Haniyah gadis berparas cantik di sebuah pesantren terkenal di kota C. Peraturan pondok nya yang membuat dirinya tak bisa memiliki status hubungan yang jelas harus menerima hubungannya dengan pria yang ia sukai hanya sebatas adik kakak.
Hingga suatu hari Abah nya meninggal dan terpaksa menikah pada saat itu juga di depan jenazah Abahnya.
Ig: @euisrossy_96
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Habeebah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Zein
Mobil elf yang membawa Haniyah turun di depan sebuah mini market yang telah di tentukan. Terlihat banyak wali santri yang tengah menunggu kedatangan anak-anaknya.
Terlihat Abah Haniyah pun tengah menunggu Haniyah. Setelah turun dari mobil, Haniyah segera menuju Abah nya. Mencium tangan Abah nya dan memeluk nya.
"Mana tas nya Han?" tanya Abah
"Oh iya, sebentar Abah Hani bawa dulu di bagasi mobil" jelas Haniyah.
Haniyah pun kembali mendekati mobil. Terlihat mamang supir tengah sibuk mengeluarkan barang-barang bawaan santri putri di bagasi mobil nya.
Abah Haniyah menghampiri nya dan membantu Haniyah membawa tas super jumbo nya. Setelah meletakan nya di dalam mobil mereka meluncur pulang ke rumah.
"Kenapa Ibu gak ikut Abah?" tanya Haniyah.
"Ibu lagi masak spesial buat Hani, nyambut kepulangan Hani" jelas Abah
"Wah enak tuh" terlihat mata Haniyah berbinar senang sudah tidak sabar ingin makan masakan Ibu nya karena sudah lama ia tidak menikmati masakan Ibu nya yang sungguh lezat itu.
"Irfan nanti pulang nya gimana Han? Apa harus Abah jemput?" tanya Abah.
"Ah gak usah, suruh dia pulang ajah sendiri Bah" seru Haniyah
"Kasian Han, mending Abah jemput saja" tawar Abah
"Nanti Hani tanya dulu Irfan nya Bah" jawab Haniyah
"Baiklah"
Mobil mulai memasuki pekarangan rumah Haniyah. Terlihat Ibu Haniyah sudah menunggu kedatangan nya di depan rumah.
"Ibuuuu.." Haniyah berhambur ke pelukan Ibu nya. Ibu nya membalas pelukan Haniyah.
"Ayo masuk, mandi dulu sebentar lagi buka puasa. Ibu udah nyiapin makanan kesukaan kamu!" Ibu Haniyah mengajak nya masuk.
"Apa itu Bu?" tanya Haniyah penasaran.
"Ayam kemangi pedas dong" Ibu Haniyah menggoda nya.
Setelah membersihkan diri Haniyah duduk di kursi meja makan, ia terlihat sudah tidak sabar untuk memakan ayam kemangi kesukaan nya itu. Terdengar suara azan berkumandang, setelah memakan kurma dan meminum air putih ia segera meraih nasi dan juga ayam kemangi pedas nya. Ia makan dengan sangat lahap sampai lupa di depan nya ada ke dua orang tua nya yang terus memperhatikan nya.
"Sudah berapa lama kamu tidak makan Han?" tanya Ibu dengan nada meledek nya.
Huk.. huk..
Haniyah tersedak, kemudian Ibu nya memberikan air putih untuk Haniyah.
"Pelan-pelan kalau makan! Kaya yang mau kemana saja" tutur Ibu.
"Maaf hee Hani kalap kalau udah lihat ayam kemangi" tersenyum kemudian kembali melahap makan nya.
"Terakhir kamu makan apa Han di pondok?" tanya Ibu
"Tadi sahur makan nasi goreng jawa sama tempe goreng. Biasa nya sayur capcay, tahu kecap, bihun cabe ijo, Hani bosen" gerutu Haniyah kesal
"Sabar, nama nya juga di pondok. Harus terbiasa makan seadanya dan sederhana" pepatah Ibu
"Iya Bu, nanti kalau udah lulus Hani mau langsung boyong"
"Boleh boyong kalau nanti nikah" cegah Abah
"Ih Abah" dengan nada protes nya.
"Sudah sudah cepat habiskan makan nya, nanti langsung sholat siap-siap juga buat terawih!" titah Ibu
******
Sepulang dari mesjid Haniyah segera masuk ke kamar untuk membereskan barang bawaan nya kemudian berniat untuk istirahat.
"Oh iya, belum ngehubungin si kutu kupret mau pulang kapan" gumam Haniyah
*****
Irfan yang tengah merebahkan badan nya sambil memainkan hp di tempat tidur nya tiba-tiba di hampiri Zein.
"Yukul (makan) yuk!" ajak Zein pada Irfan
"Makan apa?" tanya Irfan
"Bakso mang Sono di depan" ajak Zein
"Traktir ya!" pinta Irfan dan bangun lalu duduk di atas tempat tidur nya.
"Ckk, oke asal gue ikut pulang ke beyt lu" decak Zein
"Dih, kesempatan dalam kesempitan lo"
"Ya udah kalau gak mau ya gak papa" bergegas melangkahkan kaki nya menuju pintu
Drrttt.. Drtttt..
Hp Irfan bergetar tanda panggilan masuk. Ia menatap layar ponsel nya "Hani" lirih Irfan.
"Hallo Han" Irfan menjawab dengan sedikit berteriak hingga terdengar Zein. Zein pun yang semula akan keluar berbalik kembali ke arah Irfan.
"Lo kapan pulang? Mau di jemput Abah apa engga?" tanya Haniyah di sebrang sana
Irfan melirik Zein dan Zein menatap mata Irfan tajam memberikan kode bahwa ia harus pulang dengan nya.
"Gak usah, nanti gue pulang sama temen-temen aja" jawab Irfan
"Yakin lo?" Haniyah bertanya untuk meyakinkan
"Iya bawel"
"Oke kalo gitu, daahhhh" Haniyah langsung mematikan telpon nya.
"Ishh, gak sopan nih anak gak salam dulu" Irfan menatap ponsel nta dan menyimpan nya.
"Gimana?" tanya Irfan pada Zein yang tengah tersenyum puas
"Beyt ente deket sama Ari kan?" tanya Zein
"Iya, emang kenapa?" jawab Irfan dengan merenyutkan dahi nya
"Nah, dari sini ana ikut sama Ari, nanti abis itu ana maen deh ke rumah ente, jadi kan Hani gak bakal tau dan marah sebenarnya ana ikut sama ente" jelas Zein
Irfan memangut sambil berfikir "Oke juga"
Zein berjalan menghampiri Ari.
"Ri, ana boleh maen ke beyt ente ga?" tanya Zein
"Wahh dengan senang hati ustadz" sumuringah Ari
"Ente pulang kapan?"
"2 hari lagi ustadz" jelas Ari
"Oke, nanti kita bareng juga sama Irfan"
Ari mengangguk tanda mengiyakan.
haniyah yg jatuh diselokan,pingsan terus dipanggilin tukang pijat ma Zein,apa kabarnya??/Left Bah!//Left Bah!//Left Bah!/