Story Of Hedden Love

Kantor.

Zain memanggil Abbas, tak lama kemudian Abbas pun datang ke ruangan Zain.

"Bos? " Abbas masuk setelah mengetuk pintu dan zain persilahkan masuk.

"Pesankan aku kue tar yang cantik untuk nanti malam." Kata Zain membuat Abbas bingung karena tak ada keluarga yang sedang ulang tahun.

"Siapa yang ulang tahun bos?? " Abbas tak bisa untuk tidak bertanya karena penasarannya.

"Kenapa kamu jadi cerewet sekali sekarang? " Zain tak suka karena ini menyangkut seseorang yang akhir-akhir ini sering dia pikirkan kebahagiaannya dan kehidupannya.

Abbas pun akhirnya paham jika ini menyangkut hal pribadi Bos Zain yang tak mau orang lain tahu jadi hanya bisa mengangguk dan pamit untuk memesan karena ini juga sudah siang hari, memesan kue juga butuh waktu apa lagi jika minta ynag bagus.

✉️" Bos maaf nanti sore saya ijin tidak berangkat kerja." Pesan dari Faiza yang membuat Zain berkerut dan masam tiba-tiba ada rasa kecewa di hatinya saat gadis itu tak bekerja.

✉️"Kenapa? " Balas Zain lalu mendadak moodnya kerja jadi berantakan.

✉️"Kak Lentera sakit, dia pendarahan." Balas Faiza.

✉️" Suaminya kemana??" Balas Zain ini aneh mengapa dia tak marah atau terkejut dan khawatir berlebih pada Lentera apakah ini tandanya hatinya sudah tak memilih Lentera lagi batinnya, apakah aku benar-benar sudah bisa melupakan dia batinnya lagi.

Zain kesal tapi bukan karena keadaan Lentera namun karena Faiza mengacuhkan pesan dari dirinya dia ingin Faiza selalu membalas pesan darinya ini aneh tapi Faiza bukan siapa-siapa dia tapi rasanya dia ingin selalu gadis itu memperhatikan dirinya, sama seperti dirinya yang akhir-akhir ini selalu terbayang dan memikirkan Faiza.

\*

Apartment.

Sore Zain pulang ke apartemen dengan membawa kue yang tadi dia bawa dari Abbas, ada rasa kecewa saat masuk ke apartemen dan tak melihat Faiza yang menyambut dirinya seperti biasa.

"Ah sepertinya aku sudah ketergantungan pada bocah itu." Kata Zain sembari duduk namun melihat story wa Faiza yang masih di apartemen Kean membuat Zain mendadak semangat lagi berniat kesana dan menengok Lentera sekalian.

Sementara di apartemen Kean, Faiza duduk sembari menatap ponselnya, barusan Faiza di minta Kean untuk berjaga di apartemen jika dia butuh sesuatu agar lebih mudah.

Faiza jadi gelisah karena khawatir dengan sang Nenek jika mencarinya dan dirinya juga belum membawakan makanan untuk makan malam sang Nenek.

Faiza pun jadi melamun hingga terkejut dan tersadar Zain sedari tadi memencet bel apartemen Kean.

Sadar bunyi bel berisik Faiza terkejut dan bangkit lalu menuju pintu dan saat membuka pintu muncul wajah bos Zain di depannya.

"Ada apa Bos Zain? " Tanya Faiza setelah membuka pintu.

"Gimana Lentera? " Tanya Zain sembari menatap Faiza yang terlihat gusar.

"Di bawa ke rumah sakit Bos, kandungannya lemah jadi harus di rawat sepertinya." Jelas Faiza prihatin.

"Terus kenapa kamu gak pulang? " Tanya Zain lagi.

"Aku diminta berjaga di sini, tapi sejujurnya aku khawatir soal nenek, aku belum membelikan makan malam untuk nenek." Jawab Faiza terlihat bingung.

"Ehm, kamu pindah aja ke kontrakan dekat sini, nanti biar karyawanku urus, soal sewanya gratis asal kamu masih kerja sama aku, anggap aja fasilitas." Kata Zain membuat Faiza terkejut dengan kebaikan bosnya yang satu itu.

Zain sendiri juga bingung mengapa dia bisa sepeduli ini pada Faiza namun rasanya ada kesenangan tersendiri saat bisa melihat binar wajah gadis dihadapanya ini.

"Wah, saya gak enak Bos." Tolak Faiza tapi rasanya seperti udara segar jika bisa keluar dari kontrakan yang sempit dan pemilik kontrakan yang menyebalkan itu batinnya.

"Santai aja, di enakin aja." Kata Zain tersenyum dan entah mengapa senyumnya kali ini terlihat tampan di bandingkan biasanya membuat Faiza sedikit terpana.

"Ya ampun, kalau kaya gini kayaknya bukan Bos Zain yang bakal jatuh cinta tapi justru aku yang pelan-pelan terjerat pada pesona dan kebaikannya huhuhu." Jerit hati Faiza sembari menatap Zain terpana.

"Aku emang ganteng, juga baik hati jadi gak usah terpesona begitu, tuh air liurnya sampai netes!" Ucap Zain sambil mengacak kepala berhijab Faiza sembari tersenyum kecil.

Wajah Faiza pun merona merah karena malunya, bagaimana bisa hatinya berpikir demikian dan bosnya seolah membaca bagaimana terpananya dia pada sang Bos.

"Makan Nenekmu pesen online aja biar di kirim kesana. Sekarang temani aku makan aku lapar." Ucap Zain lalu berbalik di susul Faiza sembari memesan makanan online seperti saran Bosnya itu.

"Wah... siapa yang ulang tahun Bos?" Faiza terkejut saat melihat kue ulang tahun di atas meja makan.

"Kamu kan? Selamat ulang tahun semoga hidup mu selalu bahagia." Kata Zain.

Dag

Dig

Dug

Gemuruh dada Faiza yang terpaku di tempatnya, bagaimana bisa Bosnya itu tau jika hari ini hari ulang tahunnya, Faiza sampai tak bisa berkata-kata karena ini adalah hari ulang tahun yang berbeda dari sebelumnya.

Faiza tak menyangka jika ada orang yang ingat hari ulang tahunnya selain sang Nenek karena hanya Nenek lah keluarga yang dia miliki.

"Doa lah dan tiup lilinnya." Kata Zain tersenyum menatap Faiza yang masih setia tergugu di tempatnya.

Faiza pun menurut dan meniup lilin itu dengan gemuruh rasa yang bercampur antara sedih dan bahagia. Senang karena kejutan tak terduga dari Zain namun sedih karena di saat hari ulang tahunnya Bos Lentera justru sakit dan sang nenek sendirian.

"Apa yang kau doakan? lama sekali." Keluh Zain saat Faiza selesai berdoa.

"Aku berdoa agar Kak Lentera juga bayinya sehat juga selamat, Aku berdoa agar Bos Zain mendapatkan jodoh terbaik, aku berdoa agar aku jadi wanita sukses yang bisa membawa Nenek ke kehidupan yang lebih baik." Kata Faiza yang membuat Zain terharu bagaimana bocah itu begitu mengutamakan orang lain dulu baru dirinya.

"Makanlah." Kata Zain sambil tersenyum.

"Pasti, ini Kue tar pertama ku." Kata Faiza terharu sambil tersenyum antara bahagia dan haru.

Sementara Zain merasakan terharu juga karena ternyata hal kecil yang dia lakukan adalah hal istimewa dimata gadis yang sedang memotong kue tar di hadapannya itu.

Faiza menatap Zain tak berkedip saat Zain tersenyum memotret dirinya dengan ponselnya, namun segera dia memberikan potongan kue tar pertamanya untuk Zain.

"Untuk Bos Zain." Kata Faiza gugub karena jujur Zain laki-laki pertama yang peduli pada dirinya seperti ini.

"Jangan makin jatuh cinta aku memang baik." Kata Zain tersenyum menerima kue itu lalu mengacak kepala berjilbab Faiza lagi entah melihat gadis itu bahagia Zain ikut merasa bahagia.

Zain pun memotong kue tar dan di berikan pada Faiza bergantian sederhana hal itu tapi mampu membuat dada Faiza semakin bergemuruh.

"Aaa Bos Zain baik sekali..." Batin Faiza sambil memakan potongan kue tar di tanganya dari zain.

"Bos Kean sepertinya aku yang terjerumus pada pesona Bos Zain huhuhu." Jerit hati Faiza.

"Aku takut jatuh hati, bagaimana ini???" Lanjut hati Faiza.

Malam ini terasa begitu berbeda bagi Faiza karena di hari yang spesial dirinya bisa merasakan sedikit kebahagiaan yang sederhana namun belum pernah dia rasakan.

\*

Up lagi yuk Vote yuk yang masih ada, jejak manis juga jangan lupa 🙏🥰🥰