popy gadis manis yang hidupnya tak semanis senyumannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anindia Andin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mata itu
popy berlari memasuki halaman rumah, dimana bu mala dan om aji tengah duduk di teras rumah sambil menikmati kopi. tanpa salam popy masuk ke rumah dan segera masuk ke kamar di kejar oleh bu mala, popy menangis sejadi jadinya, masuk ke kamar mandi menyalahkan shower dan mandi lengkap dengan baju yang dia kenakan, menangis sejadi jadinya, merasa jijik merasa malu, merasa gagal, terbersit di pikirannya untuk mengakhiri hidupnya.
dari luar bu mala mengetuk ngetuk pintu kamar popy yang terkunci rapat itu, dari dalam kamar itu tidak ada jawaban, yang terdengar hanya suara air yang deras dari kamar mandi popy, bu mala putus asa dan pergi meninggalkan kamar popy tanpa mendapatkan jawaban
"popy kenapa ma?" ucap om ajiaji
"entahlah pa... putus sama pacarnya mungkin" ucap bu mala sambil duduk di kursi samping suaminya
Dikamar mandi popy teringat kejadian memalukan yang dia alami, pelecahan itu, pria bertopeng itu, mata itu, mata yang belum pernah dia temui, mata yang tidak di miliki pria di kampung ini... popy memejamkan matanya mengingat kejadian itu dan popy menangis lagi lagi dan lagi
hampir 1 jam popy di kamar mandi, menangis dan meringkuk di pojok kamar mandir, membiarkan shower tetap menyala... tak lama kemudian popy menganti bajunya yang basah itu, sebelum dia mengambil wudhu, popy meniatkan mandi wajib, mengambil wudhu dan sholat sunah dan menangis lagi di atas sajadahnya, mengadukan kepada sang Khalik kejadian malam
Popy tersadar ketika ada yang mengetuk pintu kamarnya dan suara itu adlh suara om aji
"pooppp... Popy... "
"ya om... sebentar" popy membuka kamarnya dan masih lengkap dengan mukena yang dia kenakan
"lho katanya sekalian sholat isya, ndak jadi sholat di masjid to?"
"sudah om... popy habis sholat sunah"
"kamu kenapa pop? habis nangis?" ujar bu mala dari belakang om aji
"iya buk... habis putus sama pacar popy"
bukan popy kl ndak menutupi semua masalahnya
"ya sudah kamu istirahat, bunga juga sudah tidur"
"iya om, iya buk" popy melihat om dan ibunya pergi meninggalkan kamarnya, dan segera mungkin mengunci rapa2 kamar itu
Popy menghempaskan tubuhnya di atas bednya, menangis lagi lagi dan lagi. mengingat lagi mata itu, mata elang itu, siapa dia. popy merasakan perih di area kemaluannya, begitu perih sampai ke ulu hati, perih karena di ambil oleh pria bajingan, perih karena gagal mempertahankan satu2nya mahkotanya.
Tak terasa sdh berkumandang azan subuh dan popy terjaga, popy melihat dirinya tertidur masih mengenakan mukena
Tak menunggu lama popy mengambil air wudhu dan menyegerakan sholat sunah dan wajib subuh, sebelum popy melaksanakan kewajibannya, pintu kamar di ketok bu mala
"pop... kamu ndak sholat?"
Ceklek, popy memutar kunci kamar
"ini mau sholat buk"
"tumben ndak ke mushola pop... nah masih nangis juga"
"iya buk, popy sholat di rmh saja"
Bu mala pergi meninggalkan kamar anak gadis itu
tak lama kemudian pintu kamar popy di ketuk lagi, siapa lagi kl bukan bunga
"pop..." bunga langsung memutar gagang pintu kamar popy yg tidak terkunci, dan di dapati popy sedang menjalankan kwajibannya. bunga langsung tidur di kasur popy, sambil bingung
"Lha kasurnya kok basah"
"ya bung... maaf semalam aq langsung tidur"
"oke pop... padhal aku nunggu kamu lho.
pop... bedmu basah? semalam kamu mandi?"
"iya bung, gerah, pulang langsung keramas makannya kasur dan bantal q basah, ini mukena ku juga basah"
"kamu mau cerita apa bunga? kamu sudah sholat?"
"lagi datang bulan pop... " ucap bunga singkat sambil menarik selimut popy dan menutup kakinya yang mulus itu
"hmmmm... " ucap popy datar
"kenapa bun? maslh kerja kelompok p5 kemarin?"
"bukan itu pop... tapi iya juga sih"
"bunga, kondisi ku sekarang sedang tidak enak badan, kl ceritanya nanti siang atau sore gak pa2 kan bung"
"kamu sakit pop? makanya jangan mandi malam2 pake keramas lagi, sakit kan jadinya" crocos bunga, dia tidak tau sehancur apa popy saat itu
"iya bung... walaupun aku sakit, aku tetap bantu ibuk masak, beres2 rumah. bantu aku ya bung"
"oke... aku beresin halaman depan ya pop, kamu yang dalam rumah" senyum bunga nakal memilih pekerjaan rumah yang ringan.
popy menganggukkan kepala tanda setuju dan segera membereskan rumah, sebntar lagi bu mala pulg dari mushola dan bisa segera membantu masak untuk hari minggu ini
Hari minggu ini berjalan terlalu cepat, sampai di sore hari popy masih dengan mata sembabnya
"matamu masih sembab pop... " ujar om aji
"iya om, terlalu sakit om" sebenarnya bukan terlalu sakit yang dia maksud sakit putus cinta tapi terlalu sakit untuk kejadian semalam
"sabar... namanya juga masa penjajakan, pasti ada putusnya.
oh ya pop... minggu depan om dan ibuk mau ke Jogja, kamu dan bunga ada ujian kan. bagaimana? berani di rumah berdua?"
"berani lah pa... aku sama popy kan sudah besar" celetuk bunga dari belakang
"asal uang sakunya dobel pa"
Popy hanya tersenyum simpul setuju dengan ucapan bunga tapi tidak berani berkomentar kalo maslah uang, masih teringat jelas maslh uang bu mala yang hilang kemarin
Om aji beranjak dari duduknya dan mengusap kepala anak gadisnya yang nakal itu
"tenang, papa pastikan sebelum papa dan mama berangkat, uang sudah masuk ke rekening kalian masing2"
"iiyyeeessss..... " semangat bunga kl dengar masalah uang
popy hanya terdiam sambil memberi makan ikan di aquarium
"pooopppyyyy...... pooopppyyyy..... " bu mala teriak dari ruang loundry, popy berlari menuju arah suara itu
"ya buk ada masalah apa?"
"kamu lihat ini... baju warna putih jangan di campur warna merah... kamu ini gimana sih hahh"
"bukan popy buk, popy sudah cuci baju setelah subuh tadi"
"kamu bohong... ini baju ibu kelunturan... kamu ini kok gak pintar2 sih pop"
"bukan popy buk, sumpah bukan popy"
sakit rasanya di salahkan lagi
"ma... yang nyuci itu aku, bukan popy ma, popy jangan di marahi terus ma"
"huuhhhh"
bu mala melempar kesal baju itu dan pergi meninggalkan popy dan bunga
"maaf ya pop, aku lupa, kenapa sih mama benci sama kamu? padhal kamu ndak salah"
"sudahlah bung, sudah biasa. mungkin setelah kelulusan ini aku pergi kuliah di luar kota bung"
"kamu mau kuliah dimana? sudah keluar beasiswamu? aku ikut pop" crocos bunga
"ikut boleh, om aji setuju apa ndak bung? yang jelas aku ingin meninggalkan desa ini bung"
"kamu marah sama mama?"
Mereka mengobrol di ruang loundry, smbil mendengarkan deru mesin cuci
"sampai kapanpun aku ndak akan marah atau benci atau dendam dengan ibuk bung, ibuk mala adlah ibu q, yang merawatku mulai kecil. aku ingin hidup mandiri, kuliah dan bekerja sesuai yang aku impikan
"Pop.... nanti aku ke kamarmu apa kamu yang ke kamarku?"
"kamu ke kamarku ya bunga, kalo aku yang ke kamarmu pasti kamu ketiduran"
Bunga terkekeh dan pergi meninggalkan popy