NovelToon NovelToon
Jalan Yang Terkurung

Jalan Yang Terkurung

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tulisan_nic

"semua orang memiliki hak untuk memiliki cita-cita,semua orang berhak memiliki mimpi, dan semua orang berhak untuk berusaha menggapainnya."

Arina, memiliki cita-cita dan mimpi tapi tidak untuk usaha menggapainya.
Tidak ada dukungan,tidak ada kepedulian,terlebih tidak ada kepercayaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 Pelindung

Udara pagi terasa segar,membawa aroma tanah basah guyuran hujan semalam.Arina menenteng tas ransel di pundak sebelah kanan,meski agak kepayahan karna tangan kirinya masih terasa sedikit nyeri.Setelah berpamitan dengan Mamak,ia melangkah sedikit tergesa.Ia selalu begitu karna jarak ke sekolah memakan waktu yang lama,dia takut jika terlambat

Arina berjalan saja,sampai tiba di persimpangan,sebuah mobil hitam mengkilap berhenti di depannya,kaca mobil terbuka.Seseorang mengeluarkan kepalanya di balik jendela kaca mobil

"Rin,naik" Sambil membuka pintu mobil dari dalam,Arkan tersenyum kaku. lebih tepat seperti senyuman canggung.

Arina masih diam saja,matanya hanya melihat sekitar.

"Malah bengong,cepetan" Senyum yang tadi ada di wajah Arkan mendadak hilang,berganti dengan wajah jutek dengan dahi berkerut

Arina naik ke mobil itu,dengan wajah cemberut karna melihat reaksi Arkan tadi.

"Kenapa kamu lambat sekali sih,untuk menerima kebaikan orang saja kamu terlalu banyak berpikir" Arkan sambil mendengus kesal

"Aku hanya tidak mau berhutang budi"

"Siapa bilang kamu harus membalas budi?"

Arina bergeser,duduknya berjarak semakin menjauh.Wajahnya nampak bertekuk

"Ah...terserah kamu sajalah" sambil melambaikan tangannya,tidak terima Arina bergeser menjauh.Arkan merasa Arina sudah sangat menolak nya.

Di dalam mobil mereka berdua meski duduk di bangku yang sama di bangku penumpang,tak ada kata yang keluar sedikitpun.Berbeda sekali jika Arina menumpang di mobil Vivian,selama perjalanan mereka pasti saling berbagi cerita-cerita seru

Supir yang mengantar mereka,menahan senyum meliht wajah Arkan yang nampak kesal.

***

Sampai di halaman sekolah,Arkan berjalan di belakang Arina.Ia angkat tas ransel yang sudah menempel di bahu kanan Arina. "Sini aku saja yang bawa" tangannya sudah menarik tas itu,hingga Arina hampir kehilangan keseimbangan

"Kamu ini,apa kamu selalu bertingkah seenaknya begini pada orang lain?"

Arkan cuma menatap dengan tatapan dingin,alisnya terangkat sebelah.Tas ransel Arina sudah berada di tangannya,langsung ia selempangkan di bahunya.Tubuh Arina yang lebih kecil dan pendek darinya tidak bisa berbuat apa-apa kecuali pasrah,ia menghentakkan kakinya mendengus kesal lalu berjalan duluan menuju kelas

Di kelas Vivian dan Dita menatap Arina yang baru di depan pintu,tatapan penuh tanda tanya.Mereka heran dengan wajahnya yang nampak kesal,di tambah lagi di belakangnya Arkan menyusul dengan membawakan tas ransel milik Arina.

Arkan menaruh begitu saja tas itu di atas bangku,tempat Arina duduk.Melirik sebentar lalu berlalu begitu saja.

Melihat itu,Vivian dan Dita sudah tidak sabar lagi

"Hei...kenapa itu Arkan?" Vivian mendekat

"Kenapa kamu seperti kesal sekali padanya" Dita ikut nimbrung

Arina menghela nafas,baru saja dia mau menjawab pertanyaan dari sahabat-sahabat nya,Evan dengan ekspresi dingin menaruh kotak bekal di depannya.Tanpa sepatah kata.

lalu berlalu begitu saja,duduk di bangku biasanya yang ia duduki

Mata mereka bertiga sontak menoleh,yang di tatap hanya diam saja.Pandangannya lurus tanpa ekspresi apapun.

"Kenapa lagi laki-laki yang ini?" Vivian menyenggol siku Dita

"kenapa semua orang mendadak aneh begini?,Apa sedang trend terbaru ya?"Dita menatap Arina dan Evan bergantian.

Bel pertanda pelajaran di mulai berbunyi.Riuh suara siswa siswi memenuhi kelas.Pak Fikri guru mata pelajaran IPA sudah berdiri di depan kelas.Pelajaran di mulai,semua tenggelam dalam proses belajar itu.

***

Jam istirahat,Arina membuka kotak bekal yang di berikan Evan.Isinya empat kue risoles dengan isi ayam cincang,wortel dan kentang.

"Eh...lihat,Evan semakin lihai membuat kue" Arina sambil menunjukkan kotak bekal itu pada kedua sahabatnya.

"Ayo kalian cicipi,Evan akan senang mendengar penilaian kalian"

Vivian dan Dita saling berpandangan,dalam hati Vivian

"Dasar Arina bodoh,Evan itu sengaja buatkan untukmu,karna dia suka sama kamu. Masa gitu aja ngga ngerti"Ingin sekali dia mengatakan itu,tapi yang keluar malah..

"Engg...kamu saja Arina,Aku dan Dita mau ke kantin.Makanan itu tidak akan membuat kami kenyang"

"Iya Rin,selamat menikmati ya ..habiskan saja buatmu semua"

Dita dan Vivian buru-buru melangkah,meninggalkan Arina yang bengong sambil memegang kotak bekal.

Suasana kelas sunyi,semua siswa sudah keluar menyisakan Arina dan Evan.

Evan berdiri,lalu duduk di depan Arina.

"Aku tidak suka kamu dekat-dekat Arkan"

dia bicara tanpa ekspresi,tatapannya datar...hanya saja tangannya sedikit mengepal

"Aku tidak dekat-dekat dia,dia hanya berjanji menjemput dan membawakan tasku sebagai permohonan maaf karna sudah menyebabkan aku jatuh dan keseleo kemarin" Tangannya sambil menyelipkan rambut kedalam jilbab.Gerakan itu membuat Evan jadi memperhatikan pergelangan tangan Arina yang sedikit bengkak dan merah

"Ayo ikut aku" Evan menarik tangan Arina,ia menurut saja penasaran dengan apa yang akan Evan lakukan.

Di depan UKS,ada ketua OSIS yang sedang berjaga .

"Bang Fadil,aku mau minta obat oles untuk keseleo"

"Siapa yang keseleo Van?"

"Arina,tangannya keseleo"

"Tunggu sebentar,aku ambilkan"

Evan mengangguk,tak lama Fadil kembali dengan pot kecil berisi obat oles di tangan,menyerahkan pada Evan.

"Duduk dulu"Perintahnya pada Arina,ia menurut.Evan cepat membuka tutup pot kecil itu lalu mengoleskannya ke tangan Arina,ketika sudah cukup ia kembalikan lagi pada Fadil.

"cowok ini,selain pintar dia juga baik. Tapi kalau aku perhatikan gestur badannya kenapa sedikit mirip dengan Arkan. Cara dia senyum sambil menunduk juga sangat mirip.Apa mereka berdua bersaudara? Ah...tidak mungkin,Evan sangat baik pada semua orang dan juga pintar kalau Arkan...dia seenaknya sendiri,terlalu impulsif,kadang juga ceroboh...dua kepribadian yang sangat berbeda.Meski aku juga merasa Arkan juga tidak terlalu buruk padaku"

Arina menatap ke arah Evan tapi langsung di alihkan saat Evan balik menatapnya,seperti sengaja menghindari takut apa yang dia bicarakan dalam hati terdengar oleh Evan

Langit biru tanpa ada awan yang menggantung,matahari bersinar terik...namun angin yang bertiup tidak membawa hawa panas,justru terasa sejuk.Mungkin karena hujan lebat semalam.

Dibawah pohon waru,ada kursi kayu tempat Evan dan Arina duduk. Arina menikmati risoles yang di bawakan Evan tadi. Matanya terpejam sebentar lalu membuka lagi

"Bagaimana kamu bisa membuat ini jadi seenak ini Van?"

"Dari resep di internet"

"Kamu masih punya waktu untuk mempelajarinya?,bukannya tugas belajar kita banyak dan juga harus mengulang agar tidak lupa?"

"Aku tidak mengulang pelajaran saat di rumah"

Arina diam,sudut matanya melirik Evan dengan rasa iri,di hatinya

"Apa? Mudah sekali dia mendapatkan juara satu,aku yang juara dua ini harus jungkir balik mati-matian untuk mendapatkannya.Sedang dia di rumah asyik dengan hobi,tapi juara satu tetap tidak berpindah. Apa angka satu itu sudah di takdirkan menempel padanya? Duh...aku jadi frustasi sendiri"

Hatinya yang bicara membuat gerakan kaki menghentak kecil,Evan menoleh heran

"Ada apa?"

cepat-cepat Arina menggeleng,"Bukan apa-apa"

Seperti biasa,Evan tersenyum sambil menunduk...tenang tanpa ekspresi berlebihan

Di lapangan basket tidak terlalu jauh dari mereka duduk,Arkan memegang bola,menatap sekilas ke arah mereka.Wajahnya tegang dengan rahang mengeras.Lalu melempar bola ke ring dengan gerakan kasar...seolah sedang melampiaskan kekesalan.

*

*

*

~Salam hangat dari penulis🤍

1
checangel_
Banyak yang impossible menjadi possible, begitulah skenario realita kita 😄
Tulisan_nic: hidup penuh kejutan ya 🤭
total 1 replies
checangel_
Mati rasa itu terkadang melelahkan, tetapi ada kalanya butuh didengarkan 😄
checangel_
Real ✅, terkadang mental health atau trauma bisa bersarang dari akar yang tidak hanya dari orang luar, tapi bisa dari orang dalam juga termasuk 'keluarga atau orang tua itu sendiri'
Tulisan_nic: Terimakasih sudah memahami🤍🫶
total 3 replies
miu@
aku juga capek
checangel_
Seberapa akurat keyakinan itu /Shy/
checangel_
الجمعه،
Tak ada kata lagi terucap👍🙏
checangel_: /Smile//Pray/
total 2 replies
checangel_
Seberat itu ya janji 🤧
checangel_: Dua kata berbeda, tapi sama dalam tindakan 🤧
total 2 replies
checangel_
Memaafkan memang selega itu, apalagi kata maaf itu diterima dengan lapang, rasanya seketika sedang berada di pantai yang tenang 😄
Tulisan_nic: memaafkan sedamai itu memang🫶
total 1 replies
checangel_
Diam saja deh, lebih baik gitukan😂😂
checangel_
Apalagi kalau orangnya nggak enakan, kata tolak jarang terucap tuh/Facepalm/
checangel_
Pasti luka batinnya dalam banget nggak sih itu /Sob/
checangel_: Sabar, luka batin itu bisa sembuh kok perlahan /Smile/
total 2 replies
checangel_
Tim pembaca aja 😂
checangel_
Begitulah kalau sedang kasmaran, bahkan luka dalam perban pun langsung membaik nggak tuh😂😂
checangel_: 😂😂🤧saking realnya, semua luka terobati dengan sendirinya, ono-ono wae/Facepalm/
total 2 replies
checangel_
Siapa nih yang dulu seperti Arina?😂
Tulisan_nic: aku,aku/Scream/
total 1 replies
checangel_
IPA adalah mapel yang menyimpan banyak cerita, dari mulai impian, rasa pantang menyerah, dan menjadi pelajaran terpaporit dari yang lain, but that is the past again 😅😂
checangel_
Author /Sob/, ceritamu teralu real ndak sih 🤧, pengin nangis aku😭
Tulisan_nic: kamu benar banget/Whimper/
total 7 replies
checangel_
Vivian kamu butuh tempat curhat lagi nggak? Sepertinya luka batinmu sudah sangat dalam, sabar-sabar ya Vivian, pasti berat itu dan memang berat banget sih 🤧
checangel_
Allah, author, dan pembaca ini juga mengakui ketulusanmu, Arina😄
Tulisan_nic: Tenang aja Arina,kami tahu gitu kan ya😄
total 1 replies
checangel_
Gimana tuh rasanya jadi tempt curhat, Arina? 😅
Tulisan_nic: iya,pasti Arina denger curhatan nya ambil kedap kedip🤭
total 1 replies
checangel_
Kamu menulis apa Mba Arina, secepat itukah tulisanmu?😭
checangel_: Tapi emang gitu, aku juga pernah nulis cepat saking disuruh cepatnya😂
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!