Mencintai Calon Kakak Ipar

Untuk episode ini jangan bicara masalah agama atau sara. Kalau yang tidak suka skip aja.

Ini bacaan untuk dewasa bukan untuk anak-anak jadi yang belum cukup umur minggir dulu.

Yang punya suami pegang suaminya yah... siapa tahu buat pelajaran.

Dan satu lagi dosa tanggung sendiri-sendiri aku g mau ikut nanggung. Ini hanya cerita hiburan bukan berniat mendidik kalian. Kalau mau yang dididik itu ke sekolah aja. Uups lupa sekolahnya tutup ding.

***

Cinta terbangun ketika merasakan sebuah benda berat dan menyusup pelan ke dalam bajunya. Mengusap perut Cinta pelan.

Dia membuka matanya dan terkejut melihat Cristian yang sedang tertidur di sampingnya. Cinta bergerak untuk menyingkirkan tangan itu dari perutnya. Namun tangan itu memeluknya erat.

"Jangan pisahkan aku dari anakku Cinta. Biarkan dia selalu bersama ayahnya," ucap Cristian tanpa mau membuka matanya. Hati Cinta bergetar mendengar kata-kata itu.

"Aku tidak akan memisahkanmu darinya hanya saja ... .'' Cinta ragu untuk meneruskannya.

Cristian membuka matanya dan melihat ke arah Cinta. Dia memegang dagunya dan memaksa wanita itu agar melihatnya.

''Lihat aku, Cinta! Teruskan maksud ucapanmu?" ucap Cristian tidak sabar. Wajah mereka sangat berdekatan sehingga hembusan nafas Cristian menerpanya. Aroma mint menguar masuk ke hidungnya.

"Kau bisa menikahi kakakmu dan aku akan membiarkan kau untuk menemui anak ini," lanjut Cinta.

"Dan bagaimana nasibnya nanti? Apakah kau memikirkannya? Hidup tanpa menyandang nama ayahnya. Apakah itu tidak membuat beban bagi hidupnya kelak?" tanya Cristian.

Cinta memejamkan mata dan mengambil nafas dalam.

"Aku sudah membicarakan ini dengan Ardi," ucap Cinta.

Muka Cristian kembali menegang dan tangannya memegang lengan Cinta keras.

"Dia anakku dan kau membicarakan masa depannya dengan pria lain?" murka Cristian.

"Sakit Cristian," rintih Cinta menyentuh tangan Cristian yang memegang lengannya keras.

"Apa yang ditawarkan pria itu sehingga kau menolakku dan memilihnya, aku bisa memberikan apa yang kau inginkan," gumam Cristian dengan mengeratkan giginya.

"Aku tahu kau lebih segalanya dari Ardi, tapi ini semua demi kebaikan kita."

"Kebaikan mana yang kau maksud. Kebahagiaanku, kebahagiaanmu atau kebahagiaan Bella?" kat Cristian tinggi.

"Semua alasanmu hanya sebuah omong kosong saja bagiku. Kau sendiri masih tak mau mengakui perasaanmu padaku!" seru Cristian sembari menyentuh wajah Cinta dengan penuh perasaan.

"Kau tidak mengerti?" kata Cinta.

"Kalau begitu katakan agar aku tahu dan mengerti dirimu ... ."

"Aku tidak bisa," jawab Cinta menangis. Cristian mendekap Cinta dalam dadanya berusaha memberikan ketenangan pada wanita itu.

"Baiklah, jika kau belum mengatakan apa masalahmu saat ini, mungkin nanti kita bisa bicarakan ini lagi. Sebelum semuanya terlambat Cinta," kata Cristian. Dia menghembuskan nafas berat.

"Kau tidak marah?" tanya Cinta melihat ke arah Cristian. Cristian menghapus jejak tangis Cinta.

"Aku tidak bisa menyakiti ibu dari anakku dan membuatnya sedih." Kata Cristian berusaha untuk menahan perasaannya sendiri. Sejatinya pria itu sangat marah dan sakit hati ketika mendengar keinginan Ardi untuk menikahi Cinta. Dan Cinta ikut mengiyakannya pula.

Cristian kembali meletakkan kepala Cinta di dadanya.

"Bohong! Tadi kau membentakku dan menyakiti lenganku ," ucap Cinta. Wajahnya berada di dada Cristian yang telanjang sehingga dia bisa menghirup wangi tubuh Cristian. Rasanya menenangkannya. Telapak tangannya menyentuh dada pria itu. Serasa ada tegangan aliran listrik di sana.

"Itu karena kau memancing amarahku dengan membicarakan pria lain di hadapanku, dan pria itu berani-beraninya mengungkapkan keinginannya untuk menikahimu" ujar Cristian matanya terlihat berapi-api ketika teringat akan sosok Ardi. Cinta lalu duduk di ikuti oleh Cristian. Mereka saling berhadapan kini.

"Kau membuatku takut ketika kau marah," ucap Cinta. Cinta menghirup nafasnya dan memandang Cristian. Dadanya mulai naik turun tidak beraturan. Dia sendiri bingung bagaimana dia mempunyai keberanian untuk mengucapkan itu semua.

Pria itu memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya. Ketika membukanya kembali ekspresinya berubah lebih lunak dia mengambil nafas pula.

"Baiklah, aku tidak akan membicarakan itu lagi dan kau juga jangan menyebut nama pria lain di hadapanku," perintah Cristian.

"Kau gantilah pakaianmu! Aku sudah menyiapkannya." Cristian mengambil sebuah paper bag di atas nakas dan memberikannya pada Cinta.

"Berbaliklah! Aku akan melepaskan kaos itu dari tubuhmu," kata Cristian enteng. Cinta membuka mulutnya lebar. Cristian menyeringai licik.

"Aku bisa sendiri," jawab Cinta.

"Aku tahu hanya saja ... , berbaliklah." perintah Cristian lagi.

Mood pria itu berubah dengan cepat, begitu sulit bagi Cinta untuk mengikutinya. Dengan patuh Cinta berbalik dan dadanya berdebar kencang. Dia dapat melihat pantulan dirinya dan Cristian di kaca meja rias. Cristian pun sama sedang memandanginya.

Kenapa dirinya patuh pada pria itu? Cinta sendiri tidak tahu. Sifat Cristian yang mendominasi membuat semua orang secara otomatis tunduk padanya.

Rasa nyaman Cristian berubah menjadi gairah yang mengalir dalam darahnya dan menetap kelam dan mengalir rendah dalam perut Cinta. membuatnya merasakan gelenyar-gelenyar aneh yang membuatnya menginginkan sesuatu.

Cristian mulai menarik kaos yang Cinta oakai pelan. Kuku-kuku jarinya yang terawat menyentuh pelan tubuh Cinta dari pinggang hingga bahu belakangnya. Cinta memejamkan matanya merasakannya.

"Aku suka kulit putih dan lembutmu," bisik Cristian di telinga Cinta ketika kaos itu melewati kepalanya. Pria itu menghentikan menarik kaos itu, membiarkan tangan Cinta menggantung dan matanya masih tertutup oleh kaos.

Pria itu menggigit lembut bahu Cinta lalu menghisapnya membuat Cinta mendesah pelan.

Tangan Cristian menarik tubuh Cinta mundur sehingga kulit mereka bersentuhan. Cinta merasakan degub jantungnya selaras dengan Cristian. Dan nafas mereka sama sama terengah-engah. Cinta bisa merasakan gairah Cristian pada dirinya.

Cristian membuang kaos itu dan melihat dari kaca di meja rias jika Cinta memejamkan mata dan menggigit bibirnya.

"Aku merasakan sama seperti yang kau rasakan Cinta," bisik Cristian di telinga Cinta lalu menciumnya lembut.

Cristian menyentuh perut Cinta yang tidak tertutup kain dan mencium rambutnya.

"Aromamu begitu nikmat dan memabukkan Cinta, sangat manis," kata Cristian.

Nafas Cinta berubah menjadi pendek, terengah penuh dengan harapan. Jari-jarinya berada di perut Cinta dan mengelusnya pelan.

"Kau akan belajar untuk mencintaiku, Cinta.'' Cristian mengatakan kata perkata dengan menghujani Cinta ciuman di sekitar bahunya dan turun ke bawah.

Dia lalu kembali ke bahu yang lain, mencium, menghisap dan menjilatinya. Pria itu benar-benar pandai menggoda Cinta.

Tubuh Cinta menegang seketika ketika tangan itu bergerilya ke atas. Menyentuh sebuah kehangatan dan kelembutan yang tercipta dari dua sumber kehidupan.

Sebuah lenguhan kecil tercipta dari mulut Cinta. Membuat Cristian semakin bergairah dan enggan untuk berhenti.

"Tolong katakan padaku untuk menghentikan ini semua," ucap Cristian di bahu Cinta.

***

Like

Vote

Koment...