NovelToon NovelToon
Salah Baca Mantra

Salah Baca Mantra

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Menikah dengan Musuhku / Preman
Popularitas:70.9k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dyah Galuh Pitaloka yang sering dipanggil Galuh, tanpa sengaja menemukan sebuah buku mantra kuno di perpustakaan sekolah. Dia dan kedua temannya yang bernama Rian dan Dewa mengamalkan bacaan mantra itu untuk memikat hati orang yang mereka sukai dan tolak bala untuk orang yang mereka benci.

Namun, kejadian tak terduga dilakukan oleh Galuh, dia malah membaca mantra cinta pemikat hati kepada Ageng Bagja Wisesa, tetangga sekaligus rivalnya sejak kecil. Siapa sangka malam harinya Bagja datang melamar dan diterima baik oleh keluarga Galuh.

Apakah mantra itu benaran manjur dan bertahan lama? Bagaimana kisah rumah tangga guru olahraga yang dikenal preman kampung bersama dokter yang kalem?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Galuh lebih dahulu pulang ke rumah. Begitu masuk, ia mendapati rumah sudah rapi. Tidak ada debu di meja, tidak ada cucian menumpuk, bahkan lantai pun berkilau.

“Mending aku ngapain, ya?” gumam Galuh bingung. Pandangan matanya berkeliling ke setiap sudut rumah, sampai akhirnya jatuh pada tumpukan baju bersih yang belum disetrika.

“Lebih baik aku nyetrika baju selagi masih sedikit.”

Galuh pun menyalakan setrika sambil memutar radio. Alunan lagu lawas menemani gerakan tangannya yang lincah. Bau khas pakaian yang terkena panas setrika membuat suasana rumah semakin hangat. Tidak sampai tiga puluh menit, semua sudah selesai.

Ia menepuk kedua tangannya puas. “Aku masak, ah. Biar pas Bagja pulang, sudah matang dan tinggal makan.”

Galuh membuka kulkas, meneliti bahan-bahan yang tersisa. Matanya berbinar menemukan beberapa potong tempe, kacang panjang, cabai keriting, telur, dan daun bawang.

“Oseng tempe kacang panjang pakai cabai keriting. Terus telur dadar, pakai banyak daun bawang sama cabai merah. Hmm, pasti enak!” kata Galuh bermonolog sambil tersenyum bangga dengan idenya sendiri.

Dapur segera dipenuhi aroma harum bawang merah dan cabai yang ditumis. Sesekali Galuh bersenandung kecil mengikuti irama radio. Tangannya cekatan, sesekali mencicipi bumbu, sesekali meniup supan panas yang diambil dari wajan.

Namun, tiba-tiba ia menghentikan gerakan sendok kayunya. “Aduh, enggak ada kerupuk,” keluhnya. Bagi Galuh, makan tanpa kerupuk atau gorengan rasanya hampa.

Ia menepuk dahinya. “Ya sudah, beli dulu ke pasar. Biar pas Bagja pulang, sudah lengkap semua.”

Setelah selesai masak, tanpa pikir panjang Galuh mengambil kunci motor RX King. Mesin dinyalakan, suara khas motor tua itu meraung, membelah jalanan. Ia melaju ke pasar yang jaraknya sekitar satu kilometer.

Di saat yang sama, Bagja pulang lebih awal. Ia ingin meminta maaf pada Galuh karena tadi tidak sempat memberinya bekal. Namun, begitu masuk rumah, dahinya langsung berkerut.

Pintu pagar terbuka, lalu pintu depan rumah tidak dikunci. Ia memanggil pelan, “Galuh?”

Tidak ada jawaban. Bagja melangkah masuk, melihat ruangan yang kosong. Ia juga tidak menemukan motor RX King di garasi.

“Galuh pergi ke mana?” batinnya gusar. Rasa tidak enak kembali menyelinap. Ia duduk sebentar di kursi ruang tamu, mencoba menenangkan hati, sebelum akhirnya memutuskan masuk ke kamar.

Sementara itu, Galuh sudah kembali dari pasar dengan sekantong plastik berisi kerupuk. Dia berjalan dengan riang, membayangkan Bagja akan senang karena dia sudah memasak.

“Pas banget, sekarang tinggal goreng dan makan bareng,” gumamnya. Dengan langkah ringan, ia menuju kamar untuk menyimpan kunci motor.

Begitu pintu kamar dibuka—

“Aaaaaa!”

Teriakan Bagja dan Galuh pecah bersamaan. Galuh kaget setengah mati melihat suaminya tiba-tiba berdiri di dalam kamar, sementara Bagja sama terperanjat melihat istrinya masuk dengan ekspresi panik.

Galuh menutup mulut dengan kedua tangannya, wajahnya merah padam. “Astagfirullah, Aa! Aku kira kamu masih di puskesmas!”

Bagja mengangkat alis, matanya menatap tajam. Ada cemburu yang masih tersisa dari siang tadi.

“Dan aku kira kamu ada di rumah dari tadi. Kamu ke mana, Galuh?”

“Aku cuma… ke pasar, Aa. Mau beli kerupuk.” Suaranya lirih, seperti anak kecil yang ketahuan berbuat salah.

Bagja menyilangkan tangan di dada, wajahnya masih muram. “Ke pasar? Kenapa enggak bilang dulu? Rumah kosong, pintu depan enggak di kunci , motor enggak ada. Aku pulang, langsung panik.”

Galuh menggigit bibir, mencoba menahan rasa bersalah. “Aku kira Aa masih lama di puskesmas. Aku pergi cuma sebentar, sungguh.”

Bagja menarik napas dalam-dalam, mencoba menurunkan nada suaranya. Tapi ada hal lain yang lebih mengganjal. “Galuh, siang tadi aku lihat kamu sama Max.”

Galuh sontak mengangkat wajah, matanya melebar. “Aa lihat?”

“Iya.” Bagja menatap lekat, nada suaranya tegas. “Aku lihat kamu berdiri dekat sama dia, ngobrol berdua. Kamu tahu gimana rasanya buat aku?”

Galuh terdiam. Wajahnya memanas, bukan hanya karena malu, tetapi juga karena takut salah paham merusak hubungan mereka. Ia melangkah pelan mendekati Bagja, lalu memegang tangannya.

“Aa, aku enggak ada apa-apa lagi sama Max. Dia datang cuma mau kasih kado pernikahan. Dia juga cerita soal kecelakaannya. Aku khawatir, makanya aku nanya-nanya. Itu aja.”

Bagja menatap mata istrinya. Ada keraguan, tetapi juga ada kejujuran yang terasa jelas. “Kamu masih peduli sama dia?” tanyanya lirih, nyaris seperti bisikan.

Galuh menggeleng cepat. “Peduli sebagai teman, iya. Tapi sebagai laki-laki, tidak. Setelah menikah hati ini hanya untuk Aa. Kalau dulu aku dan Max berpisah, itu artinya memang jalan hidupku bukan sama dia. Allah tunjukkan jalannya ke Aa. Aku enggak pernah ragu soal itu.”

Mendengar itu Bagja ingin sekali melompat-lompat saking bahagianya. Bagja menatarik napas panjang, lalu mengembuskan perlahan, beban di dadanya yang sejak tadi menyesakan kini hilang.

“Benarkah itu yang kamu rasakan saat ini?”

“Iya, Aa. Buat apa aku berbohong.”

Bagja membelai wajah Galuh dengan dengan lembut dan menatapnya penuh kehangatan.

“Aku tadi sangat cemburu, Galuh. Aku enggak mau lihat kamu dekat sama laki-laki lain, apalagi mantan kekasih kamu. Rasanya kayak ada ribuan jarum nusuk di hati.”

Galuh tersenyum kecil, memegang tangan suaminya yang hangat. “Wajar Aa cemburu. Itu tandanya Aa sayang sama aku, 'kan?”

Bagja mendengus pelan, lalu tersenyum miring. “Dasar pintar ngegombal. Tapi serius, jangan bikin aku mikir yang aneh-aneh lagi.”

Galuh mengangguk mantap. “Aku janji. Mulai sekarang kalau Max datang lagi, aku enggak akan sendirian. Aku ajak Aa atau aku langsung pamit.”

Bagja menarik istrinya ke dalam pelukan. Helaan napasnya terasa di bahu Galuh, membuat suasana yang tegang tadi perlahan mencair.

“Aku cuma takut kehilangan kamu, Galuh,” bisik Bagja semakin mempererat pelukannya.

Galuh menepuk punggung Bagja pelan. “Aa enggak akan kehilangan aku. Aku milik Aa, sekarang dan seterusnya.”

Mereka berdua terdiam dalam pelukan itu. Hanya suara detak jantung masing-masing yang terasa, mengalirkan rasa tenang setelah badai kecil yang hampir membuat retak.

Bagja mengurai pelukan mereka. Dia menatap mata Galuh. Lalu, perlahan mendekatkan kepalanya untuk mencium bibir ranum istrinya. Keduanya pun berciuman dengan mesra dan berpelukan.

Tiba-tiba perut Galuh berbunyi keras. “Kruuuuk~.”

Bunyi itu membuat pasangan suami-istri itu menghentikan kegiatannya yang mulai panas. Bagja langsung tertawa lepas, kepalanya menunduk ke arah perut Galuh.

“Ha-ha-ha! Jangan-jangan sudah dari tadi kamu lapar, ya?”

“Ya, jelaslah!” Galuh menepuk pelan dada suaminya, cemberut malu. “Aku sudah masak oseng tempe sama telur dadar. Tinggal goreng kerupuknya aja.”

Bagja melepas pelukannya, tersenyum penuh kasih sayang. “Ya sudah, ayo, kita goreng kerupuk bareng!”

Galuh terkikik. “Habis cemburu, sekarang malah ngajak goreng kerupuk. Dasar Aa.”

Mereka berjalan beriringan ke dapur. Bagja membantu menyalakan kompor, sementara Galuh memasukkan kerupuk ke dalam wajan penuh minyak panas. Suara renyah kerupuk yang mekar seakan jadi penutup dari pertengkaran kecil mereka.

Di balik canda dan kehangatan itu, keduanya tahu, rasa cemburu hanyalah bagian kecil dari perjalanan rumah tangga. Yang penting, mereka sudah belajar saling jujur, saling percaya, dan saling menguatkan.

1
sryharty
jangan bilang itu tamu nya si calon uget2 ya kan san
sryharty
noh Bagja senjata makan tuan kan dengan ledekan kamu,, ternyata kamu juga baca mantra juga buat memikat Galuh,, wkwkwk
Esther Lestari
Untung ada tamu datang jadi Bagja terselamatkan🤣
Esther Lestari
Oalah mantra karangan Bagja ternyata😂😂
Sugiharti Rusli
beruntung kamu sekarang bisa terlepas dari intimidasi sang istri dok, entah siapa yang jadi penyelamat kamu dengan ketukan pintunya tuh🤭🤭🤭
Sugiharti Rusli
yah begitulah dua orang ini, kadang saling beradu argumen tapi kadang juga suka melakukan hal" konyol tanpa sadar😅😅
Sugiharti Rusli
apalagi si Bagja sudah menertawai sang istri dengan seperti tawa ledekan tadi, eeh ternyata dia juga sama pernah percaya sama tuh buku kuno😉😉😉
Susi Akbarini: lho katanya pas smp...

😀😀😀😍😙
total 2 replies
Sugiharti Rusli
yah pada akhirnya mereka satu sama sih yah, hanya ga mau mengaku saja tuh walo sudah ketahuan satu sama lain
Sugiharti Rusli
eeh ternyata aa dokter ketahuan juga pernah mengamalkan buku mantra tersebut yah🤭🤭🤭
Sugiharti Rusli
kata Galuh kita mereka yang katanya berpendidikan dan seorang guru bisa mempercayai buku itu yah🤔🤔🤔
🌸Santi Suki🌸: 😩😩 orang kampung kebanyak begitu. Tidak lihat pendidikan.
🤔🤔 zaman sekarang juga masih ada yang begitu 🤭
total 1 replies
Sugiharti Rusli
sebetulnya aslinya itu buku mantra betulan atau hanya sekedar buku kuno saja yah🙄
Sugiharti Rusli
apa yang nanti akan kamu akui Luh kalo suami kamu tahu dan malah jadi bahan ledekannya tuh🙈🙈🙈
Sugiharti Rusli
apalagi kamu beneran mengamalkan mantra yang tertera di dalamnya ke Bagja, walo tidak sengaja sih dulu😅😅😅
Sugiharti Rusli
waduh plot twist dunk yah, kalo buku itu milik suamimu sendiri Luh😁😁😁
Ita rahmawati
sm² mantrain dong 🤣🤣
Ita rahmawati
ternyta yg di mantrain yg bikin mantranya sendiri atau gimana sih,,masih blm mudeng 🤭
Hary Nengsih
🤣🤣🤣
Noor hidayati
yang dibacain mantra sama bagja ya galuh sendiri,tapi mungkin bacanya salah jadi mereka berantem terus/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🌸Santi Suki🌸: bacaan Bagja itu benar. kalau bacaan Galuh salah 😁
total 1 replies
Tutuk Isnawati
jd pnasaran siapa gerangan yg d bacain mntra bgja
🌸Santi Suki🌸: Galuh, Kak
total 1 replies
Tutuk Isnawati
🤣🤣kirain buku mantra leluhur trnyta pnya bgja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!