Tiba-tiba pernikahan Raka dan Arumi berakhir setelah 1001 malam berlalu.
“Aku sudah menjalani tugas sebagai suamimu selama 1000 hari bahkan lebih dua hari. Sekarang waktunya mengakhiri pernikahan palsu ini.”
Arumi yang sedang merapikan selimut tertegun, berbalik badan lalu menatap lekat kepada Raka yang tengah berjalan ke arahnya.
“Tidak adakah sedikit pun percikan cinta selama kita bersama ?” tanya Arumi dengan wajah sendu.
Raka tidak menjawab hanya menyerahkan amplop cokelat kepada Arumi yang bergetar menerimanya.
“Jangan mempersulit !” tegas Raka dengan tatapan tajam yang menyakitkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sidang Terakhir
Semua kelihatan lega karena perhatian Arumi mudah dialihkan, tidak ada lagi pertanyaan tentang boneka beruang yang jadi barang bukti.
Apalagi setelah Burhan datang memberitahu kalau kuasa hukum Anggara dan Thalia mengajukan permohonan supaya sidang hari ini dihentikan karena kondisi medis Thalia tidak memungkinkan.
Permintaan ditolak hakim karena bukan baru kali ini saja Thalia berulah. Sudah dipastikan oleh tim medis kepolisian kalau kondisi kejiwaan Thalia baik-baik saja untuk melanjutkan proses hukum.
Apa yang terjadi di ruang sidang barusan hanyalah bentuk rasa takut yang berlebihan saat melihat sang ayah dibawa keluar.
Setelah memastikan tidak ada lagi yang ingin disampaikan oleh jaksa penuntut umum dan tim pembela, hakim pun membacakan putusan sidang.
Hukuman yang dijatuhkan lebih ringan dari tuntutan jaksa. Anggara dihukum 8 tahun penjara sedangkan Thalia 10 tahun karena berdasarkan pemeriksaan lab yang asli, saat kejadian selain mabuk, dalam darah Thalia ditemukan kandungan obat sejenis narkotika.
Yongki yang kembali diijinkan masuk dengan syarat hanya bisa mengepalkan kedua tangannya dengan wajah geram. Pikirannya langsung dipenuhi dengan rencana banding.
Tidak bisa dipungkiri kalau harga diri Yongki seperti terjun bebas karena bukan hanya satu tapi kedua anaknya harus mendekam di penjara. Martabat keluarga Sukmana mencapai titik terendah sepanjang hidup Yongki.
Selain kakak beradik Sukmana, Edi pun dijatuhi hukuman 8 tahun penjara dipotong masa tahanan. Irma menarik nafas lega, bukan karena senang suaminya memperpanjang hidup di penjara tapi ia berhasil menghentikan Edi untuk menambah dosa dengan kebohongan demi kebohongan.
Hanya Roni yang kelihatan tidak puas dengan hukuman yang dijatuhkan hakim namun Arumi yang langsung memeluknya berusaha menghibur Roni.
“Jangan kecewa karena tujuan kita bukan sekedar masalah angka tapi mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan terutama untuk Rendi.”
“Hhhhmmm.”
“Aku yakin Rendi pasti merasa bahagia dan bangga memiliki kakak sepertimu yang tidak pernah lelah berusaha membersihkan nama baiknya.”
Arumi melepaskan pelukannya dan memaksa bibir Roni seperti tersenyum.
“Kamu harus tersenyum untuk Rendi,” ujar Arumi sambil terkekeh. “Segera kabari om dan tante soal keputusan ini. Mereka pasti sudah tidak sabar menunggu”
“Hhhhhmm.”
Sekarang Arumi berpaling pada Sofia yang duduk di sebelah kirinya dan memeluk sang mantan mertua.
“Terima kasih atas dukungan mama,” ucap Arumi tulus.
”Kamu kan anak mama juga,” ujar Sofia sambil menepuk-nepuk bahu Arumi.
Sebelum meninggalkan ruang sidang, ditemani Burhan dan Sapta, Roni dan Arumi menemui jaksa dan polisi yang menangani kasus mereka.
Sempat ada pembahasan mengenai kemungkinan Yongki mengajukan banding tapi bagi jaksa tidak masalah karena tidak mudah untuk membatalkn tuntutan termasuk atas Anggara.
”Aku ke toilet sebentar,” ujar Arumi sebelum mereka keluar dari gedung pengadilan.
“Aku tunggu di lobi.” Arumi mengangguk dan berjalan sendiri ke arah kamar kecil.
Tidak sampai 5 menit Arumi selesai. Baru beberapa langkah, ia buru-buru bersembunyi di balik tiang nesar dan mengintip dengan sangat hati-hati.
Firasatnya terbukti kalau Sofia tidak mungkin datang sendirian ke Jakarta dan Arumi yakin Raka yang menemani.
Pria itu sudah bisa menggunakan kedua kakinya lagi tapi yang membuat Arumi penasaran ada Eva bersama Raka dan Sofia.
Perasaan Arumi campur aduk melihat Sofia kelihatan akrab dengan Eva bahkan tertawa lepas. Tanpa sadar tubuh Arumi bergetar melihat Sofia memeluk Eva dengan penuh kasih sayang dan baru kali ini Arumi melihat Raka banyak tersenyum.
Cemburukah ? Atau iri ?
TJdak ! Tidak boleh seperti ini Arumi ! Kamu bukan siapa-siapa lagi, hanya mantan istri ! Suatu hari nanti akan ada perempuan lain yang menggantikan posisimu sebagai istri Raka.
Arumi menarik nafas dalam-dalam sambil menggeleng-gelengkan kepala lalu memutuskan untuk menyusul Roni yang sudah menunggunya di lobi.
Sampai di tempat yang dituju, Arumi tidak menemukan sepupunya. Begitu membuka handphone, Arumi baru membaca pesan yang dikirimkan Roni sekitar 5 menit yang lalu.
(RONI) Aku harus pergi ke kantor secepatnya. Kita ketemu lagi nanti malam sekalian makan dengan tante Sofia.
Arumi menghela nafas. Pemandangan yang baru saja dilihatnya membuat Arumi kehilangan semangat untuk bertemu lagi dengan Sofia meskipun tanpa Raka.
RAKA ! Menyebut nama itu dalam hatinya membuat Arumi baru terpikir kalau Roni ternyata tidak jujur padanya karena tidak memberitahu kalau mantan suami Arumi datang bersama ibunya.
Tapi Arumi yakin kalau ia tidak melihat sosok pria itu bahkan bayangannya di sekitar ruang sidang.
Lalu Eva ? Arumi baru sadar kalau Eva juga tidak kelihatan padahal selama ini perempuan itu selalu rajin mengikuti sidang dari tempat duduk paling belakang.
Atau jangan-jangan mereka datang berdua makanya mama tidak menyinggung soal Raka sama sekali ?
Handphone yang berada dalam genggamannya bergetar dan terpampang tulisan RONI di layar. Sengaja Arumi menekan tombol merah, malah menghubungi Sapta, menanyakan dimana asistennya berada karena tadi mereka datang bersama.
Arumi mengerutkan dahi karena hampir tidak pernah Sapta lama menjawab panggilannya apalagi di saat jam kerja.
Panggilan Roni yang ketiga kalinya kembali menggetarkan handphone Arumi. Dengan terpaksa Arumi menekan tombol hijau.
“Kenapa lama banget menjawab teleponku ?”
“Aku sedang menghubungi Sapta. Tidak biasanya Sapta menghilang tanpa memberitahuku.”
Romi tertawa. “Kamu tuh suka asal ngomong Ar, mana mungkin Sapta menghilang.”
“Buktinya dia tidak ada di lobi padahal aku sudah memintanya menunggu di sini.”
“Sapta menunggumu di mobil. Tadi ada telepon entah dari siapa tapi sepertinya penting dan Sapta membutuhkan laptopnya jadi dia harus kembali ke mobil. Aku yang menyuruhnya menunggu di situ.”
“Tapi aku tidak tahu dimana pak Min pakir. Tadi aku dan Sapta turun di lobi.”
“Jangan cengeng Ar, parkiran ada di belakang gedung, kamu tinggal jalan ke sana.”
“Siapa yang cengeng !” gerutu Arumi.
“Jadi nanti malam gimana ? Oke ya makan malam sama tante Sofia ?”
Arumi tidak menjawab, ia sedang mempertimbangkan perlu tidaknya bertanya soal Raka pada Roni.
“Ar…. Arumi ! Arumi Pramudya !”
“Aku belum tuli !” omel Arumi yang dibalas dengan tawa Roni.
“Kabari aku kalau kamu sudah tahu jawabannya.”
“Roni apa……. Hhhuuffftt !” Arumi menggerutu karena Roni sudah memutus panggilannya.
Sambil menggerutu, Arumi mulai berjalan ke bagian belakang gedung. Jaraknya hanya beberapa ratus meter tapi karena sinar matahari lumayan terik, kening Arumi mulai basah.
Wajahnya masih ditekuk, bersiap mengomeli Sapta saat di mobil nanti. Berani-beraninya dia meninggalkan Arumi tanpa pesan dan tidak bisa dihubungi.
Berpikir lebih mudah memarahi Sapta dar kursi penumpang di belakang sopir, Arumi masuk lewat pintu kanan.
Dahinya berkerut melihat kursi penumpang depan kosong tapi mesin mobil hidup bahkan di dalam terasa dingin.
“Sapta kemana Pak Min ?” tanya Arumi dengan nada kesal sambil mengeluarkan handphonenya, bermaksud menghubungi Sapta lagi.
“Apa kabar Arumi ?”
Sebelum mendongak, mata Arumi membola karena yakin suara yang tertangkap telinganya bukan milik pak Min, sopir yang tadi mengantarnya.
ga ush glau trs,kn raka srius mau bkin arumi bhgia....bntr lg ga bkln dpt status janda,plus ga perawan lg....🤭🤭🤭
bru shri loh,tp udh khilangn kn????
mkanya,jgn gngsi lh arumi...mskpn msih ragu,ksih ksmptan raka buat mmbuktikan kl dia srius....
sok2an mnta bls budi,pdhl mh cma modus aja krna mau dktin raka....
tnggu aja tunanganmu kluar pnjra,kn ccok pnjht sm siluman rubah....😝😝😝
skrng bru spatu yg mlayang,lain kli mngkin kursi atw meja....🤣🤣🤣
slmt brjuang......
pling jg bpknya eva pnya htang sm yg onoh,mkanya anknya ga bs lpas....scra kn kl btal msti gnti rugi kaleee......udh biasa jual anknya dmi hrta.....kira2 roni bwa eva kmn y???jgn smp dia bntuin,tp msih ttp ngusik arumi.....