NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Kinan

Takdir Cinta Kinan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Apple Cherry

Rank 1 Terpopuler / Tamat dalam tagar #Spiritual (1/1/2022)

Menikah untuk Ibadah dan kebahagiaan orang tuanya, itulah tujuan awal Kinan menerima lamaran seorang dokter yang datang padanya. Akan tetapi bukan bahagia yang Kinan dapatkan, melainkan sebuah pengkhianatan.

Perasaan Kinan hancur, terluka dan kecewa.
Hingga seorang laki-laki bernama Dude Danuarta datang. Niat awal hanya memberikan selamat pada suster yang sudah merawat anaknya.

Namun takdir bekerja tanpa perkiraan. Pria itu malah menawarkan diri untuk menikahi Kinan Adelia. Pria yang Kinan tahu sudah memiliki pasangan dan seorang anak.

Takdir Cinta Kinan ~

Karya Apple Cherry
Murni dari pemikiran author.
Jangan dicopas tanpa izin. Terima kasih :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Apple Cherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

029 : Apa Ini Mimpi Lagi?

Kinan dan Dude masuk melewati lorong menuju studio tempat mereka akan menonton. Cahaya gelap dan orang-orang mulai mencari tempat duduk yang telah dipesan. Begitu juga Dude, dia mempersilakan Kinan duduk di sebelahnya, dan di sisi lainnya kosong. Rupanya tidak ada yang memesan kursi di sebelah mereka.

"Filmnya udah dimulai, Ki."

"Iya, Mas," jawab Kinan. Mereka saling berbicara pelan, tidak mau menganggu orang lain yang sedang fokus menonton.

Dude mulai menatap layar lebar di depannya. Tapi Kinan malah terfokus pada wajah pria di sebelahnya. Dude tersenyum, lantas membuat Kinan salah tingkah dan segera mengalihkan pandangan. Padahal Dude tersenyum melihat adegan yang ada di film tersebut. Adegan saat seorang laki-laki menikahi wanita yang tidak dia kenal.

"Ki, kenapa ini kayak kisah kita, ya?" ujar Dude sambil berbisik dekat telinga Kinan.

Kinan menatap film, dia tidak mau kalau ketahuan sejak tadi bukan mempethatikan film tapi malah memperhatikan suaminya.

"Masa, sih, Mas?" jawab Kinan sambil menyengir.

Dude mengangguk lalu mengambil minuman memberikannya pada Kinan. "Minum dulu, Ki."

Kinan menerima minuman itu, lalu meminumnya dengan perasaan dag dig dug, ini adalah kencan pertama yang sangat mengesankan. Dulu, dia selalu ingin merasakan pergi bersama orang yang dia sayang, jalan-jalan, menonton film dan lain-lain. Tapi, dia mengabaikan keinginan itu karena dia tidak mau berpacaran.

Siapa sangka di film romantis yang mereka tonton ada sebuah adegan kekejaman. Kinan langsung membulatkan mata melihatnya karena dia takut dengan hal-hal berbau darah.

"Astaghfirullah. Serem amat sih." Kinan berdesis pelan, Dude menatap Kinan yang mulai memucat.

"Kamu takut, Ki?" tanya Dude sambil menyentuh pipi Kinan. Lalu mereka saling menatap, kali ini bukan fokus kepada film tapi mereka seolah terpaku dengan pemandangan masing-masing. Kinan menatap pemandangan wajah Dude, begitu pula sebaliknya.

"Jangan takut, itu kan cuman film." Dude menggenggam tangan Kinan membuat hati Kinan makin berdesir hebat.

"Iya, Mas, nggak kok. Cuman agak ngeri aja."

Dude mengusap telapak tangan Kinan, dan itu terasa hangat di udara dingin yang ada di studio itu.

Yang dipikirkan Kinan sekarang adalah hatinya seolah tidak bisa lagi mengelak, bahwa dia menyukai pria di sebelahnya. Tapi, apakah Dude merasakan hal yang sama?

Selama film diputar, Kinan hanya sesekali saja menonton, selebihnya dia lebih sering melirik, mencuri pandang pada Dude.

'Begini ya menikah dengan pria dewasa. Dia kelihatan tenang banget, makan popcorn tanpa gugup, sedangkan aku, dipegang tangannya aja gemetaran gini. Nggak kebayang kalau dia melakukan hal yang lebih dari ini. '

Seandainya Dude bisa mendengar suara hati Kinan, tentu akan lebih baik. Karena yang Dude pikir justeru sebaliknya. Dude berpikir Kinan menerima tawarannya menikah karena posisi yang mendesak bukan karena menyukainya.

Film pun selesai diputar. Kinan keluar bersama Dude. Kinan tidak sabar ingin tahu respons Dude ketika menonton bersamanya, apakah Dude merasa bahagia seperti yang dia rasakan sekarang?

"Kita mau ke mana lagi, Ki? Mau makan atau mau belanja? Hari ini saya akan temani kamu full seharian, deh," ucap Dude. "Nanti kalau ada waktu yang lebih leluasa, kita bisa jalan-jalan ke tempat yang kamu suka, asalkan kamu mau," tambahnya.

Kinan makin-makin tidak dapat mengendalikan isi hatinya. "Aku mau kok, aku suka selama itu sama Mas."

"Hm?" sahut Dude dengan raut terkejut.

Kinan langsung salah tingkah. Dia tidak sadar sudah mengatakan hal itu.

"Kamu lucu sekali, Kinan." Dude malah terkekeh. "Saya sampai kegeeran. Kamu pasti lagi mengajak saya bercanda, ya. "

".... nggak, kok, Mas." Kinan menggeleng.

"Jadi? Wah, saya kalah start. Kamu yang lebih dulu bikin saya berbunga-bunga," jawab Dude dengan respons diluar dugaan Kinan. Padahal Kinan sudah lebih dulu berbunga-bunga, berarti Dude yang tidak sadar.

Kalau terus-menerus begini, Kinan bisa memerah dan makin kelihatan salah tingkah. "Kita makan aja yuk, Mas. Aku laper," tawarnya.

"Boleh," angguk Dude. Mereka langsung menuju ke sebuah restoran. Mereka menikmati makan siang, salat, lalu kembali melanjutkan agenda jalan-jalan.

Kencan pertama mereka cukup berkesan, tapi itu belum selesai. Dude ternyata mengajak Kinan ke sebuah toko perhiasan.

"Mau apa kita ke sini, Mas?"

"Saya mau belikan kamu sebuah kalung, atau cincin, boleh juga keduanya."

"Aduh, nggak usah, Mas. Uang yang Mas kasih aja masih ada, belum aku apa-apakan. Lalu sekarang Mas mau kasih aku hadiah lagi?" geleng Kinan.

"Nggak apa-apa, Ki. Waktu menikah, saya nggak belikan kamu perhiasan karena mendadak. Anggap saja ini seserahan atau hadiah pernikahan," balas Dude dengan ringan. Kinan tidak dapat menolak lagi.

Dude langsung memilih beberapa perhiasan, dan meminta pertimbangan Kinan.

Akhirnya pilihan Kinan jatuh pada sebuah cincin bermata berlian kecil.

"Ini aja, Mas." Kinan menunjuk ke sebuah cincin yang ada di depannya.

"Kenapa nggak yang besar ini, Ki?" komen Dude menunjuk cincin dengan berlian yang ukurannya lebih besar.

"Ini saja, Mas, terlihat lebih sederhana tapi manis," balas Kinan.

Dude tersenyum. "Seperti kamu, sederhana dan manis."

Kinan menatap Dude sebentar sebelum kembali tertawa pelan. "Jangan selalu memuji aku, Mas. Kalau aku terbang gimana?"

"Saya ikut," jawab Dude sontak makin membuat Kinan tertawa. Dude mengusap puncak kepala Kinan sambil sedikit tertawa tapi agak serius. "Saya ikut kemana kamu aja, Ki. Kamu terbang saya ikut terbang, dari pada saya ditinggal, jangan ya, Ki. Saya tidak suka ditinggal," ujarnya.

Mendadak Kinan langsung terdiam. Apakah Dude sedang berbicara serius padanya? Atau ini bagian dari candaan?

"Coba kamu pakai cincinnya, sini biar saya yang pakaikan." Dude meraih jari manis Kinan lalu memasukkan cincin yang tadi di pilih oleh Kinan.

"Bagus, cocok buat kamu. Semoga kamu suka, ya."

Kinan menyentuh cincin emas putih itu, lalu mengangguk tipis. "Alhamdulillah. Terima kasih, ya," jawab Kinan kemudian menyentuh telapak tangan Dude.

"Kinan nggak akan meninggalkan Mas," kata Kinan mengomentari ucapan Dude yang sebelumnya. Dude langsung memerah, baru kali ini Kinan melihat Dude blushing di hadapannya.

"Saya kalah lagi, nyatanya kamu yang lebih pandai membuat orang berdebar," ucap Dude. Kinan terdiam lagi. Sampai-sampai mereka melupakan pekerja di toko perhiasan yang sedang memperhatikan mereka.

...***...

Mereka memutuskan untuk pulang setelah menunaikan salat isya di sebuah masjid yang mereka singgahi. Dude terlihat lelah, tapi senyuman di bibirnya tidak memudar dan tetap menawan.

"Maaf ya, Mas. Karena nemenin Kinan pasti bikin Mas capek," ucap Kinan.

"Loh, kok malah minta maaf. Saya yang mengajak, saya yang seharusnya minta maaf kalau membuat kamu capek jalan kaki keliling Mall, kalau tadi kamu mau saya gendong, saya mau sih gendong kamu," jawab Dude.

Kinan tergelak, dia heran kenapa kata-kata Dude selalu berhasil membuatnya terheran-heran. "Mas selalu punya jawaban ya. Aku kadang suka mikir Mas kok bisa santai sekali dalam segala hal. Dalam situasi genting, bahkan ketika aku sendiri udah habis-habisan menangis dan panik. Contohnya waktu pernikahan itu."

"Itu yang kamu lihat, ya, Ki. Padahal saya juga panik, kok, beneran. Tapi, kalau saya tunjukkin pasti kelihatan berlebihan, makanya saya berusaha tetap tenang," jawab Dude.

Kinan hanya mengangguk-angguk saja. "Gitu, ya. Tapi, Allah sangat baik pada Kinan. Kalau Mas tidak datang, mungkin aku masih menyimpan dendam dan menangisi semuanya sekarang."

"Allah juga baik sama saya. Padahal saya nggak minta jodoh, saya sempat tidak mau menikah, tapi Allah datangkan keadaan di mana saya dengan penuh keyakinan mau menikahi kamu. Lucu, Ki, saya sendiri masih tidak menyangka ternyata saya senekat itu."

Obrolan mereka menuju perjalanan pulang menutup kencan mereka malam itu sebelum akhirnya mereka sampai di rumah.

Setelah mandi mengganti pakaian tidur. Kinan berbaring di ranjang sambil menyentuh cincin pemberian suaminya. Lalu Dude datang menyusul duduk di sebelah Kinan.

"Hm, kamu nggak tidur?"

"Ini mau tidur, Mas."

"Ki, apa saya boleh tanya sesuatu?"

"Tanya apa, Mas?"

Dude lalu kelihatan agak berpikir, seperti ada keraguan saat akan menanyakannya pada Kinan.

"Nggak apa-apa, Mas. Tanyakan aja." Kinan masih menunggu, dia sekarang malah jadi penasaran apa yang hendak ditanyakan suaminya itu.

"Kalau saya menyentuh kamu, apa kamu akan marah?"

Jantung Kinan kembali di buat berdegup kencang oleh pertanyaan Dude. Seharusnya tidak perlu ditanyakan, Kinan sudah menjadi istrinya, batin Kinan. Dengan sebuah pertanyaan itu malah makin membuat Kinan gugup tidak dapat menjawab, dia agak gelagapan sekarang.

"Seperti ini, Ki."

Dude lalu mendekati Kinan menyentuh permukaan bibir Kinan. Sama persis seperti yang dia impikan. "Lalu begini," tambah Dude kemudian mendekatkan bibirnya dan Kinan refleks memejamkan mata.

'Apa ini mimpi lagi?'

..._____...

Part kali ini di ambil dari pengalaman seorang teman yang menikah dengan cara taaruf 🤭 lucu ya. Malu-malu gemes 😅 Jangan tanya cherry dulu gimana. Aku mah nikah sama temen sendiri wkwkwkwkw kaboooorrrrrr 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

1
Rahma Lia
Luar biasa
Andi Fitri
pembaca pada ikut dag dig dug..😁
Andi Fitri
karna karya author menarik maksx betah bacanya..🙂
Andi Fitri
dude kmu main nikah aja tpi ga menjelaskan pada kinan..apa mgkin hana adiknya dude?
Andi Fitri
ntah siapa yg benar Diana juga bersumpah atas nama Allah gtu juga dgn hamzah..
Andi Fitri
👍👍👍
Ida Rassya
Luar biasa
Afternoon Honey
ide ceritanya bagus ⭐👍
Riki Liusi
sukses selalu buat thor y..
Afrida Hasibuan
alur dan bahasa nya bagus
Ykhayza
good
Yayuk Ambon Rahayu Agustin
👍🏻🙏🏻
Sri Widjiastuti
tuh kan. klihatsn bodonya nii
Sri Widjiastuti
mikirlah kinan, seblm dude menikah si hana kan sdh sakit jiwa...
Sri Widjiastuti
untung ada dude... jd pengganti hamzahh... takdir ini bu...
Sri Widjiastuti
untung blm menikah... duhlahhh
Sri Widjiastuti
sukanya slh paham, berasumsi sendiri g jelas
Sri Widjiastuti
raihana ibu kandung nya raihan.... trus...??
Sri Widjiastuti
blm paham ni... ada akad trus kilas cerita nii
Hastono Wirjo
hati wanita sulit
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!