Mentari Senja, gadis desa yang berusia 18 tahun. Anak terakhit dari pasangan Jaka dan Santi. Dia merupakan salah satu gadis yang menjadi primadona di desanya. Dia mempunyai keluarga yang sederhana dan ayah yang sangat disayanginya. Mentari adalah sosok gadis yang lembut, cantik dan pendiam serta sangat menuruti permintaan sang ayah. Namun siapa sangka Mentari tiba-tiba saja dijodohkan oleh sang ayah dengan sosok lelaki yang dia tidak kenal sama sekali. Dia terpaksa harus menerima perjodohan itu demi kesembuhan sang ayah. Mengubur semua cita-citanya selama ini dan harapannya untuk melanjutkan pendidikan. Hidup dengan seorang laki-laki yang berstatus sebagai suaminya, tapi tidak pernah dianggap dan dicintai.
Chapter 30
“Arghh” Willie menedang brangkar di ruangan UKS.
“Bangs*t” umpat Willie kesal.
“Awas aja kalau apa yang diucapin sama Regal itu benar, gua akan buat Natasya menyesal udah berani selingkuh dari gua” sorotan mata Willie menyimpan sebuah amarah yang besar.
Willie mengambil kotak P3K untuk mengobati luka di wajahnya, namun masih mengumpat kesal.
“Anjing! Regal sialan, gua juga pastiin hidup tu anak tidak akan tenang” Willie bergumam di tengah kegiatan-nya mengobati lukanya.
Willie beranjak dari duduknya dengan sedikit lemah menuju ke tempat tidur UKS. Ia ingin istirahat dan tidur di sini. Willie malas untuk keluar, karena ia tidak ingin bertemu dengan Natasya.
Pada jam istirahat kedua, Mentari langsung saja keluar dari kelas dan mencari keberadaan Willie. Ketika ia bertemu dengan Gibran dan Geral, Mentari yakin kalau Willie masih berada di sekolah ini. Ia juga tidak melihat ada sosok yang di cari diantara mereka berdua.
“Tari..” teriak Geral, yang membuat Mentari langsung saja menghentikan langkah-nya.
“Mau kemana?” tanya Geral.
“Ah nggak kak, Tari mau ke toilet aja” alasan Mentari.
“Lah kan di lantai 2 juga ada toilet Tar, ngapain harus turun ke sini” ujar Geral bingung.
“Antri kak” ucap Mentari sedikit gelagapan.
Gibran menatap gadis itu, alasan yang di ucapkan Mentari sedikit tidak masuk akal. Serta gadis itu seperti sedang mencari seseorang. Dari raut wajah Mentari juga terlihat kalau dia sedang khawatir.
“Mau cari Willie ya Tar” celetuk Gibran, yang membuat Geral menoleh ke arah dia.
“Ah,, ng-nggak kak” jawab Mentari gugup.
Drrtt… Drrtt…
Ponsel Mentari tiba-tiba saja berbunyi, ia langsung saja mengambilnya dari dalam saku dan melihat siapa yang menelfon dirinya.
“Kak Willie” nama yang tertera di layar ponsel Mentari.
“Maaf kak, aku duluan” Mentari langsung menjauh dari Gibran dan Geral.
Mentari menekan tombol hijau setelah menjauh dari mereka berdua. Gadis itu mendekatkan ponsel tersebut di dekat telinganya.
“Hallo kak!”
“Keruangan UKS sekarang!” ucap Willie, kemudian cowok itu langsung saja memutuskan panggilan telfon dengan gadis itu.
Raut wajah Mentari langsung berubah menjadi sangat cemas. Suara Willie yang begitu serak membuat fikiran Mentari kemana-mana. Apa terjadi sesuatu dengan cowok itu?
Dengan langkah cepat Mentari langsung saja melangkahkan kakinya menuju ke ruangan UKS, tempat yang disuruh oleh Willie.
Mentari langsung saja masuk ke dalam ruangan UKS, dan melihat penjaga di ruangan tersebut. Karena tidak ada penjaga, ia langsung saja mencari keberadaan suaminya itu.
“Kak Willie” ucap Mentari, ia langsung menghampiri Willie yang tengah tertidur.
Wajah yang masih luka-luka dan berdarah membuat Mentari semakin cemas dan khawatir.
“Kak..” panggil Mentari lembut .
“Kepala gua sakit Tar” ucap Willie yang masih memejamkan matanya.
“Kakak bangun dulu yuk, aku obatin lukanya” ucap Mentari lembut.
“Nanti kalau nggak diobati malah infeksi kak” lanjut Mentari.
Gadis itu mengambil kotak P3K yang berada diatas meja di dekat tempat tidur Willie. Lalu ia membantu Willie untuk duduk tegap di atas kasur.
“Kakak kenapa sampai berantem sama cowok yang tadi?” tanya Mentari lembut.
“Aawhh, pelan-pelan” sarkah Willie.
“Maaf kak.”
“Regal bilang kalau Natasya selingkuh dari gua Tar” ujar Willie.
Tangan Mentari langsung berhenti mengobatin luka di wajah cowok itu. Ia menatap Willie dalam.
“Lu kenapa?” tanya Willie heran.
“Nggak papa kak, segitu sayangnya kakak sama Natasya ya! Sampai mau bertengkar sama orang lain demi dia” ujar Mentari.
Willie terdiam, dia menatap Mentari yang raut wajahnya berubah menjadi murung.
“Kakak udah makan? Kalau belum aku beliin makanan di kantin ya.”
“Siap itu minum obat, biar sakit kepala kakak hilang” ujar Mentari.
“Nggak usah, gua istirahat aja di sini” tolak Willie.
Cowok itu menatap Mentari dalam, kemudian ia memegang tangan Mentari yang sedang mengobati lukanya.
“Maaf gua buat lu sakit hati” ucap Willie.
“Tapi gua memang sangat sayang sama Natasya!”
Mentari melepaskan tangannya dari gengaman Willie, ia berjalan ke arah lemari penyimpanan obat-obatan. Kemudian Mentari kembali melangkah mendekat ke arah Willie.
“Udah kakak nggak usah mikirin perasaan aku!”
“Sekarang mending kakak istirahat, aku mau balik lagi ke kelas” ujar Mentari.
Dia langsung saja melangkahkan kaki ingin meninggalkan ruangan tersebut. Namun baru dua langkah Mentari berjalan, tangan dia langsung di tahan oleh Willie.
“Gua mau lu disini” ucap Willie lembut sambil menatap Mentari.
“Tapi nanti anak-anak yang lihat kita berdua kak!”
“Tari nggak mau kakak malu karena mereka tahu tentang kedekatan kita” ujar Mentari.
Willie terdiam, dia berfikir apa selama ini kata-kata dia terlalu menyakitkan. Sampai Mentari selalu berbicara merendahkan dirinya sendiri dan selalu menjaga nama baik Willie.
“Udah ya kak, aku mau balik ke kelas!”
“Mungkin kak Gibran dan kak Geral akan kesini lihat kondisi kakak” ujar Mentari.
Gadis itu langsung saja keluar dari ruangan UKS. Tugas dia mengobati luka Willie udah selesai, dan dia tidak ingin keberadaan dirinya disana membuat heboh sekolah ini.
Kini Willie hanya bisa menatap pungung Mentari yang perlahan hilang di balik pintu.
Entah kenapa ada perasaan bersalah di hati Willie selama ini memperlakukan gadis itu dengan sesuka dia. Memang Willie tidak mencintai istrinya itu, tapi dia bisa merasakan perlakuan tulus dan keikhlasan gadis itu dalam menghadapi dirinya.
Mentari juga tidak seboros Natasya, sejak dia memberikan kartu ATM pada Mentari. Sampai saat ini dia belum melihat kalau saldo di dalam kartu tersebut berkurang.
Sedangkan Natasya, baru kemarin dia memberikan kartu ATM pada gadis itu. Namun nominal saldo yang dikeluarkan oleh gadis itu cukup fantastis.
.
.
Bel pertanda pulang sekolah telah berbunyi, Mentari yang baru siap membereskan buku-bukunya langsung saja menyusul Queen yang telah menunggu ia di pintu kelas dari tadi.
“Queen kamu duluan aja ke parkirannya ya!” ucap Mentari pada Queen.
“Memang lu mau kemana dulu?” tanya Queen heran.
“Aku mau ke perpustakaan sebentar. Ada novel yang mau aku balikin” ujar Mentari.
Queen hanya menganggukan kepalanya saja, ia langsung berjalan menuju ke parkiran sekolah.
Sedangkan Mentari setelah melihat Queen sudah menjauh dari dirinya langsung berjalan menuju ke ruangan UKS. Mentari ingin melihat apakah suaminya itu sudah pulang atau masih istirahat di UKS.
Ketika hendak masuk kedalam ruangan UKS, Mentari mendengar suara Gibran dan Geral yang akan keluar dari ruangan tersebut.
Sontak saja membuat Mentari lari dari sana dan bersembunyi di balik tiang besar. Gadis itu melihat kalau Gibran dan Geral keluar bersama Willie.
Tring..
Sebuah notifikasi pesan masuk dalam ponsel Mentari. Mentari langsung saja melihat isi pesan yang dikirim oleh Willie.
“Lu duluan aja pulang ke apartemen nya! Gua pulang ke rumah mama dianterin oleh Geral”
Begitulah isi pesan yang di sampai oleh cowok itu pada Mentari.
“Pasti kak Willie nggak ingin mereka tahu semuanya, itu sebabnya kak Willie pulang ke rumah mama” gumam Mentari.
Tapi ada sedikit rasa senang di hatinya, karena Willie memberitahu Mentari terlebih dahulu. Dan juga ia senang melihat Willie yang sudah lebih baik di bandingkan tadi pas jam istirahat.
Bersambung…
karna merasa ga respect dn ga suka dgn peran mentari terlalu lebay💯%