tubuhnya duduk di samping sahabatnya, matanya masih saja menatap heran melihat Cheryl yang terlihat bahagia.
“Lo kenapa sih Cher? Abis dapet lotre ya? Atau mamah sama papah lo udah baikan?” cecar Luna.
Cheryl menggelengkan kepalanya pelan dan menyunggingkan senyum “gue mau makan siang bareng Mas Tommy” bisik Cheryl yang membuat Luna tertegun.
Luna menggosok-gosokkan telinganya sendiri, ia memastikan bahwa apa yang di dengarnya tidak salah dan untuk memastikannya lagi ia mengulurkan tangannya mencubit pipi mulus Cheryl.
“Awww, sakit Lun” pekik Cheryl seraya memegang pipinya yang merah karena cubitan Luna.
“Lo beneran mau makan siang bareng Mas Tommy” tanya Luna yang masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Cheryl.
Cheryl menganggukkan kepalanya dan mengangkat kedua sudut
bibirnya tersenyum sumringah, “semalem gue telepon dia, terus gue ajak dia makan, gue kira dia bakalan nolak, ternyata nggak” beber Cheryl.
“Ck” desis Luna “kucing liar mulai beraksi gue malah jadi kasian sama Mas Tommy kalau dia beneran jatuh di tangan lo” imbuh Luna lagi membuat Cheryl sebal.
Pletak.
Cheryl menyentil dahi Luna, membuat gadis cantik berhidung mancung itu memekik kesakitan, bukannya kasian Cheryl malah tertawa terbahak-bahak membuat Luna mengerucutkan bibirnya kesal dengan apa yang di lakukan sahabatnya itu.
