Ardi adalah asisten CEO. Ketika SMA Ardi pernah membayar seorang gadis untuk menjadi pacar bayaran.
Gadis itu ialah Ayasha dan Ayasha sangat menikmati perannya saat itu.
Namun setelah tujuh tahun berlalu Ardi kembali dipertemukan dengan Ayasha. Ternyata mantan pacar bayarannya ialah putri CEO di perusahaan tempat Ia bekerja.
Dunia seperti terbalik. Untuk membatalkan pertunangan dengan sang kekasih Ayasha memberi Ardi sejumlah uang.
"Apa kamu sedang membayarku?" Ardi.
"Ya, jadilah suamiku, Ardi!" Ayasha.
Simak ceritanya hanya di novel Menikahi Mantan Pacar Bayaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 28 Peringatan Brian
"Tunggu," ucap Ayasha membuat Ardi yang hendak menuju balkon berhenti.
Ayasha menggigit bibirnya malu untuk bicara.
"Apa?" tanya Ardi.
Ayasha menatap Ardi.
"Bisa minta tolong bantu aku melepas gaun?" tanya Ayasha.
Gaun yang Ayasha kenakan menggunakan resleting belakang dimana tangan Ayasha tidak sampai menjangkaunya.
Ardi tidak menjawab namun Ia mendekat pada Ayasha yang masih mengenakan jilbab.
Lalu Ardi membawa Ayasha duduk ditepi ranjang dan mengulurkan tangannya untuk melepas jilbab terlebih dahulu.
Sesaat Ardi terdiam melihat Ayasha. Rambut hitam milik Ayasha tergerai panjang hingga sepinggang membuat Ayasha sangat cantik.
Meski saat SMA Ayasha tidak berhijab namun pemandangan dihadapan Ardi saat ini sungguh menyejukan hatinya.
"Cantik," ucap Ardi pelan namun Ayasha yang mendengar pujian Ardi tersipu.
"Sejak kapan kamu berhijab?" tanya Ardi menatap kagum pada Ayasha.
"Sejak kita putus," jawab Ayasha.
Ardi menarik sebelah alisnya.
"Sejak kita putus?" tanya Ardi memastikan.
Ayasha mengangguk.
"Ya. Sejak saat itu aku memutuskan berhijab," jawab Ayasha.
"Alasannya?" tanya Ardi.
Ayasha menatap Ardi sambil tersenyum.
"Kamu ingat, Ar, saat SMA kamu pernah bilang aku bukan tipemu karena tipe wanita yang kamu sukai itu wanita yang berhijab. Sejak saat itu aku terus teringat hingga kita putus barulah aku berhijab. Meski awalnya aku berhijab karena kamu tapi semakin kesini aku sadar hijabku untuk menutup aurat bukan untuk membuatmu menyukaiku," terang Ayasha apa adanya.
Ardi terdiam mendengar perkataan Ayasha. Gadis yang dulu Ia bayar untuk menjadi pacarnya kini semakin bijak.
Lalu Ardi mengusap pipi Ayasha dengan jempol dan mendaratkan ciuman dikening.
"Aku sudah menyukaimu," ucap Ardi membuat Ayasha tak percaya sebab selama ini Ardi sangat dingin padanya.
"Sejak kapan?" tanya Ayasha dengan jantung yang berdegup kencang.
Ardi tidak menjawab dan justru berpindah duduknya kebelakang Ayasha untuk membantu menurunkan resleting.
Ayasha semakin penasaran sebab Ardi tidak menjawab.
"Ar, sejak kapan kamu menyukaiku?" tanya Ayasha menoleh.
Lalu Ayasha merasa tubuhnya hangat sebab Ardi memeluknya dari belakang dan meletakkan dagunya dibahu kiri Ayasha.
"Rahasia," jawab Ardi namun Ayasha tidak marah.
Ayasha mengusap wajah Ardi lalu berbalik sehingga saling berhadapan.
Ayasha menatap Ardi lalu mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Ardi.
"Aku mencintaimu, Ar," ucap Ayasha.
"Hem," jawab Ardi hanya berdehem membuat Ayasha mencubit pelan perut Ardi.
"Masa seperti itu kamu menjawabnya, Ar," ucap Ayasha tidak terima.
"Memangnya harus seperti apa?" tanya Ardi.
"Ya harusnya kamu bilang aku juga mencintaimu, Ayasha," ucap Ayasha.
"Ya, aku juga mencintaimu, Ayasha," ucap Ardi menirukan perkataan Ayasha.
Lalu Ardi melanjutkan membantu Ayasha melepas gaun dan menyuruh Ayasha untuk pergi mandi.
...***...
Setelah mandi Ayasha tidak melihat Ardi dikamar. Hanya jas yang tersampir disofa sementara pemiliknya tengah menelpon dibalkon.
Ayasha masih mengenakan bathrobe hendak mengambil baju dikoper namun melihat paperbag pemberian Inara membuat Ayasha membuka paperbag itu.
"Astaghfirullah, baju apa ini?" tanya Ayasha sambil membentang lingerie yang Ia keluarkan dari paperbag.
Bukan hanya satu lingerie yang Inara berikan pada Ayasha melainkan tiga. Ketiganya memiliki warna dan model yang berbeda membuat Ayasha geleng-geleng kepala.
"Bisa-bisanya kamu kasih kakak iparmu lingerie, In," ucap Ayasha.
Ayasha hendak memasukan kembali lingerie kedalam paperbag namun urung saat mengingat malam ini malam pertama dirinya dan Ardi tidur bersama.
Ayasha juga mengingat pesan yang Savana sampaikan untuk selalu melayani suami.
"Apa aku pakai saja lingerienya, ya?"
Ayasha berfikir sejenak lalu mengangguk dan memilih satu lingerie yang berwarna hitam.
Setelahnya Ayasha kembali kekamar mandi untuk mengenakan lingerie.
Keluar dari kamar mandi bertepatan dengan Ardi yang kembali kekamar.
Wajah Ardi terlihat serius membuat Ayasha tidak berani menegurnya.
Ardi kembali kedalam kamar melihat Ayasha yang sudah mengenakan lingerie. Ia sangat tahu bila ini malam pengantinnya namun sesuatu yang serius membuatnya harus segera pergi.
Ayasha melihat Ardi meraih kunci mobil.
"Ar," panggil Ayasha membuat Ardi menghentikan langkahnya dan berbalik.
Ayasha menghampiri Ardi.
"Ada apa?" tanya Ayasha.
"Ayasha, maaf, aku harus segera pergi. Daddy menyuruhku datang kekantor, sekarang," jawab Ardi.
Dengan terpaksa Ayasha mengangguk dan membiarkan Ardi keluar dari kamar.
Ayasha menunduk untuk melihat lingerie yang Ia kenakan dan menghembuskan nafas.
...***...
Sementara itu Ardi yang keluar dari hotel kini sudah tiba di kantor dan sedang menuju ruang meeting.
Rupanya setelah dari resepsi Brian langsung kekantor sebab mendapat kabar dari Dimas bila ada masalah dikantor.
Fandi mencabut seluruh saham dan membatalkan seluruh kontrak kerja sama membuat pasar saham Darwin Properties sangat anjlok.
Diruang meeting sudah banyak direksi perusahan yang hadir untuk merapatkan permasalahan yang ada meski waktu masih menunjukan pukul empat pagi.
Tiba diruang meeting rapat baru saja dimulai dan Ardi terlambat lima menit sebab jarak antara hotel dan kantor cukup jauh.
"Maaf, saya terlambat," ucap Ardi menundukkan kepala.
Brian mengangguk.
"Kita lanjutkan meetingnya," titah Brian dan meeting dilanjutkan.
Ardi menyimak dengan seksama apa yang disampaikan Dimas dan mengambil kesimpulan bahwa Darwin Properties harus segera mendapat investor baru.
"Total saham yang dimiliki Fandi 27% sehingga saham itu dicabut sangat berdampak pada perusahaan kita. Untuk sementara kita tidak bisa melanjutkan pembangunan dan sebisa mungkin kita harus bisa menekan anggaran yang kita gunakan," ucap Brian.
Direktur utama tidak terima.
"Maaf, Pak. Tahun ini anggaran sudah sangat sedikit karena efisiensi yang Bapak lakukan. Jika Anggaran ditekan lagi maka akan berdampak pada operasional perusahaan dan bisa-bisa perusahaan kita tidak beroperasional dengan maksimal," terang direktur utama itu.
Mendengar itu Brian memejamkan mata untuk berfikir.
Ardi yang ada disana sangat menyesal sebab lebih dulu Fandi yang mencabut saham ketimbang dirinya yang mencari investor untuk antisipasi.
Sejak saat Ardi menyanggupi untuk mencari investor baru Ardi sangat sibuk sehingga Ia belum bisa menepati janji.
"Apa ada solusi lain?" tanya Brian menatap semua direksi yang hadir termasuk Ardi yang masih diam.
"Bagaimana kalau kita mengurangi karyawan untuk mengurangi pengeluaran perusahaan?" Direktur Personalia memberi usul.
"Tidak! Itu tidak boleh dilakukan! Semua kayawan kita harus tetap bekerja," ucap Brian dengan tegas.
"Sebenarnya apa alasan pak Fandi menarik sahamnya tiba-tiba hingga membuat perusahaan kita goyang?" tanya Direktur Keuangan namun Brian tidak bisa memberitahunya khawatir Ardi akan tidak aman diperusahaan.
Meeting berakhir dengan perdebatan panjang antara direksi dengan pemilik perusahaan.
Beberapa direksi yang memiliki saham diperusahaan juga menuntut agar segera mendapat investor baru dan mengancam mencabut saham mereka.
Kini tinggallah Ardi dan Brian diruang meeting.
"Kamu dengar hasil meeting tadi, Ardi? Segera cari investor! Jika dalam satu minggu kamu tidak mendapatkannya maka perusahaan akan melakukan PHK! Dan orang yang pertama akan di PHK itu kamu!" ucap Brian dengan tegas.
burung tekuku makan kedelai
ucap selamat kepada mempelai
siap tempur sampai lemas terkulai
kabooooorrr 🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
Tantangan buat ardi hrs mencari investor agar perusahaan tidak goyah....
..