SEQUEL dari Novel BOSKU SUAMIKU
Zia putri reyga, putri bungsu dari pasangan Zara almeera reyga dan Alfatih reyga. Gadis berparas cantik yang berkepribadian periang harus menerima perjodohannya dengan seorang pria yang ia sukai di masa lalu, yang saat ini menjadi dosennya.
Nathan himawan, pria berpostur tinggi tampan yang merupakan seorang dosen di sebuab Universitas tempat Zia menuntut ilmu. Perjodohannya dengan Zia mampu menggetarkan hatinya yang sempat mati.
Namun pernikahan yang mereka jalani cukup rumit, kehadiran orang ke tiga di antara mereka mampu membuatnya saling menjauh.
Saling mencintai namun tak terungkap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RINDU TAK BERTEPI
Nathan memilih tidur di kamar yang lain yang dulu Zia tempati, namun bukannya tertidur, pria itu justru terbengong menatap ke langit-langit kamar.
Ingatannya kembali berputar pada saat pertama kali ia melihat Zia, dan senyum manis terukir dari wajah tampannya. Tidak menyangka dia benar-benar akan memiliki Zia, gadis yang sejak ia melihatnya untuk pertama kalinya membuat dirinya jatuh hati.
"Ah, kenapa aku jadi merindukannya".
Nathan mencium wangi khas sang istri yang bahkan masih tertinggal di kamar itu, wangi vanila yang selalu membuatnya terlena. Satu ide muncul dari benaknya, pria itu mengambil ponselnya yang tergeletak di atas nakas di samping ranjang, kemudian mencari kontak sang istri yang ia beri nama "My Wife".
Deringan pertama Zia mengangkat sambungan Vidio dari suaminya, meski merasa heran karena mereka hanya berjarak beberapa meter saja, namun perempuan itu tetap mengangkatnya.
Nathan menampilkan raut merajuknya, "Sayang". Pria itu merengek manja.
Zia yang baru saja keluar dari kamar mandinya terlihat segar dengan sisa-sisa tetesan air di wajah mulusnya. Dia kemudian tersenyum seraya melambaikan tangan pada layar ponselnya, "Apa sayang?". Suara lembut dari Zia semakin membangkitkan sesuatu yang sejak tadi Nathan tahan semakin meronta.
"Kamu cantik banget sih".
"Emang, kamu baru nyadar yah? Jahat banget sih". Zia tampak duduk di kursi meja riasnya, menyimpan ponselnya di atas meja dan ia hadapkan pada dirinya, perempuan itu mengoleskan cream ke wajah cantiknya, kegiatan rutinnya di setiap malam.
Nathan terkekeh, "Kamu tuh udah cantik, udah mulus juga, kenapa masih pake cream lagi?".
Zia berdecak, pria itu tak mengerti masalah perempuan, tentu saja tidak akan sama dengan pria yang hanya cukup mengoleskan pomade pada rambutnya lalu pakai minyak wangi saja, tapi itu tidak cukup bagi perempuan, masih banyak lagi rangkaian-rangkaian perawatan lainnya yang seorang perempuan butuhkan. "Kebutuhan mas, kamu gak akan ngerti. Ini juga buat kamu kok".
"Buat aku??". Nathan mengerutkan dahinya, buat dirinya katanya?? Pria itu masih belum paham.
"Iyalah buat kamu, emang buat siapa lagi? Masa buat papa aku. Supaya kamu gak nyari yang lebih mulus sama yang lebih licin di luaran sana." Zia kembali meletakkan cream yang telah selesai ia pakai, kemudian berganti dengan lotion yang bertuliskan night body lotion ia oleskan pada tangan, kaki juga lehernya.
Ah ya ampun Zia, tidak tahukah kini Nathan semakin tersiksa. melihat kaki jenjang mulus juga leher putih Zia membuat pria itu menggigit bantal sebagai pelampiasan rasa gemasnya. Pantas saja istrinya itu selalu wangi meski ia baru bangun tidur, rupanya sebelum tidur perempuan itu memakai berbagai perawatan untuk tubuhnya. Bahkan wanginya saja sampai tertinggal di atas kasur juga bantal yang selalu perempuan itu pakai. Seperti saat ini, Nathan bisa menghirup wangi khas tubuh sang istri yang tertinggal di bantal yang tengah ia dekap.
"Nara nyenyak gak tidurnya??". Nathan bertanya.
"Nyenyak, emang kenapa??".
"Giliran aku dong yang kamu temenin". Nathan melancarkan modusnya untuk dapat tetap tidur dengan perempuan itu.
"Kenapa harus di temenin? Kamu kan udah gede, sebelum ada aku juga kamu terbiasa tidur sendiri kan??".
Benar apa yang istrinya itu katakan, tapi kebersamaan mereka yang sudah berjalan beberapa bulan ini membuat Nathan terbiasa dengan kehadiran Zia di sampingnya. Dan ia tak bisa jauh dari sang istri yang sudah berhasil membuatnya tergila-gila itu.
Walau hanya berjarak beberapa meter saja, tapi tetap saja rasanya berbeda, ada ruang hampa di dalam hatinya ketika ia berjauhan dengan sang istri. "Please yank, ke sini dong". Nathan tampak memohon, menampilkan raut memelasnya agar perempuan itu terenyuh dan mau menemaninya.
Zia mematikan sambungan ponselnya, dan hal itu membuat Nathan kecewa. Ia kira Zia tak mau lagi berbicara dengannya, apalagi menemaninya. Namun suara ketukan di pintu kamarnya membuat sudut bibir pria itu terangkat menampilkan sebuah senyuman. Zia-nya datang padanya.
Nathan sedikit berlari untuk membuka pintu, dan saat Zia terlihat berdiri di hadapannya, tanpa menunggu aba-aba lagi Nathan menyatukan bibir mereka, memberikan sentuhan lembut pada wanita yang selalu di rindukannya walau mereka terpisah beberapa menit saja.
Zia tersenyum di sela pagutan bibir mereka, mengalungkan kedua tangannya pada leher sang suami. Keduanya tertawa seraya menyatukan kening mereka.
"Aku gak sanggup jauh-jauh dari kamu". Ungkap Nathan.
Zia tersenyum penuh cinta, membelai pipi sang suami yang tampak menatapnya dengan dalam.
Zia merasa bahagia, inilah yang Zia inginkan, Nathan tergantung padanya dan tak bisa lepas darinya. Bukankah kenyamanan pasangan sangat penting? Dalam sebuah rumah tangga, selain kepercayaan dan rasa cinta, kenyamanan dan kepuasan masing-masing juga sangat penting, karena di situlah kita akan merasa saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Dan itulah yang Zia coba terapkan dalam rumah tangganya, membuat sang suami nyaman, puas, dan tergantung padanya.
Agar orang ketiga di luaran sana tak mempunyai kesempatan dan celah untuk masuk ke dalam lingkaran rumah tangganya.
Gaess Jan lupa vote yah, dukung Zia dan Nathan supaya masuk rangking lagi🙏🙏💜💜 tengkyuuuhh sayangnya emaakk😘😘