NovelToon NovelToon
Tuan Muda Kami, Damien Ace

Tuan Muda Kami, Damien Ace

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Romansa / Persaingan Mafia
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Ferdi Yasa

Mereka bilang, Malaikat ada di antara kita.

Mereka bilang, esok tak pernah dijanjikan.

Aku telah dihancurkan dan dipukuli, tapi aku takkan pernah mati.

Semua darah yang aku tumpahkan, dibunuh dan dibangkitkan, aku akan tetap maju.

Aku telah kembali dari kematian, dari lubang keterpurukan dan keputusasaan.

Kunci aku dalam labirin.

Kurung aku di dalam sangkar.

Lakukan apa saja yang kalian inginkan, karena aku takkan pernah mati!

Aku dilahirkan dan dibesarkan untuk ini.

Aku akan kembali dan membawa bencana terbesar untuk kalian.

- Damien Ace -

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ferdi Yasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29 Damien

Bagaimana dia bisa seceroboh itu?

Alex memang amnesia, tapi itu bukan berarti dia kehilangan kemampuan analisisnya sampai mudah dikelabui.

Apalagi, satu hal yang masih dia ingat adalah kesan buruk Noah di matanya. Tidak mungkin Alex membiarkan Daisy pergi bersama pria seperti itu dengan mudah.

“Masih tidak mau menjawab?” Alex menekannya, berdiri tepat di depan mata Edgar.

Edgar kini sudah tertangkap basah. Tidak ada lagi kata-kata untuk mengelak.

“Kami membawa Daisy ke Regalsen karena permintaannya,” jawab Edgar akhirnya.

Regalsen?

Alex merasa sesuatu menyengat di kepalanya, tapi dia tidak akan berhenti sebelum menemukan semua jawaban dari pertanyaan yang sudah dia simpan sejak kemarin.

“Kenapa di Regalsen? Ada apa di sana?” tanyanya lebih tajam.

“Dia mengunjungi rumah Nyonya yang baru Anda belikan di sana.”

“Rumah?” Alis Alex berkerut tajam. “Untuk apa aku membelikannya rumah di sana? Ada apa di rumah itu? Kenapa dia mengunjunginya?”

Edgar menelan ludah, ragu untuk menjawab. Wajah Alex terlihat menahan sakit, dan dia tahu apa pun yang akan dia katakan hanya akan memperburuk keadaannya.

“Katakan, Ed!” bentak Alex, suaranya menekan namun lirih. Kedua tangannya mencengkeram kerah kemeja Edgar dengan kuat.

“Daisy … dia mengunjungi rumah itu karena rindu pada saudara kembarnya.”

Jantung Alex berdentum keras. Kepalanya seperti tertimpa batu besar, berat dan menekan.

“Aku punya anak kembar?” tanyanya dengan bibir gemetar.

“Ya, Tuan. Dia Damien, anak laki-laki Anda. Tapi dia … meninggal di malam yang sama saat Anda kecelakaan. Anda mendapat kabar itu dari Nic. Daisy berlari karena tak mampu menahan dirinya, dan Anda mengejarnya. Anda menyelamatkannya dengan tubuh Anda sendiri.”

Seluruh dunia seketika terasa gelap bagi Alex. Jantungnya berdebar tak karuan, rasa sakit datang bertahap—semakin lama semakin menyiksa.

Damien …?

“Aahh ….” Alex mengerang, mencengkeram rambutnya kuat-kuat.

“Tuan, jangan memaksa untuk mengingat!” seru Edgar panik.

Namun suara itu seperti mengambang di udara. Alex tidak lagi bisa mendengar jelas, penglihatannya kabur, dunia seolah berputar di matanya.

Edgar segera menahan tubuh Alex dan membantunya duduk. Tapi tubuh itu kaku, terus menggeliat kesakitan. Darah mulai menetes dari hidungnya, jatuh ke lantai.

“Tuan, Anda mimisan! Saya akan membawa Anda ke rumah sakit.”

“Alex! Alex!”

Suara Nic terdengar keras, berlari mencari-cari. Seperti yang ia janjikan, dia memang akan sering berkunjung untuk memantau kondisinya, dan hari ini kedatangannya tepat saat Alex membutuhkannya.

“Di sini, Nic!” seru Edgar.

Melihat wajah Edgar yang panik, Nic segera berlari menghampiri.

“Alex? Ada apa ini?”

“Dia tahu tentang Damien.”

“Oh, shit! Bantu aku bawa dia ke rumah sakit!”

Sementara itu, Eve tak tahu apa yang terjadi di belakang. Dia masih di kamar mandi, membersihkan diri. Saat keluar, yang dia lihat hanyalah mobil mereka yang sudah meninggalkan halaman dengan kecepatan tinggi.

“Nyonya, Nyonya …!” Elly berlarian menemuinya dengan wajah panik.

“Ada apa, Elly? Kenapa Edgar terburu-buru sekali? Dan itu … mobil Nic, kan? Di mana Alex?”

“Tuan … Tuan pingsan dan mimisan. Edgar dan Dokter Nic membawanya ke rumah sakit.”

Jantung Eve seperti terjun ke dasar perutnya. Tanpa pikir panjang, dia langsung berlari ke kamar, memanggil Daisy, dan membawa putrinya bersamanya.

“Ibu, kenapa dengan Ayah?” tanya Daisy, suaranya bergetar.

“Kita akan tahu setelah sampai di sana,” jawab Eve singkat sambil menekan pedal gas lebih dalam.

Begitu tiba di rumah sakit, Edgar sudah berdiri di depan ruang gawat darurat dengan wajah cemas. Eve berlari mendekat, meninggalkan Daisy yang berusaha menyusul di belakangnya.

“Ed, ada apa sebenarnya?”

“Saya minta maaf, Nyonya ….” Edgar menunduk dalam-dalam. “Tuan mengetahui kalau Daisy tidak pernah ada di rumah Noah. Beliau juga tahu kalau saya membawa Daisy ke bandara karena Tuan melacak ponsel dan mobil saya. Saya benar-benar menyesal … Tuan memaksa saya untuk mengatakan yang sebenarnya. Saya tidak punya pilihan lain, Nyonya. Maafkan saya ….”

Edgar membungkuk berulang kali. Entah Eve akan memaafkannya atau tidak, dia tetap merasa bersalah. Andaikan saja dia bisa mencari alasan lain, mungkin keadaan Alex tidak akan berakhir seperti ini.

“Jadi … Alex sudah tahu kalau dia memiliki anak kembar?” Suara Eve nyaris bergetar.

“Ya, Nyonya. Dan seperti yang Anda khawatirkan, Tuan bereaksi sangat kuat ketika mendengar nama Damien. Saya sungguh menyesal! Anda boleh menghukum saya atas kecerobohan ini.” Edgar kembali menunduk.

“Sudahlah, Ed,” kata Eve pelan. “Seharusnya kita sadar, tidak ada satu pun yang bisa disembunyikan dari Alex. Cepat atau lambat, dia pasti akan mengetahuinya juga. Aku hanya berharap luka di kepalanya tidak memburuk.”

Eve berjalan ke dinding dan bersandar lelah. Napasnya berat.

“Nyonya,” lanjut Edgar hati-hati, “Saya juga menemukan sesuatu. Saat saya meretas ponsel Tuan tadi, saya melihat riwayat ponselnya terhapus tepat di malam kematian Damien. Saya ingat Tuan sempat menelepon saya, menanyakan tentang Daisy sebelum malam itu. Tapi sekarang … tidak ada catatan apa pun yang tersisa di ponselnya.”

“Kenapa Alex menghapusnya?” gumam Eve perlahan. “Apa dia tidak ingin orang lain mengetahui sesuatu?”

“Itu juga dugaan saya, Nyonya. Kalau saja Tuan sadar dan bisa mengingat semuanya, mungkin kita akan lebih mudah mencari tahu. Saya rasa memang ada sesuatu yang salah di sini.”

“Jadi sopir itu … apa benar Alex yang mengirimnya?” Wajah Eve terlihat bingung.

“Saya tidak tahu. Tidak ada riwayat panggilan sama sekali yang tersisa.”

Eve menghela napas panjang. “Baiklah … untuk sekarang, kita hanya bisa menunggu sampai Alex sadar.”

Daisy yang sejak tadi berdiri di antara mereka, mendengarkan semuanya dengan serius. Ia mendekati Eve, menatap dengan mata besar yang lembap.

“Bu … apa Ayah sudah mengingat Damien? Kalau nanti Ayah keluar dari sini, apakah dia juga akan mengingat Damien? Apakah dia akan mengingat aku juga?”

“Daisy, apa yang kau bicarakan?” Eve berlutut di hadapannya. “Ayah tentu saja mengingatmu. Dia tidak mungkin melupakan anaknya.”

“Tapi Ayah memang melupakanku,” ucap Daisy lirih. “Tidak apa-apa, Bu. Aku sudah tahu, dan aku tidak marah. Aku sudah berjanji tidak akan bicara kasar lagi pada Ayah, dan akan mendengarkan semua ucapannya.”

“Terima kasih, Sayang. Ayahmu pasti bangga kalau mendengar ini. Dia tidak akan melupakanmu, Daisy. Dia hanya butuh waktu … untuk mengingat semuanya setelah kepalanya terluka.”

“Aku berharap Ayah cepat bangun dan mengingat semuanya,” ujar Daisy dengan wajah penuh harapan. “Lalu dia akan bilang padaku kalau Damien masih hidup.”

Eve menatap mata gelap anaknya. Hatinya teriris, tapi dia tak sampai hati menghancurkan harapan itu.

“Aku juga berharap begitu, Sayang. Sabar, ya. Nic sedang berusaha menolong Ayah di dalam.”

Padahal, di balik ucapannya yang lembut, hati Eve sendiri bergemuruh. Bahkan jika Alex tidak pernah benar-benar mengingat masa lalunya, dia hanya ingin satu hal: Alex keluar dari ruangan itu dengan selamat.

***

1
Dheta Berna Dheta Dheta
😭😭😭😭
Idatul_munar
Gimana ayah nya tu..
Arbaati
hadir Thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!