NovelToon NovelToon
Akad Yang Tak Kuinginkan

Akad Yang Tak Kuinginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikah Kontrak
Popularitas:15.7k
Nilai: 5
Nama Author: Shinta Aryanti

Jingga Nayara tidak pernah membayangkan hidupnya akan hancur hanya karena satu malam. Malam ketika bosnya sendiri, Savero Pradipta dalam keadaan mabuk, memperkosanya. Demi menutup aib, pernikahan kilat pun dipaksakan. Tanpa pesta, tanpa restu hati, hanya akad dingin di rumah besar yang asing.

Bagi Jingga, Savero bukan suami, ia adalah luka. Bagi Savero, Jingga bukan istri, ia adalah konsekuensi dari khilaf yang tak bisa dihapus. Dua hati yang sama-sama terluka kini tinggal di bawah satu atap. Pertengkaran jadi keseharian, sinis dan kebencian jadi bahasa cinta mereka yang pahit.

Tapi takdir selalu punya cara mengejek. Di balik benci, ada ruang kosong yang diam-diam mulai terisi. Pertanyaannya, mungkinkah luka sebesar itu bisa berubah menjadi cinta? Atau justru akan menghancurkan mereka berdua selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kondisi Berbalik…

Malam itu Savero terpaksa menahan diri. Amarahnya yang nyaris meledak dipaksa reda karena permintaan Jingga. Wanita itu dengan wajah penuh luka dan suara yang hampir hilang, memohon agar ia diberi kesempatan menyelesaikan semuanya sendiri. Savero tahu siapa pelakunya, tapi ia tak tega menolak permintaan itu. Pada akhirnya, ia hanya bisa menahan murka dan berjanji dalam hati untuk tetap mengawasi Jingga dari jauh.

Keesokan paginya, kantor dipenuhi suasana riuh seperti biasa. Derap langkah karyawan, bunyi mesin kopi, dan percakapan santai di meja kerja berbaur menciptakan energi pagi yang ramai. Jingga datang lebih awal, kali ini dengan penampilan yang jauh lebih cantik dari biasanya. Rambutnya ditata rapi, wajahnya segar dengan riasan ringan, dan senyumnya seakan memancar tanpa beban. Di tangannya, ia membawa beberapa kantong besar berisi makanan. Savero yang membelikan agar Jingga kembali mendapat dukungan dari teman-teman sekantornya.

Pagi itu kantor yang biasanya baru mulai ramai dengan suara keyboard dan tawa ringan, tiba-tiba jadi lebih riuh dari biasanya. Meja Jingga penuh dikerubungi rekan-rekan kerja yang antusias melihat kotak-kotak makanan berjejer rapi. Aroma gurih dan manis langsung menyeruak, membuat siapa pun tergoda untuk mencicipi.

“Wah, Jingga, ini semua kamu yang bawa?” seru seorang teman.

“Gila, fresh sushi! Dan ini croissant impor, ya ampun!” timpal yang lain.

Jingga hanya tersenyum manis sambil membagikan piring kecil.

Lidya dan Runa baru saja masuk. Begitu melihat pemandangan itu, langkah mereka terhenti sejenak. Wajah keduanya sama-sama kaget, seperti tidak percaya. Bagaimana bisa perempuan yang mereka kurung berjam-jam di toilet kantor semalam kini berdiri anggun, bahkan tampak lebih memikat dari biasanya? Lidya menggertakkan giginya, sementara Runa menunduk, pura-pura merapikan tasnya.

“Lidya, Runa… ayo sini. Cobain, aku bawa banyak kok.” Suara Jingga terdengar renyah, ramah sekali, seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi matanya sempat menyipit, menatap sekilas dengan sinar dingin.

Mereka berdua mau tak mau mendekat, menampilkan senyum kaku.

Saat suasana makin ramai, pintu lift terbuka. Nisa muncul dengan wajah segar, tapi langkahnya langsung terhenti ketika melihat kerumunan di meja Jingga. Ia buru-buru menghampiri, matanya penuh kecemasan.

“Jingga…” Nisa langsung menggenggam tangan sahabatnya erat-erat. “Kamu beneran nggak apa-apa? Aku dengar semalam ada yang ngunci pintu kamar mandi dari luar.”

Kerumunan seketika hening. Beberapa orang terperangah.

“Serius? Ada yang ngunci Jingga?”

“Ya ampun, tega banget, siapa sih?”

Suara-suara riuh mulai memenuhi ruangan.

Jingga tersenyum, menoleh sebentar pada Nisa, lalu mengedarkan pandangan. “Aku? Hm, ya jelas aku baik-baik aja, dong. Orang jahat itu biasanya cuma berani ngerjain sembunyi-sembunyikan? Nggak punya muka buat berantem terang-terangan.”

Sekilas matanya melirik ke arah Lidya dan Runa yang berdiri kaku. Wajah keduanya pucat, seakan menelan ludah bersamaan.

“Kalau aku sampai tahu siapa pelakunya…” celetuk salah satu teman mereka, “sumpah, bakal kuceburin kepalanya ke toilet sekalian!”

Semua orang langsung tertawa terpingkal-pingkal. Beberapa ada yang menepuk-nepuk meja sambil bersorak, membuat suasana riuh lagi. Tapi bagi Lidya dan Runa, ancaman kecil itu terasa seperti cambuk yang nyata. Keduanya diam membisu, tak berani menatap siapa pun.

Nisa melirik sekilas ke arah mereka berdua, lalu dengan provokatif menambahkan, “Iya tuh, siapa pun yang tega… kayaknya sih nggak jauh-jauh orangnya. Awas aja, aku sumpahin susah kentut bertahun-tahun pokoknya.”

Gelak tawa kembali pecah. Jingga hanya tersenyum tipis, membiarkan teman-temannya semakin panas dengan spekulasi.

Dan tepat saat itu, Mahesa masuk. Penampilannya rapi dengan kemeja biru muda, wajahnya berseri. Begitu melihat Jingga berdiri di tengah kerumunan dengan penampilan menawan, langkahnya langsung terhenti. Tatapannya terperangah, seolah seluruh ruangan hanya menyisakan Jingga seorang.

Tanpa basa-basi, Mahesa melangkah cepat ke arah Jingga, melewati Lidya begitu saja tanpa menoleh sedikit pun. Lidya menahan marah, rahangnya mengeras.

“Jingga…” ucap Mahesa terkagum. “Kamu makin cantik aja.”

Jingga menyambutnya dengan senyum manis, bahkan sedikit bergelayut manja di lengannya. “Kamu telat. Lihat deh, aku bawa makanan banyak, tapi keburu habis sama mereka.”

Teman-teman langsung heboh. Salah satunya tiba-tiba nyeletuk, “Mas Mahesa, semalam Jingga sempat dikunci orang di kamar mandi, lho! Jahat banget ya!”

Wajah Mahesa seketika berubah. “Apa?!” suaranya meninggi, mata menyipit penuh emosi. “Siapa yang berani-beraninya melakukan itu?!”

Suasana hening sesaat. Lidya dan Runa saling melirik cemas.

Mahesa mengepalkan tangan, nadanya tegas. “Kalau aku tahu siapa orangnya, sumpah… bakal kupukuli sampai kapok!”

Teman-teman bersorak, ada yang menepuk pundak Mahesa, ada juga yang ikut-ikutan berkomentar pedas. Jingga, yang sejak tadi melirik ekspresi Lidya dengan tatapan penuh kepuasan, semakin bergelayut manja di lengan Mahesa.

Lidya tak tahan lagi. Dengan wajah merah padam, ia memilih berbalik dan keluar ruangan. Runa mengekor di belakangnya, meski langkahnya ragu.

Jingga tersenyum samar. Dalam hati, ia lumayan puas. Meski ada rencana besar lain yang sudah ia siapkan.

Ruangan kembali riuh setelah Lidya dan Runa pergi, tapi semua orang jelas memperhatikan kepergian mereka. Beberapa saling berbisik, ada yang berkomentar, ada pula yang sengaja mengangkat alis penuh curiga.

Mahesa masih berdiri di samping Jingga, wajahnya belum benar-benar reda dari emosi. Ia menatap Jingga lekat-lekat. “Kamu serius nggak apa-apa? Semalam dikunci begitu…” ucapnya khawatir, entah tulus atau penuh kepura-puraan.

Jingga tersenyum tipis, mengangkat bahunya acuh. “Aku kelihatan nggak apa-apa, kan? Lagi pula, aku udah nggak mau ngebahas itu. Toh, ada kamu di sini.” Ia meraih lengan Mahesa lebih erat, seolah mencari perlindungan.

“Jingga…” Mahesa menahan napas, ekspresinya melembut, tapi sorot matanya masih penuh amarah. “Kalau aku tahu siapa pelakunya… “

“Udah.” Jingga cepat memotong, pura-pura manja. “Jangan ngomong yang aneh-aneh di depan semua orang. Nanti malah bikin aku malu.”

Nisa yang sejak tadi memperhatikan dari samping, tak bisa menahan diri. Ia bersandar di meja, pura-pura meneguk minuman, lalu berkata lantang, “Yah, tapi bener juga. Kalau aku jadi Mas Mahesa sih, udah cari tahu sampai ketemu tuh pelakunya. Kan nggak lucu, karyawan sebaik Jingga digituin.”

Beberapa rekan kerja mengangguk-angguk, suara mereka berbaur:

“Iya, keterlaluan banget.”

“Kalau udah nekat kayak gitu, bisa bahaya nanti.”

“Bisa aja kan ngelakuin hal-hal lain kalau nggak ketahuan.”

Jingga melirik Nisa sekilas, senyumnya samar. Ia tahu sahabatnya sengaja melempar minyak ke api.

Mahesa semakin menegang. “Aku serius, aku nggak bakal diem kalau tahu orangnya. Kamu tenang aja, Jingga. Ada aku.”

Reaksi itu disambut sorakan kecil dari teman-teman mereka. Beberapa bersiul, ada yang menggoda, “Wah, Mas Mahesa jadi bodyguard pribadi nih.”

Jingga menundukkan kepala, pura-pura malu, tapi genggamannya di lengan Mahesa justru makin erat.

Sementara itu, di sudut ruangan, Nisa mendekati Jingga dan berbisik sedikit kencang, agar orang-orang dekatnya bisa dengar, “Padahal aku tau lho, Lidya dan Runa yang terakhir keliatan keluar dari toilet sebelum kamu masuk.”

Jingga menoleh pelan, akting kaget. Ia lalu tersenyum, lalu menjawab dengan sok bijak. “Iya? Hmm… yaudah, biarin aja. Mungkin mereka lagi khilaf.”

Ucapannya membuat beberapa orang langsung terdiam, saling melirik dengan wajah penuh dugaan.

“Jadi Lidya dan Runa pelakunya? Ya ampun… keterlaluan sih mereka… “

“Iya gak nyangka… tapi kok Jingga bisa sabar gitu ya?”

“Aku jadi ragu kalau Jingga dulu suka ngebully, jangan-jangan si Runa bohong.”

Mahesa yang mendengarnya ikut memandang ke arah pintu yang baru saja ditutup Lidya dan Runa, rahangnya mengeras lagi. Sebenarnya dalam hati ia dilema jika memang Lidya yang melakukannya, tapi untuk saat ini hanya Jingga di matanya, Jingga yang sudah berubah jadi cantik.

“Kalau ternyata mereka…” gumamnya pelan, seolah bicara pada diri sendiri. “Aku nggak bakal tinggal diam.”

Jingga menyandarkan kepalanya di bahu Mahesa, senyum samar masih terukir di bibirnya. Dalam hati, ia puas. Lidya boleh saja merasa berhasil semalam, tapi pagi ini justru ia dan Runa yang terpojok tanpa perlu Jingga berkata banyak.

(Bersambung)…

1
Purnama Pasedu
ooo,,,,savero baru tahu,,,pelan pelan ya
Purnama Pasedu
pas tahu jingga dah nikah,gimana Kevin y
Mar lina
Semoga Kak Savaro
langsung mp sama Jingga...
biar Kevin gak ngejar-ngejar Jingga
lanjut thor ceritanya
di tunggu updatenya
Nuriati Mulian Ani26
ohhh kasihan jingga
Nuriati Mulian Ani26
😄😄😄😄😄. Thor lucu banget aduhhh
Nuriati Mulian Ani26
😄😄😄😄. keren alurnya thor
Purnama Pasedu
nikmatilah jingga
Nuriati Mulian Ani26
lucuuuuuuu
Nuriati Mulian Ani26
bagusss ceritanya
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙂𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
Mar lina
aku mampir
Nuriati Mulian Ani26
😄😄😄😄😄 lucu menarik sekali
Nuriati Mulian Ani26
aku sangat tertarik kekanjutanya ..keren dari awal ceritanya
Halimatus Syadiah
lanjut pool
Lily and Rose: Siap Kak 🥰
total 1 replies
Purnama Pasedu
survei resepsi pernikahan ya jingga
Lily and Rose: Ide bagus… bisa jadi tempat buat mereka resepsi juga tuh Kak 😁
total 1 replies
Purnama Pasedu
kamu salah jingga
Lily and Rose: Iya, Jingga salah paham terus 😂
total 1 replies
Halimatus Syadiah
Thor up dete kelamaan ya, tiap hari nungguin trus , kl bisa tiap hari ya 👍
Lily and Rose: Siap Kak, Author update sesering mungkin pokoknya 🥰
total 1 replies
Desi Permatasari
update kak
Lily and Rose: Done ya Kak…
total 1 replies
Purnama Pasedu
ada kevin
Lily and Rose: Ide bagus 🥰
total 1 replies
Cookies
lanjut
Lily and Rose: Siap Kak
total 1 replies
Purnama Pasedu
Nisa yg lapor ya pa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!