Anggap saja Kenzo psikopat yang tidak bisa hidup dengan satu wanita. Tapi setelah mengenal Bulan hidupnya berubah. Dia mulai jatuh cinta, dan kebiasaan buruk itu hilang seketika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengakuan Kenzo
Kenzo ikut tertidur pulas sambil memeluk Bulan.
Bulan akhirnya menyadari kalau Kenzo tengah memeluknya.
Entah kenapa dia tidak ingin menyingkirkan Kenzo seperti biasanya, pelukannya kali ini membuat dirinya nyaman.
Bulan menerawang jauh bagaimana pertemuannya dengan Kenzo, dan bagaimana dia yang selalu menyebut Kenzo sebagai Pria Iblis hari ini bisa begitu nyaman dipelukkannya.
Sampai akhirnya ia kembali mual-mual.
'Hhheumk...hhuek ...!!'
Kenzo terbangun mendengar Bulan mual-mual lagi.
Kenzo melepaskan pelukannya dan Bulan lalu bergegas ke kamar mandi.
Kenzo mengetuk pintu kamar mandi.
'Tok tok tok'
"Bulan, sepertinya kau keracunan nasi goreng buatanku, kakek memaksaku untuk mengantarmu ke Dokter, padahal hari ini aku super super sibuk, jadi Kau harus menghargai waktuku yang ku berikan untukmu !!"
'Hhuuek.. Hhueekk'
"Aku tidak mau ke dokter! Aku mau tidur saja..."
"Kau ini selalu saja membantahku ! Ini perintah kakek !"
Ucap Kenzo berbohong.
Bulan keluar dari kamar mandi sambil tolak pinggang.
"Aku tidak mau ! Kalau kau mau pergi, pergi saja ! Biasanya kau tidak mengkhawatirkan ku seperti ini ?!"
Kenzo terlihat kesal melihat Bulan yang menjadi keras kepala.
"Kau ini bukan anak kecil ! Ini demi kebaikanmu ! Apa harus aku menyeretmu dam mengikatmu di dalam mobil ??!!!"
Bentakan Kenzo membuat air mata Bulan bercucuran.
Dia lalu mendorong Kenzo dan menangis sambil menutup wajahnya dengan bantal.
"Kau jahat Kenzo...! Hiks hiks !
Aku benci melihatmu !!"
Kenzo lalu menghampirinya.
"Maaf ...maaf...
Habisnya Kau.....?"
"Huuhuuhu, tuh kan kamu pasti menyalahkan ku !! Hiks hiks , kalau begitu aku mau pergi saja!"
"Iyaa maaf maaf, cupp cupp cupp, jangan pergi...nanti nasibku bagaimana?? ya sudah kali ini kau yang menghukum ku, bagaimana ?!!"
"Aku bukan tukang hukum seperti kamu! Lebih baik kau pergi saja !"
"Enak saja main mengusirku ?? Inikan kamarku ?!"
Aku pun diam tak menjawab.
Aku kembali pada pada lamunanku, dimana dunia paling nyaman untukku berfikir.
Kenzo membuka Tuxedo yang menjadi ciri seorang pembisnis.
Setelah itu dia membuka kancing kemeja berwarna navy yang dia kenakan, sontak ku teriak setelah 3 kancing baju yang Kenzo buka, hingga dadanya yang bidang terlihat.
"Eeehhh ingat ya, kau tidak boleh menyentuhku lagi ! Kita telah selesai..!"
"Aku kepanasan ! Bukan mau menyentuhmu ! Kalau aku nyalakan AC nanti Kau bisa tambah 'uueek uueekk'.."
"Ngomong-ngomong kau belum makan ya sejak pagi tadi ?!"
Aku menggelengkan kepala.
Kenzo terlihat mengacak-ngacak rambutnya, segitu frustasinya kah hanya karena aku belum makan.
"Kau ini malas sekali, ayo cepat makan, atau kau mau aku gendong ke meja makan ??"
"Tidak perlu !"
Jawabku dingin.
"Kalau begitu biar makanannya yang ku bawa kesini"
"Tidak usah"
Jawabku lemas.
Kenzo geram.
"Bulan...kenapa kau sangat menyebalkan !! Kau fikir anakku siapa yang mau memberi makan, awas saja kalau anakku sampai kelaparan !!
Sabar Kenzo, sekarang kau harus lebih sabar.."
Kenzo menghembuskan nafas.
'Fiiuuhhhh'
"Bulan, lalu kau mau makan apa? Aku bisa memesan makan untukmu"
"Aku ingin makan rujak di pertigaan di depan sanah, sudah lama sekali aku menginginkannya.."
Jawabku dengan mata terpejam.
"Rujak ?? Buah-buahan dengan sambal itu yaa??"
Aku mengangguk.
"Tidak bisa ! Makanan apa itu? Tidak bergizi,, di lemari es kan banyak buah-buahan biar aku ambilkan yaa??"
"Tidak mau ! Bulan dengan deraian air mata...
Sudah ku duga kau itu hanya basa-basi saja, kau cuma pura-pura baik padaku !! Padahal uangmu itu banyak, cuma beli rujak seharga 20 ribu tidak berarti apa-apa untukmu..."
Entah kenapa air mataku begitu mudah berlinang kali ini padahal Kenzo tidak sekasar dulu.
"Bukannya aku pelit, selain tidak ada gizinya kau belum makan, nanti kalau perutmu sakit aku juga yang repot ! Kau mana punya uang untuk ke dokter ?!"
Aku hanya diam tidak menjawab, kupasang wajah cemberut penuh kecewa. Kecewa karena Kenzo tidak memenuhi keinginanku.
"Baiklah, aku akan belikan, tapi kau harus makan dulu, gimana??"
Aku mengangguk tanpa melirik Kenzo.
"Good, kau tunggu disini biar aku yang ke dapur"
Kenzo keluar dari kamar. Aku merasa aneh, apa yang membuatnya begitu baik padaku??
Kenzo kembali datang sambil membawa sepiring nasi, sayur dan sepotong daging.
"Aaaaaa..."
Kenzo menyuruhku membuka mulut.
Aku menutup mulut.
Kenapa makanan itu terlihat menjijikan.
"Aku tidak mau makan itu ?!"
"Kau harus makan ini, ini makanan bergizi !"
Aku menggelengkan kepala. Kenzo terlihat geregetan padaku.
"Kalau perutmu belum terisi, aku tidak akan membelikanmu rujak !!"
"Aku ingin makan baso"
Pintaku lirih.
"Baso ??"
"HhhhH baik laaahhhh....
Mike...Mike...tolong belikan....."
"Jangan orang lain! Kau yang harus beli sendiri !!"
Pintaku pada Kenzo.
"Sama saja...yang penting kau makan baso Bulan!"
Air mataku mulai menetes, membuat Kenzo tak sanggup menolak permintaanku.
"Ok ok..aku yang pergi ! "
Aku masih berbaring di tempat tidur. Kakek datang menghampiriku.
"Bulan, bagaimana keadaan mu?"
Aku lalu beranjak duduk.
"Baik kok Kek"
"Sebaiknya kau periksa ke dokter, biar Kenzo yang mengantar"
"Tidak perlu, aku tidak apa-apa kok"
"Hhmm kakek lihat kau mual-mual terus, kakek fikir kau tengah mengandung, Bulan"
Kakek curiga, bagaimana ini?
Apa yang harus ku katakan?
Tiba-tiba rasa mual ku kembali muncul.
'hhuuek..'
"Kakek maaf, aku permisi ke kamar mandi dulu"
Aku bergegas ke kamar mandi.
Rasa mual ini kembali mengocok perutku.
Sampai-sampai kakek datang menghampiriku.
"Kau memang harus segera diperiksa oleh dokter, biar kakek yang mengatakan nya pada Kenzo.
Omong-omong kemana Kenzo??"
"Kenzo pergi membeli baso, aku yang menyuruh nya."
Jelas ku lemah.
"Hhmm kakek semakin yakin bahwa kau tengah mengandung anak Kenzo, mari kakek bantu ke tempat tidur"
Kakek menuntun ku, dan aku kembali berbaring.
Tak lama Kenzo pun datang sambil membawa 3 bungkus baso.
"Ini pesanan mu, aku akan mengambil mangkuk dulu, awas ya kalau kau tidak memakan nya."
"Kenzo bukan seperti itu bicara dengan istri mu, kau harus lembut! Apa kau mau anak mu ketakutan dengan ayah nya sendiri??"
Tegur kakek pada Kenzo.
"Tentu tidak!"
Jawab Kenzo dingin.
***
Kakek sudah keluar dari kamar, Kenzo datang sambil membawa semangkuk baso untuk ku.
"Ayo buka mulut mu"
"Aku makan sendiri saja"
"Tidak boleh, aku yang akan menyuapi mu, jika kau menolak aku akan mencium mu, bagaimana??"
Ucap Kenzo dengan tatapan genit nya.
"Ya sudah,"
"Nah gitu dong, aku kan jadi makin...?"
"Makin apa??"
Tanyaku sambil mengunyah baso yang ia suapi.
"Makin...
Makin sayang dan takut kehilangan mu..."
Jawab Kenzo sambil menunduk.
Aku tidak membalas kata-katanya. Hanya termenung memikirkan maksud dari ucapan Kenzo.
"Bulan, jujur saat ini aku berharap agar kau mengandung anak ku"
Bagai tersambar petir, kata-kata Kenzo membuat ku tercengang.
"Aku tau kau sangat membenci ku, aku tau, aku pria brengsek dan bajingan , tapi aku ingin punya masa depan yang indah,bersamamu"
Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan?!