Di desa kandri yang tenang, kedamaian terusik oleh dendam yang membara di hati Riani. karena dikhianati dan ditinggalkan oleh Anton, yang semula adalah sekutunya dalam membalas dendam pada keluarga Rahman, Riani kini merencanakan pembalasan yang lebih kejam dan licik.
Anton, yang terobsesi untuk menguasai keluarga Rahman melalui pernikahan dengan Dinda, putri mereka, diam-diam bekerja sama dengan Ki Sentanu, seorang dukun yang terkenal dengan ilmu hitamnya. Namun, Anton tidak menyadari bahwa Riani telah mengetahui pengkhianatannya dan kini bertekad untuk menghancurkan semua yang telah ia bangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bisikan Dendam
Setibanya di Desa Kandri, Dinda dan Bu Rahmi disambut hangat oleh Pak Rahman, Pak Gimin, Mbok Yem, dan Mbak Marni. Kelegaan terpancar dari wajah Pak Rahman melihat istri dan putrinya kembali dengan selamat. Namun, Dinda tidak bisa menyembunyikan kecemasan yang masih menghantuinya. Bayangan pria mencurigakan dan kemungkinan ancaman dari Riani terus berputar di benaknya.
Malam itu, Dinda menceritakan semua yang ia ketahui tentang Riani dan Gita kepada Pak Rahman. Ia mengungkapkan dendam yang mereka simpan dan kemungkinan keterlibatan mereka dalam penyerangan terhadap Bima. Pak Rahman terkejut mendengar cerita Dinda. Ia tidak menyangka bahwa masa lalu kelam keluarganya akan kembali menghantui mereka.
"Kita harus berhati-hati, Dinda," kata Pak Rahman dengan nada serius. "Riani dan Gita adalah orang yang berbahaya. Mereka tidak akan segan melakukan apa saja untuk mencapai tujuan mereka."
Dinda mengangguk setuju. "Aku tahu, Ayah. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti kita lagi."
Pak Rahman kemudian memerintahkan Pak Gimin untuk meningkatkan keamanan di sekitar rumah mereka. Ia juga meminta Pak Gimin untuk mencari tahu keberadaan Riani dan Gita di desa tersebut. Pak Rahman tidak ingin kecolongan. Ia ingin memastikan bahwa keluarganya aman dari segala ancaman.
Namun, alih-alih melaporkan teror yang terjadi ke polisi, Pak Rahman memilih cara lain. Ia tidak ingin memperpanjang masalah dan membuat Riani dan Gita semakin marah. Ia berharap dengan bersikap tenang dan tidak membalas, Riani dan Gita akan bosan dan berhenti dengan sendirinya.
Sementara itu, Riani dan Gita yang berada di sebuah rumah kontrakan di pinggiran desa, terus memantau keluarga Pak Rahman. Mereka belum tertangkap polisi karena para preman yang mereka sewa berhasil melarikan diri sebelum polisi datang. Riani dan Gita merasa geram karena rencana mereka gagal.
"Kita tidak boleh menyerah," kata Riani dengan nada marah. "Kita harus menemukan cara lain untuk membuat mereka menderita."
Gita mengangguk setuju. "Aku punya ide," kata Gita dengan senyum licik. "Kita akan mendekati Dinda dan mencoba untuk mempengaruhinya. Kita akan berpura-pura menyesal atas perbuatan kita dan meminta maaf kepadanya. Setelah Dinda percaya kepada kita, kita akan memanfaatkan dia untuk menghancurkan keluarganya."
Riani tersenyum mendengar ide Gita. "Itu ide yang bagus," kata Riani. "Dinda adalah orang yang baik dan mudah percaya. Kita pasti bisa memanfaatkannya."
Keesokan harinya, Riani dan Gita mulai menjalankan rencana mereka. Mereka mendatangi rumah Pak Rahman dan meminta untuk bertemu dengan Dinda. Awalnya, Dinda enggan untuk bertemu dengan mereka. Ia masih merasa marah dan sakit hati atas perbuatan mereka.
Namun, setelah dibujuk oleh Bu Rahmi, Dinda akhirnya bersedia untuk bertemu dengan Riani dan Gita. Riani dan Gita langsung berlutut di hadapan Dinda dan meminta maaf atas semua kesalahan mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka sangat menyesal telah menyakiti Dinda dan keluarganya.
"Kami tahu bahwa kami telah melakukan kesalahan yang besar," kata Riani dengan nada sedih. "Kami mohon maafkan kami, Dinda. Kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan kami lagi."
Dinda terkejut melihat perubahan sikap Riani dan Gita. Ia tidak menyangka bahwa mereka akan meminta maaf kepadanya. Dinda merasa iba kepada mereka. Ia berpikir bahwa mungkin saja mereka benar-benar menyesal atas perbuatan mereka.
"Aku memaafkan kalian," kata Dinda dengan nada pelan. "Tapi, aku harap kalian benar-benar menyesal dan tidak akan mengulangi kesalahan kalian lagi."
Riani dan Gita tersenyum mendengar perkataan Dinda. Mereka merasa senang karena Dinda telah memaafkan mereka. Mereka tahu bahwa langkah pertama untuk menjalankan rencana mereka telah berhasil.
Setelah mendapatkan kepercayaan Dinda, Riani dan Gita mulai mendekati Dinda dan mencoba untuk mempengaruhinya. Mereka sering mengunjungi Dinda di rumahnya, mengajaknya jalan-jalan, dan memberikan hadiah-hadiah kecil. Dinda merasa senang karena memiliki teman baru seperti Riani dan Gita.
Namun, tanpa disadari oleh Dinda, Riani dan Gita sedang memanfaatkannya untuk menghancurkan keluarganya. Mereka mencoba untuk menghasut Dinda agar membenci Pak Rahman dan Bu Rahmi. Mereka mengatakan bahwa Pak Rahman dan Bu Rahmi tidak menyayangi Dinda dan hanya memanfaatkan dia untuk kepentingan mereka sendiri.
Dinda mulai terpengaruh oleh perkataan Riani dan Gita. Ia mulai meragukan kasih sayang Pak Rahman dan Bu Rahmi. Ia merasa bahwa mereka tidak memperhatikannya dan hanya mempedulikan diri mereka sendiri.
Suatu hari, Riani dan Gita mengajak Dinda untuk pergi ke sebuah tempat yang jauh dari desa. Mereka mengatakan bahwa mereka ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa kepada Dinda. Dinda setuju untuk ikut dengan mereka.
Namun, tanpa sepengetahuan Dinda, Riani dan Gita telah merencanakan sesuatu yang jahat. Mereka berencana untuk mencelakai Dinda dan menyalahkan Pak Rahman dan Bu Rahmi atas kejadian tersebut. Mereka ingin membuat Pak Rahman dan Bu Rahmi menderita dan menyesal telah menghancurkan hidup mereka.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*