NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KOPI UNTUK RENO

Kompor bekas menggoreng roti pesanan Nadin ia matikan lalu ia bergegas ke dalam kamarnya yang berasa di samping dapur. Ia mengorek isi tasnya guna mencari barang yang ia cari. Dengan setengah terburu-buru karena takut majikannya keburu datang maka akan sangat susah ia menjalankan aksinya tersebut.

Setelah menemukan benda yang ia cari yaitu sebuah kapas yang biasa buat make up ia ambil beberapa potong. Sebelum ia melancarkan aksinya, ia telebih dahulu memastikan apakah pintu sudah benar-benar aman. Setelah merasa yakin pintu terkunci. Irma lantas menanggalkan pakaian bawahnya sampai di celana dalamnya yang terdapat pembalut berwarna merah kehitaman.

Pantas saja hari ini sakit sekali ternyata keluar sangat banyak. Kapas yang ia pegang di usapkan pada bagian pembalut yang sudah menampung banyak sekali darah haid, setelah kapas sepenuhnya berubah menjadi merah, Irma kembali memakai celananya dan memasukkan kapas tadi ke dalam saku celana kanannya.

Pada saku sebelah kiri ia masukkan dua botol minyak kecil yang kata sang dukun adalah minyak bunga mawar dan minyak pengasihan. Saat keluar dari dalam kamar, Irma celingukan seakan maling yang siap tertangkap.

Merasa aman, Irma berjalan kembali ke arah dapur untuk melanjutkan pekerjaannya, sebelum ia melanjutkan memotong sayuran, Irma meracik kopi terlebih dahulu sebelum para majikannya bangun. Irma mengambil toples berisi bubuk kopi yang juga sudah khusus di berikan sesuatu oleh Mbah Bejo supaya yang meminumnya menjadi kecanduan, terbukti sejak pertama Reno dimintai untuk mencobanya ia akhirnya sampai sekarang juga sudah menjadi kecanduan dengan kopi hitam di pagi hari.

Satu sendok teh penuh bubuk kopi ia tuang ke dalam cangkir dan ia beri sesendok teh gula dan juga air panas untuk menyeduhnya, lalu setelah itu Irma menoleh ke arah ruang tengah untuk memastikan Nadin ataupun Reno belum bangun, merasa aman Irma mengambil kapas yang berwana merah karena terdapat darah haid milik Irma sendiri. Kapas itu ia celupkan ke dalam seduhan kopi yang masih mengepul mulutnya berkomat-kamit membaca niat yang sudah ia pelajari, setelah merasa cukup larut kapas yang masih ia celupkan di angkat dan ia buang ke dalam tempat sampah – kapas sudah berganti warna menjadi kehitaman jadi tidak akan ada yang menaruh curiga jika ada yang menemukannya. Selanjutnya Irma mengambil dua botol kaca berisi minyak mawar dan minyak pengasihan.

Setelah selesai meneteskan kedua minyak tersebut Irma kembali mengantonginya sebelum ada yang melihatnya, supaya tidak menaruh kecurigaan Irma juga membuatkan Nadin teh hijau kesukaannya.

Benar saja tidak lama Reno dan Nadin datang, Reno akan bersiap ke kamar mandi sedangkan Nadin kembali duduk di tempatnya semula sebelum ia berlari ke dalam kamar. Ia terus memperhatikan Irma, bukan, lebih tepatnya apa yang sedang ia pundak. Tapi kali ini Nadin tidak menemukan apapun, Irma beraktifitas seperti biasa tanpa ada sesuatu yang mengikutinya.

Nadin menghela nafas lega, mungkin ia tadi hanya berhalusinasi saja, pikirnya.

“Mbak ini rotinya sudah jadi,” Irma menyodorkan piring berisi roti isi sosis yang baru saja ia angkat dan masih terlihat panas. “Ini tehnya dan kopinya Bapak.” Lanjutnya.

“Iya, kamu tutup dulu aja supaya tidak cepat dingin.”

“Iya Mbak,”

“Oh iya, uang sayurnya masih?” Tanya Nadin memandang ke arah Irma yang sedang menggoreng ayam.

“Masih sisa dua ratus sepertinya Mbak, lupa saya belum cek.” Jawabnya yang masih memunggungi Nadin.

“Nanti ingetin ya, biar aku tambahin buat beli stok lagi.”

“Oke Mbak,”

Reno sudah selesai dari kamar mandi dan kali ini ganti Nadin yang juga bersiap akan berangkat menuju toko. Ia sebenarnya sudah di suruh di rumah saja oleh Reno tapi bukan Nadin namanya jika tidak berhasil merayu suaminya. Alhasil sekarang ia masih tetap bekerja padahal sebelumnya ia sudah janji akan berhenti bekerja saat sudah mengandung.

Saat ini keduanya tengan duduk di kursi ruang makan, masakan yang masih mengepulkan asap sudah tersaji di atas meja. Lidah Nadin sudah mengucurkan liur tidak sabar untuk menyantap ayam goreng lengkuas yang dari aromanya sudah menggugah selera sarapannya.

Sebelum memakan sesuap nasi, Reno terlebih dahulu mencicipi kopinya yang sudah tidak sepanas awal di buat. Saat gelas mendekati bibirnya tercium aroma wangi. Ada yang berbeda dengan kopi-kopi sebelumnya, tapi Reno tak mau ambil pusing dan tetap menikmatinya

Satu sesapan membasahi pucuk lidahnya lalu mengalir ke pangkal tenggorokkan, saat rasa kopi terasa di bagian ujung lidah tiba-tiba kedua telinga Reno berdenging hebat sampai-sampai ia tidak bisa mendengarkan suara di sekitarnya. Nadin yang melihat suaminya meringis dengan kedua tangan berada di pelipis mencoba memanggilnya untuk menanyakan ada apa.

“Mas, kamu kenapa,” tanya Nadin tapi tidak mendapat jawaban dari Reno.

“Mas!” Panggil Nadin sekali lagi.

Merasa ada yang tidak beres Nadin lantas berdiri dan memegang pundak suaminya, dengan sedikit tersentak Reno sadar dari apa yang baru saja ia alami. Perlahan suara istrinya juga sudah bisa ia dengar dengan jelas.

“Kamu kenapa Mas?” Ulang Nadin khawatir.

“Engga apa-apa, Cuma berdenging aja telingaku,” jawab Reno yang sudah merasa normal dengan pendengarannya.

Tubuh Reno seakan baru saja tersengat listrik, seluruh tubuhnya terasa kebas dan telinganya masih terasa sedikit berdenging. Nadin yang melihat suaminya tidak kenapa-napa kembali duduk dan mulai sarapan. Begitu juga dengan Reno yang mulai menyendok nasi di piringnya. Di tengah suapannya, Reno memandang Irma yang sedang sibuk di depan wastafel sepertinya sedang mencuci perabotan kotor, entah mengapa mata Reno seakan betah melihat punggung Irma yang membelakanginya.

Nadin yang berada di seberangnya merasa heran karena suaminya tiba-tiba diam melamun melihat ke arah belakangnya, saat Nadin mengikuti arah pandangan Reno ia bisa melihat ke arah objek yang berada di belakangnya tepatnya ke arah Irma yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.

“Mas!” Sentak Nadin yang tidak terima dengan arah pandangan suaminya.

"Hm,” gumam Reno setengah kaget karena ketahuan sedang memandang ke arah Irma.

Mereka berdua kembali melanjutkan sarapan, pagi ini Nadin merasa heran karena tidak biasa-biasanya Reno duduk dengan diam tanpa satu obrolan pun. Saat di tanya hanya menjawab tapi dengan nada singkat. Lain di sisi Irma, ia justru sedang tersenyum senang karena yakin rencananya berhasil.

“Mas kira-kira kapan kita mau memberi tahu kedua orang tua kita soal kehamilanku ini?” Nadin membuka obrolan karena sejak tadi saling sama-sama diam.

“Terserah kamu saja,” jawab singkat dari Reno.

“Kok gitu sih.” Nadin tidak terima.

“Kalo gitu pas mau tiga bulannya aja. Sekalian semua keluarga pada kumpul nantinya.”

Jangan lupa tinggalkan like and comment, terima kasih.

1
Rembulan menangis
kok blm up yaa
Linn: di tunggu saja ya kak, soalnya belum bisa konsisten up setiap hari☺🙏
total 1 replies
Wiwit
lanjuttttt
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!