NovelToon NovelToon
Perfect Life System

Perfect Life System

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Anak Genius / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Mengubah Takdir
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: BlueFlame

Christian Edward, seorang yatim piatu yang baru saja menginjak usia 18 tahun, dia harus keluar dari panti asuhan tempat ia di besarkan dengan bekal Rp 10 juta. Dia bukan anak biasa; di balik sikapnya yang pendiam, tersimpan kejeniusan, kemandirian, dan hati yang tulus. Saat harapannya mulai tampak menipis, sebuah sistem misterius bernama 'Hidup Sempurna' terbangun, dan menawarkannya kekuatan untuk melipatgandakan setiap uang yang dibelanjakan.

‎Namun, Edward tidak terbuai oleh kekayaan instan. Baginya, sistem adalah alat, bukan tujuan. Dengan integritas yang tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata, dia menggunakan kemampuan barunya secara strategis untuk membangun fondasi hidup yang kokoh, bukan hanya pamer kekayaan. Di tengah kehidupan barunya di SMA elit, dia harus menavigasi persahabatan dan persaingan.sambil tetap setia pada prinsipnya bahwa kehidupan sempurna bukanlah tentang seberapa banyak yang kamu miliki, tetapi tentang siapa kamu di balik semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlueFlame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26. Evolusi

 

Edward duduk di mejanya di kantor Catalyst AI, mencoba fokus pada laporan keuangan proyeksi di laptopnya. Tapi angka-angka itu berenang di matanya, berubah menjadi wajah Aurora yang sedang tersenyum manis padanya . Dia menggelengkan kepala, mencoba mengusir bayangan itu.

'Aku sudah gila.'

Tiba-tiba, seluruh ruangan terasa bergetar dengan getaran halus. Cahaya biru yang biasanya muncul dari layar sistem berubah menjadi emas yang menyilaukan. Edward menutup mata, dan saat membukanya kembali, dia terkesiap.

Layar sistem di depannya tidak lagi 2D. Itu adalah sebuah proyeksi holografik 3D yang melayang di atas mejanya. Interface-nya jauh lebih kompleks, dengan diagram dan aliran data yang bergerak dinamis. Di tengahnya, ada model 3D dari dirinya sendiri, dengan atribut-atribut yang terus berubah secara real-time.

 

**[ SISTEM HIDUP SEMPURNA - LEVEL 2 EVOLVED ]**

**[ Host: Christian Edward ]**

**[ Status: Evolusi Komplet. Sistem sedang memproses...]**

**[ Hadiah Evolusi: ]**

1. **Aset:** Satu unit Apartemen Mewah di "The Azure Tower" (Lantai 35, 3 Kamar Tidur, Fully Furnished). Sertifikat Hak Milik telah atas nama Host.

2. **Modal:** Rp 300.000.000

3. **Skill:** [Intuisi Emosional Mendalam (Level 1)] - Kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi kompleks (baik diri sendiri maupun orang lain) di balik lapisan logika dan kata-kata.

 

Edward menatap hadiah-hadiah itu dengan tak percaya. Apartemen mewah di The Azure Tower, salah satu gedung termewah di kota. Serta uang sebesar Rp 300 juta. Dan sebuah skill yang sangat relevan dengan masalahnya saat ini. Sistem ini tidak hanya memberinya kekuatan, tapi juga solusi.

Tapi proses belum selesai. Layar holografis itu berkedip, lalu sebuah notifikasi baru muncul. Notifikasi ini berbeda. Bingkainya berwarna merah darah, dan teksnya terasa lebih... personal.

 

**MISI EKSKLUSIF JANGKA PANJANG**

**[ Judul Misi: Eksplorasi Diri - Anomali Kardiovaskular dan Kognitif ]**

**[ Deskripsi: ]**

Sistem telah mendeteksi anomali berulang pada fisiologi Host. Saat berinteraksi dengan subjek 'Aurora', terjadi peningkatan signifikan pada denyut jantung, suhu tubuh, dan degradasi kemampuan kognitif sementara (sering disebut 'linglung'). Anomali ini tidak berbahaya, tapi menghambat performa optimal Host. Untuk mencapai evolusi selanjutnya, Host harus memahami dan menguasai anomali ini.

**[ Tugas Utama: ]**

Dalam waktu 6 bulan, cari tahu, pahami, dan jelaskan dengan bahasa logis apa yang terjadi pada Anda saat dekat dengan subjek 'Aurora'.

**[ Hadiah Penyelesaian: ]**

- **Modal:** Rp 1.000.000.000

- **Skill:** [Sinkronisasi Empati (Level 1)] - Kemampuan untuk menyelaraskan persepsi emosional dengan seseorang, memungkinkan pemahaman yang mendalam dan tak terucapkan.

- **Item Istimewa:** [Token Keinginan Sistem x1] - Token sekali pakai untuk meminta satu hal apa pun kepada sistem, selama tidak melanggar hukum fundamental alam semesta.

**[ Gagal: ]**

Tidak ada hukuman. Tapi Host akan terus mengalami 'anomali' tanpa pemahaman, yang mungkin menghambat pertumbuhan jangka panjang.

 

Edward membaca misi itu berulang-ulang. Matanya mengerut. "Anomali kardiovaskular dan kognitif?" bisiknya dengan nada frustrasi. "Ini bukan misi. Ini diagnosa medis!"

Dia mencoba menolaknya. "Sistem, tolak misi."

[Tidak dapat memproses permintaan. Misi ini sangat penting untuk evolusi Host.]

"Apa apaan! Bukannya misi yang kau berikan seharusnya tentang mencapai tujuan? Kenapa sekarang malah untuk memahami perasaan!" kata Edward, hampir berteriak pada hologram di depannya.

[Perasaan adalah data biologis dan psikologis yang kompleks. Memahaminya adalah tujuan yang valid. Host harus menyelesaikan misi ini untuk membuka misi level berikutnya.]

Edward menghela napas kasar. Dia dikalahkan oleh sistemnya sendiri. Sistem yang selalu menjadi sumber logika dan kekuatannya kini memaksanya untuk memecahkan masalah yang paling tidak logis yang pernah dia hadapi yaitu perasaannya sendiri.

Dia menutup layar holografis itu dengan gerakan kasar. Dia merasa frustrasi dan bingung. Tapi Edward bukan tipe orang yang akan larut dalam kebingungan. Dia mengalihkan frustrasinya itu ke satu-satunya hal yang bisa dia kendalikan: pekerjaannya.

***

 Keesokan harinya

"Kita punya masalah," kata Edward sambil memukul papan whiteboard di ruang meeting. Seluruh timnya—Hendra, Bima, Sarah, Reza, Dina, dan Rizki—sudah berkumpul.

"Setiawan Group sedang menggelar roadshow ke berbagai asosiasi UKM. Mereka menawarkan 'solusi digital' mereka dengan harga sangat murah, bahkan gratis untuk versi dasar. Mereka mencoba menguasai pasar sebelum kita sempat meluncurkan produk beta," jelas Edward, suaranya tajam dan penuh energi.

"Mereka memakai uang untuk menghancurkan kita sebelum kita berdiri!" geram Bima.

"Mereka punya modal, kita punya otak," kata Edward, matanya menyala. "Dan kita harus menggunakan otak kita lebih cepat. Bima, Reza, aku mau kalian mempercepat pengembangan fitur unggulan kita: *Prediksi Tren Musiman*. Aku mau fitur itu bisa memprediksi penjualan produk tertentu berdasarkan tren historis, cuaca, dan bahkan hari libur lokal. "

"Sarah, Dina, Rizki," lanjut Edward. "Aku mau kalian membangun kampanye pre-launch. Fokus pada 100 UKM kecil yang sudah kita identifikasi. Beri mereka akses gratis ke beta version kita. Jangan jual apa pun. Jual visi kita. Jual cerita kita. Buat mereka merasa menjadi bagian dari sesuatu yang spesial."

Tim itu terlihat termotivasi oleh semangat Edward. Rasa frustasinya telah berubah menjadi api yang membakar seluruh tim. Mereka bekerja lebih keras dari sebelumnya. Jam 10 malam, kantor itu masih ramai. Edward berjalan mondar-mandir, memeriksa kode Bima, dan berdebat arsitektur dengan Hendra, serta memberikan masukan pada strategi konten Sarah.

Bisa di bilang sekarang ia adalah seorang jenderal di medan perang, dan perang adalah satu-satunya hal yang dia mengerti saat ini.

Sekitar tengah malam, timnya mulai pulang satu per satu. Edward tetap di sana, menatap papan whiteboard yang penuh dengan diagram. Dia merasa lebih tenang, lebih terkendali. Ini adalah dunianya. Logika, strategi, eksekusi.

Tapi saat dia akan mematikan lampu, ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Aurora.

`Kau masih di kantor?`

Edward menatap pesan itu. Jantungnya, yang sudah tenang sepanjang hari, kembali berdetak lebih cepat.

*[Anomali kardiovaskular terdeteksi,]*

bisik suara sistem di kepalanya.

Dia mengabaikannya dan membalas. `Iya. Masih ada yang harus diselesaikan.`

`Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Kata Ayahku, kuda yang paling kencang bukanlah yang paling cepat di awal, tapi yang bisa bertahan hingga akhir.`

Edward membaca pesan itu dua kali. Ini bukan tentang bisnis. Ini tentang dirinya. Padahal mereka belum terlalu lama saling mengenal namun entah bagaimana Aurora bisa melihat melalui armor profesionalnya, seolah-olah dia bisa membaca pikiran Edward.

Edward menatap layar ponselnya, lalu ke papan whiteboard lalu menghela napas, dan membalas pesan itu.

`Aku akan ingat.`

Dia mematikan lampu dan keluar dari kantor. Edward tahu dia harus kembali ke perang ini, perang melawan Setiawan Group. Tapi dia juga tahu, ada perang lain yang sedang berkecamuk di dalam dirinya sendiri. Dan dia punya waktu enam bulan untuk memenangkan keduanya.

1
Aisyah Suyuti
menarik
TUAN AMIR
teruskan thor
aratanihanan
Wow, nggak nyangka sehebat ini!
Emitt Chan
Seru banget thor! Gk sabar mau baca kelanjutannya!
Edward M: iya, semoga suka yah... kalau ada saran atau kritik mohon di sampaikan yah/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!