NovelToon NovelToon
Permaisuri Raja Langit

Permaisuri Raja Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nafsienaff

Malam itu sepasang suami istri yang baru saja melahirkan putri pertamanya di buat shock oleh kedatangan sesosok pria tampan berpenampilan serba putih. Bahkan rambut panjang nya pun begitu putih bersih. Tatapannya begitu tajam seolah mengunci tatapan pasangan suami istri itu agar tidak berpaling darinya.

“Si siapa kau?” Dengan tubuh bergetar pasangan suami istri itu terus berpelukan dan mencoba melindungi putri kecil mereka.

“Kalian tidak perlu tau siapa aku. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga baik baik milikku. Dia mungkin anak kalian. Tapi dia tetap milikku sepenuhnya.” Jawab pria tampan berjubah putih itu penuh penekanan juga nada memerintah.

Setelah menjawab wujud tampan pria itu tiba tiba menghilang begitu saja menyisakan ketakutan pada sepasang suami istri tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29

Artha menggelengkan kepalanya merasa dirinya bodoh karena secara tidak langsung sudah menyakiti Dewi. Seharusnya Artha tidak mengatakan hal yang membuat Dewi sakit hati malam itu.

“Itu artinya dia juga memiliki perasaan yang sama ke aku..” Senyum Artha. Pria itu merasa banyak kupu kupu yang terbang di sekitarnya. Hatinya berbunga bunga karena ternyata Dewi juga memiliki perasaan yang sama seperti dirinya.

Mengingat wajah murung Dewi Artha merasa bersalah. Namun mendengar ucapan yang keluar dari mulut Dewi di kampus siang itu membuat Artha merasa bahagia. Dewi cemburu karena Artha mengatakan istrinya berada di bumi. padahal istri yang Artha maksud adalah Dewi sendiri.

“Aku harus segera meluruskan ke salah pahaman ini.” Gumam nya.

“Yang mulia.”

Suara Brama membuat Artha mengurungkan niatnya untuk pergi. Artha diam menunggu Brama mendekat padanya.

“Ada apa?” Tanya Artha pelan.

Brama menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada siapapun yang akan mendengar percakapan mereka. Namun karena ragu Brama pun akhirnya memilih mengajak Artha ke tempat yang tidak semua orang bisa menguping pembicaraan nya.

Tempat itu adalah kamar Artha. Kamar kedap udara suara yang juga tidak bisa di masukin siapapun jika tidak ada izin dari Artha secara langsung.

“Yang mulia, hamba sudah menemukan titik terang kejadian itu.”

Artha mengernyit. Dirinya memang meminta agar Brama mencari tahu semua tentang masa lalu tragis itu.

“Lanjutkan.” Perintah Artha.

“Yang mulia. Kemungkinan besar Selir Agung terlibat dalam peristiwa itu. Mohon ampun kalau hamba salah bicara. Tapi dari semua yang hamba ketahui, hamba merasa janggal pada sikap Selir Agung. Mulai dari meminjam gelang pelindung hanya untuk sebuah bunga, sampai kepergian nya saat peristiwa itu terjadi. Dan juga hawa iblis yang pernah mengarah ke istana Selir Agung.” Brama berbicara dengan kepala menunduk. Pria itu khawatir Artha tidak sependapat dengannya.

Sesaat Artha terdiam. Artha juga sebenarnya merasa ada yang janggal pada ibu sambungnya itu. Sikapnya yang terlalu berlebihan dan terlalu tenang seolah sedang menyembunyikan sesuatu yang siapapun tidak tau kecuali putranya sendiri, Fabian.

“Kita tidak akan bisa mengadili Selir Agung tanpa bukti yang jelas. Meski cermin itu ada dan bisa menunjukkan saat Selir Agung meminjam gelang Permaisuri Agung, namun tetap saja kita harus mencari bukti yang lain untuk di adili di depan maharaja.” Ujar Artha tenang.

“Baik yang Mulia.” Angguk Brama merasa lega karena respon Artha.

“Ada lagi?” Tanya Artha menatap Brama.

“Ya yang mulia. Ini tentang Permaisuri yang Mulia. Fitnah yang pernah di layangkan pada permaisuri jelas tidak berdasar juga tidak ada bukti. Laki laki yang saat itu di anggap sebagai selingkuhan permaisuri gantung diri. Namun di tangannya terdapat nama Selir Agung.”

Artha memejamkan kedua matanya. Semuanya jelas jelas adalah ulah wanita itu. Namun minimnya bukti membuat Artha tidak bisa bertindak gegabah. Dan juga Artha meyakini ada hal lain yang menjadi tujuan Selir Agung sampai melakukan kejahatan begitu rapi.

“Apa kamu tau keluarga laki laki itu?”

“Ya, hamba mengetahuinya yang mulia.”

“Kalau begitu antar kan aku kesana sekarang juga.” Tegas Artha.

“Baik yang Mulia.”

Saat itu juga Artha dan Brama pergi menemui keluarga pria yang pernah di anggap sebagai selingkuhan istri Artha. Karena hal itu juga Artha terpaksa harus menunda untuk menjelaskan pada Dewi tentang maksudnya.

****

Di kamar Dewi.

Dewi menatap pantulan dirinya di cermin. Gadis itu sedang mencoba mengikhlaskan sesuatu yang sangat berarti baginya. Sesuatu yang pada kenyataan nya memang tidak di takdir kan menjadi miliknya, yaitu Artha.

Dewi menghela napas kemudian melepaskan kalung berliontin hati yang pernah Artha berikan padanya. kalung itu adalah benda yang bisa menghadirkan Artha kapanpun dan dimanapun Dewi mau. Tapi sekarang Dewi merasa kalung itu sudah tidak lagi berguna untuk nya.

Dewi menatap liontin bentuk hati itu. Dewi sangat menyukai kalung itu. Selain indah juga mewah, kalung itu juga adalah pemberian Artha, pria yang Dewi anggap mempunyai rasa yang sama padanya.

“Artha.. Seperti nya memang aku harus membuang kalung ini. Aku sudah nggak perlu lagi memanggil kamu. Aku harus bisa tanpa kamu.” Gumam Dewi.

Rasa sesak itu langsung menyergap Dewi, membuatnya sulit untuk bernapas. Dan kemudian air mata menyusul menganak sungai di kedua pipi Dewi.

“Nggak, aku nggak boleh lemah.. Aku nggak boleh begini. Aku harus bisa menerima kenyataan..” Dewi mengusap kasar air mata yang membasahi pipinya.

Gadis itu kemudian memasukan kalung pemberian Artha di dalam laci meja riasnya. Dewi akan memulai melupakan Artha dan hidup tanpa harus bergantung pada pria yang sudah beristri itu.

“Aku bisa... Yah.. Aku pasti bisa.”

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengagetkan Dewi. Buru buru gadis itu memastikan tidak ada lagi air mata di pipinya.

Pintu kamar terbuka pelan dan muncullah Sita dari balik pintu dengan senyuman manisnya.

“Ibu..” Senyum Dewi menatap ibunya.

Sita melangkah menghampiri Dewi. Wanita itu menatap pantulan dirinya juga putrinya di cermin. Sita juga membelai lembut rambut panjang terurai Dewi.

“Nak, di bawah ada Marchel. Dia bilang kalian ada janji untuk pergi ke toko buku sore ini?”

“Ah iya... Ya ampun Dewi hampir saja lupa.” Dewi menepuk pelan keningnya sendiri. Gadis itu tidak ingat dengan janjinya sebelum turun dari mobil Marchel tadi siang.

“Ya sudah kalau begitu Dewi pergi ya bu...” Dewi bangkit dari duduknya. Dia hendak meraih tas selempang nya yang berada di atas ranjang saat Sita menahan pergelangan tangannya.

“Kenapa Bu?” Tanya Dewi bingung.

Sita terdiam sesaat. Selain membantu Artha untuk mengetahui alasan Dewi terus bersama Marchel, Sita juga penasaran akan masalah yang sedang Dewi pendam sendiri itu. Apa lagi Artha juga merasa tidak tau penyebab Dewi menjauh darinya.

“Ada yang ingin ibu tanyakan.” Lirih Sita.

Dewi menatap ibunya dalam diam. Dewi sudah bisa menebak pertanyaan apa yang hendak di lontarkan oleh ibunya.

“Nanti saja ya bu.. Kasihan Marchel kalau harus nunggu lama. Dewi berangkat.” Senyum Dewi melepaskan pelan cekalan tangan Dewi di pergelangan tangannya.

Dewi meraih tasnya kemudian buru buru keluar dari kamar karena tidak mau ibunya menanyakan tentang Artha lagi padanya.

“Maafin Dewi ya bu.. Dewi cuma nggak mau bahas apapun tentang dia..” Batin Dewi sambil melangkah menuruni anak tangga.

Sementara di dalam mobilnya Marchel sedang sibuk membenarkan rambut berjambulnya. Pria itu sudah beberapa kali berkaca memastikan penampilan nya menarik di mata Dewi.

Saat Marchel sedang asik berbenah, seekor ular kobra masuk ke dalam mobil Marchel. Ular itu dapat menembus pintu mobil Marchel bagian belakang yang tertutup rapat.

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!