Rossa memeiliki suami yang selalu berpihak kepada keluarganya karena dia satu-satunya lelaki dalam keluarganya
Dirinya selalu merasa tersisihkan manakala ipar dan mertuanya selalu berusaha memonopoli suaminya dari segala sisi baik keuangan maupun perhatian,
Dia beruntung dibalik sikap mertua dan ipar bak Seorang madu untuknya, suaminya akhirnya sadar dengan semua perbuatannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Setelah kepergian Aini, Rossa masuk kedalam ruangan tempatnya bekerja, dia menghela nafasnya berusaha meredam amarah di dadanya yang tengah bergemuruh hebat.
Terdengar pintu terbuka dengan tidak sabar dan disana terlihat suaminya yang masuk seperti orang tengah khawatir.
"Kamu baik-baik saja dek? , apa Aini melukai kamu?? ". Tanyanya mendekati sang istri mengecek keadaan istri nya dengan sayang.
Saat dia masuk tadi, dia jelas mendengar perbincangan para karyawan dan sempat menanyakan perihal kejadian tadi, wajahnya memerah dan langsung berlari ke ruangannya untuk mengecek keadaan istrinya.
Dia sungguh takut terjadi sesuatu pada istrinya, dia mengenal baik watak Aini yang akan melakukan kekerasan pada orang yang tidak disukainya.
"Aku tidak terluka mas, hanya saja aku sangat kesal atas kelakuannya membuat keributan disini, belum lagi dia mengaku pada semua karyawan jika dia itu calon istri kedua kamu, lebih parahnya lagi dia bilang kamu akan menceraikan aku demi wanita sialan itu". Ucapnya dengan sangat kesal.
Arman mengepalkan tangannya, kini dia sangat emosi mendengar semua perkataan istrinya, dia tidka menyangka Aini akan senekat ini.
"Kamu tunggu disini, aku akan kerumah kak Farah untuk mencari tahu dimana Aini tinggal, aku tidak akan biarkan dia terus mengganggu kita, akan ku laporkan dia ke polisi dengan tindakan nya ini, dia tidak hanya mengganggu kita tapi mengganggu kenyamanan orang lain". Geramnya dengan penuh emosi.
Rossa menatap suaminya dengan tidak percaya, suaminya akan melaporkan Aini kepolisian sekarang.
"Apa itu tidak berlebihan mas??". Tanyanya dengan hati-hati.
Dia tidak mau masalah ini semakin runyam dan melebar kemana-mana, apalagi Farah bukan orang lain melainkan saudara suaminya sendiri, jika Aini masuk penjara otomatis Farah juga akan terseret dalam kasus itu.
"Biar mas yang mengurusnya sendiri dek, mas sudah tidak bisa memberikan toleransi lagi kepada mereka, sudah cukup mereka membuat keributan.
"Ya sudah, terserah mas saja kalau begitu aku hanya bisa mendukung apapun keputusan yang mas buat, apalagi ini memang sudah keterlaluan.
"Aku akan kerumah kak Farah sebelum ke kantor polisi, aku akan mencari alamat Aini sebelum melaporkan dirinya, karena aku yakin kak Farah tahu dimana dia tinggal".
"Iya mas, mas hati-hati, aku akan ambil alih tugas mas hari ini, oh iya aku minta tolong untuk jemput Rani yah mas, kan dia sudah mau pulang sekolah".
"Iya dek, aku akan jemput Rani dulu baru kerumah kak Farah, lalu ke kantor polisi untuk melapor, aku sungguh tidak tenang jika semua ini tidak diselesaikan secepatnya".
"Iya mas, hati-hati yah".
Fatan mengangguk kemudian mencium kening istrinya dan pergi dari sana, dia akan membuat perhitungan dengan keduanya setelah ini.
Setelah menjemput sang anak, Fatan kini telah sampai di rumah sang kakak, dia masuk tanpa permisi walau dia sangat marah, dia berusaha tenang dan bisa membujuk sang kakak untuk memberikan alamat Aini.
"Ayah, kok kita kerumah tante Farah sih, kan aku mau pulang ketemu bunda".
Rani menatap ketakutan saat melihat Farah keluar dari pintu rumah dan berdiri di teras.
"Kamu tunggu dimobil saja kak, ayah cuma sebentar, ayah hanya mau mengambil sesuatu, jadi tidak usah turun yah, nanti kita pulang ke tempat bunda".
Fatan pun keluar dari mobilnya menghampiri sang kakak meninggalkan anaknya yang menatapnya dari dalam mobil.
"Loh ngapain kamu kesini Fatan?? ". Ucap Farah dengan ketus menyambut sang adik.
Dia tidak bisa melupakan sikap adiknya yang keterlaluan apanya kemarin, dia sangat marah padanya.
"Aku hanya ingin tahu dimana alamat Aini kak, aku ingin bertemu dengannya, daripada aku bertemu dirumah atau ditoko lebih baik kan aku ketemu dia dirumahnya sekalian nostalgia". Ucapnya dengan senyum manis yang pura-pura".
Dia bahkan tak sudi masuk kedalam rumah sang kakak karena mereka hanya bertemu di teras rumah karena Farah akan keluar entah kemana
Farah yang mendengar perkataan adiknya langsung sumringah, dia pikir rencananya untuk menghancurkan rumah tangga adiknya dengan mendekat kan Aini dan juga Fatan akhirnya berhasil.
"Ini alamatnya aku sudah kasih, kamu kesana saja, pilihan kamu memang tepat Tan". Ucapnya dengan senyuman lebar.
Fatan tidak menjawab, dia langsung pergi begitu saja setelah mendapatkan alamat pasti Aini yang baru.
"Loh Tan kamu mau kemana?? ". Teriaknya begitu melihat adiknya pergi tanpa kata.
Fatan tidak menggubris perkataan sang kakak, dia sudah mendapatkan apa yang dia inginkan, dia sudah tidak ingin berbicara dengan kakaknya karena dia muak, dia tidak mau sampai marah dan emosi berakhir dengan menyakiti kakaknya.
"Aneh banget, mungkin dia terlalu senang kali yah, dan juga tidak sabar, baguslah kalau memang rencanaku berhasil, aku bisa kembali menguasai apa yang dimiliki Fatan setelah Aini menikah dengannya". Ucapnya dalam hati dengan senyuman sinis.
Fatan segera melajukan mobilnya ke kantor polisi dan membuat laporan, dia bahkan membawa karyawan dan beberapa orang untuk memberi keterangan.
"Baik Pak, kami akan segera menindak lanjuti laporan Anda, hari ini juga kami akan menangkap ibu Nuraini". Ucap pak polisi setelah Fatan membuat laporan dna memberikan bukti CCTV dan yang lainnya ".
Terima kasih pak, tolong diurus secepatnya, saya tidak mau dia kembali membuat keributan dirumah maupun ditoko saya, apalagi dia menyebar fitnah jika saya akan menikahi dia, saya tidak mau membuat rumah tangga saya berantakan".
"Iya Pak, kami akan kabari bapak jika kami sudah menanganinya".
"Saya pamit dulu, Terima kasih sekali lagi pak". Fatan menjabat tangan polisi itu kemudian pergi dari sana.
Sejak tadi Rani hanya memandang ayahnya dengan kebingungan, walau begitu dia hanya diam saja karena tidak mengerti.
"Kenapa nak, kok wajahnya seperti ingin bertanya begitu??". Tanya Fatan sambil mengelus kepalanya.
"Aku hanya heran ayah, ngapain kita ke kantor polisi segala, memang siapa orang jahatnya??". Tanyanya dnegan polos.
Fatan tertawa pelan, sambil mengelus kepalanya dengan sayang, dia kagum dengan kecerdasan sang anak.
"Nanti saja ayah jelaskan yah Kak, kita pulang ke toko dulu ketemu bunda dan makan siang sama-sama, barulah kalian pulang kerumah".
Aini mengamuk dirumahnya, dia beruntung karena anaknya ikut dnegan ayahnya jadi dia tidak kesulitan mengurus anak-anak dan bisa mencari mangsa baru.
"Sialan perempuan itu, aku tidak terima dia permalukan seperti ini, aku tidak akan tinggal diam, akan ku buat dia menyesal setelah ini". Ucapnya sambil memukul meja itu.
"Baiklah, kau akan lihat bagaimana aku akan menjebak suamimu untuk tidur bersamaku, aku tidak akan menyerah sampai disini.
Sore harinya saat dia sedang termenung, ada yang mengetuk pintu rumahnya dan bergegas untuk membuka, wajahnya berubah pias melihat siapa yang datang.
"Mau apa kalian kesini?? ".
si farah benar2 gak punya malu+otak, dia mau menghancurkan rumah tangga adiknya agar dia bisa berkuasa dengan apa yg dimiliki fatan...
padahal si farah sudah diberi nasehat ibunya, dan ibu mertuanya tapi dia tetap saja menyangkal atas kesalahan yang dia lakukan kepada fatan.... dan pras sudah lelah menghadapi sikap buruk farah tapi tak kunjung berubah jika tetap begitu kamu bkalan diceraikan oleh pras dan pastinya ibu mertuamu akan setuju keputusan anaknya.....
terlalu berambisi, serakah, boros/foya-foya tapi kamu yg akan rugi. kamu akan ditinggalkan keluarga mu farah....
sekarang sudah tau kan tindak tanduk kakak & ibumu... kasih ketegasan dong fatan. jangan menyudutkan rossa apalagi rani sering sekali di bully oleh keponakanmu... jangan buat mereka makin tertindas harusnya kamu bisa melindunginya...