Tentang Dukun Santet Legendaris — yang berjaya dalam Mengusir Belanda, Tiga Abad Silam.
Tapi nasibnya berakhir tragis: dibakar hidup-hidup hingga arwahnya gentayangan
Sampai tahun 2025..
Jiwa LANANG JAGAD SEGARA:
tiba-tiba tersedot ke dalam tubuh ADAM SUKMA TANTRA, seorang INTERPOL Jenius, Muda dan Tampan.
Syarat tinggal di tubuh itu: cari dalang di balik pembunuhan Adam.
Maka dimulailah petualangannya menyelidiki kasus-kasus kriminal dengan cara aneh: Lewat Santet, Jimat Ghoib, dan Mantra Terlarang yang tak sesuai zaman. Tapi, justru cara kuno ini paling ampuh dan bikin partnernya cuma bisa terpana.
“Lho, kok jimatku lebih nendang daripada granat?!” — ujar Lanang, si Dukun Gaptek yang kini terjebak dalam lumpur misteri masa lalu.
Sanggupkah ia mewujudkan keinginan Jiwa asli sang pemilik tubuh?
Atau jangan-jangan justru terhantui rasa bersalah karena ternyata, penyebab Matinya Adam masih....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni_Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Pengorbanan Kwangim.
...***********...
GLEDHARR!!!
Suara petir menyambar udara di kejauhan, memecah kesunyian malam yang mencekam.
Demi melindungi Tantri, Kwangim memilih untuk bertindak. Tangannya terangkat dengan penuh wibawa, dan dari telapaknya meluncur petir putih keemasan yang menyambar langsung ke arah iblis air.
Duar!
Suaranya menggelegar, seolah langit ikut berbicara.
SRAKKKKHHH!!!
Iblis air itu membalas dengan mengerahkan gelombang hitam pekat dari dalam telaga. Air yang seharusnya jernih berubah menjadi seperti racun, bergulung-gulung tinggi, ingin menelan sosok agung Kwangim.
Lanang yang menyaksikan semua itu dari jalur Limbo, jantungnya berdebar tidak karuan. Setiap sambaran, setiap gelombang, membuat napasnya tersendat. Ia menggigit bibir, kepalanya dipenuhi rasa was-was yang mulai menggerogoti pikirannya. Entah kenapa firasat buruk kini mulai merayap dalam benaknya.
GLEDHARR!
SRAKKKKHHH!
Pertarungan sengit terus berlangsung. Kwangim cukup tangguh, setiap serangannya penuh wibawa dan presisi.
Tapi sesuai dengan gelarnya, iblis air itu terlalu lick. Ia menggunakan kegelapan dan ilusi untuk menyerang dari berbagai sudut. Saat Kwangim fokus menahan serangan depan, si iblis air malah menyasar Tantri dari belakang.
Firasat buruk Lanang ternyata bukan tanpa alasan.
Perlahan tapi pasti, iblis air mulai mendominasi. Kwangim terlihat mulai kewalahan. Di tengah panasnya pertarungan dua kekuatan supranatural itu, ia masih harus terus mempertimbangkan keselamatan Tantri. Setiap langkahnya hati-hati, setiap serangannya diperhitungkan agar tidak melukai gadis yang dilindungi nya. Pengorbanan dan welas asihnya justru menjadi celah yang dimanfaatkan iblis air dengan licik.
SRAKKKKHHH!
Sekali lagi, gelombang hitam iblis menerjang, kali ini lebih ganas dan membesar, hampir menenggelamkan cahaya keemasan Kwangim. Sosok agung itu berjuang mati-matian, berusaha melindungi Tantri dengan seluruh kekuatannya.
Senyum kecil di bibir Tantri perlahan memudar, digantikan oleh keringat dingin yang membasahi pelipisnya. Konsentrasinya mulai goyah.
"Duh Gusti..." desis Lanang lirih, tangannya mengepal hingga berwarna pucat.
"Iblis itu terlalu kuat untuk ditaklukkan sendirian. Bagaimana caramu bisa mengalahkan iblis yang merasuki Bryan hari ini?" tanyanya pada sang Entitas, suaranya dipenuhi kekhawatiran.
"Kwangim adalah sosok agung di dunia putih. Jika lawannya tidak seimbang, energinya akan mudah terkuras. Sementara aku... aku tidak sebaik itu," jawab sang Entitas, suaranya terdengar jujur untuk pertama kalinya.
"Iblis yang merasuki Bryan bisa kukalahkan karena cara berpikirku juga licik, mirip Iblis. Makanya aku memintamu untuk menyerangnya dari belakang. Itu bukan cara kesatria, tapi lebih ampuh untuk iblis sekelas dia."
"Jadi... maksudmu, iblis air ini bukan lawan yang sepadan untuk Kwangim?" tanya Lanang, rasa was-wasnya semakin menjadi-jadi.
"Bukannya sudah jelas terlihat? Kau Lihat sendiri bagaimana iblis itu mengolok-olok Kwangim sejak awal. Dia tahu Kwangim tidak sebanding dengannya," jawab sang Entitas.
"Duh Gusti... Lalu apa yang harus kulakukan?" Lanang semakin gusar, kecemasan makin besar menguasai dirinya.
Di sisi lain, Kwangim masih bertahan, tapi cahayanya kian meredup. Iblis air tertawa menggila, senang melihat penjaga leluhur itu mulai kelelahan. Dan Lanang hanya bisa menyaksikan semua itu, dengan posisi terjebak di antara dimensi, dan tak berdaya.
"Jangan berkecil hati dulu, bocah fana. Kwangim memang lebih lemah, tapi dia cukup pintar. Kalau terjepit, dia punya satu metode ampuh yang biasa dilakukan roh pelindung," ucap sang Entitas dengan senyum licik.
"Apa itu?" Lanang langsung bertanya, jantungnya berdebar tidak karuan.
"Kau akan lihat sebentar lagi," sahut sang Entitas membiarkan ketegangan menggantung di hati Lanang.
Dan benar saja sesuai dugaan, Kwangim perlahan mundur dan mendekati Tantri.
"Heh... Dasar roh lemah, mau apa kau sekarang? Mau melakukan jurus terakhirmu? Untuk bunuh diri?" ejek iblis air, suaranya penuh hinaan. Ia seolah sudah menduga gerakan Kwangim. Bahkan pukulan telak yang hampir dilayangkannya ia tarik kembali, seakan menunggu apa yang akan dilakukan sang penjaga.
Kwangim terdiam sejenak. Setelah menatap iblis air dengan sorot mata tajam yang penuh amarah, pandangannya beralih kepada Tantri. Ada kesedihan yang dalam di matanya yang bersinar.
"Maafkan aku, Putriku. Aku harus mengecewakanmu, kita tak akan berjumpa untuk waktu yang cukup lama." ucapnya lirih.
Tapi entah kenapa, suara kebatinan itu masih terdengar jelas dan menggema di telinga Lanang, seolah dipanggilkan khusus untuknya.
"Jangan bilang... Dia mau..." Lanang bahkan takut menyelesaikan ucapannya.
Baru sekali ini ia melihat sosok dari dunia putih yang begitu agung, tapi kenapa harus berakhir dengan cara seperti ini?
Sebentuk air mata mengalir dari sudut mata Tantri. Gadis itu juga merasakan kesedihan dan keputusan berat Kwangim. Namun, ia tidak bisa menghentikan ritualnya. Jika ia berhenti sekarang, bukan hanya nyawanya yang terancam, harapan terakhirnya untuk Jiwa Adam juga akan sirna.
Si iblis air yang dari tadi hanya mengamati, kini menyeringai licik. Ini adalah saat-saat yang ditunggunya, memaksa Kwangim untuk mengambil langkah terakhir yang justru menguntungkannya. Dengan begitu, ia bisa mendapatkan dua hidangan lezat sekaligus, yaitu energi murni Kwangim dan jiwa Tantri. Itulah sebabnya, alih-alih menyerang, ia memilih menghemat tenaga dan menikmati setiap prosesnya.
Dan sesuai perkiraan, energi cahaya yang sangat silau mulai memancar dari tubuh Kwangim. Awalnya hanya kecil, melingkupi batu kali tempat Tantri bersemedi. Namun, semakin lama, tabir cahaya itu membesar dengan cepat, menyebar hingga hampir menutupi seluruh permukaan telaga.
Iblis air yang tadinya menyeringai, kini mulai panik. Cahaya itu bukan sekadar pelindung. Itu adalah energi murni yang bisa melukai inti kegelapannya.
"Dasar iblis bodoh! Dia pikir dia sanggup melawan tabir pelindung Kwangim? Rupanya kesombongan sudah menghancurkan rencananya sendiri! Wahahahaha... WAHHAHAHAHA!"
Sang Entitas tertawa terbahak-bahak, suaranya penuh kemenangan.
Lanang langsung memahami situasinya tanpa perlu penjelasan lebih lanjut.
Ketika cahaya putih Kwangim telah menutupi seluruh telaga, kilaunya berubah warna menjadi biru terang. Itu warna yang sama dengan air telaga, warna perlindungan tertinggi, tanda bahwa Kwangim telah mengorbankan sebagian esensi dirinya untuk membentuk perisai suci yang nyaris tak tertembus.
Iblis air langsung kalap.
"Dasar laknat! Ternyata perlindunganmu sekuat ini?" teriaknya lantang, suaranya dipenuhi frustrasi dan kemarahan.
"Tapi aku tak mungkin kalah! Kalau hanya segini kemampuanmu. Dan rasakan ini!"
Iblis air yang kehabisan cadangan air telaga sebagai sumber energinya, mulai menyerap energi air dari pepohonan di sekitarnya. Daun-daun yang hijau mendadak mengering, batang-batang pohon yang tegak kini layu dan keriput sebelum akhirnya mati. Pemandangan itu menyedihkan, sekaligus mengenaskan.
"Duh Gusti. Celakalah kau, dasar iblis sialan pembawa wabah!" Lanang menggeram jengkel, hatinya perih melihat kerusakan yang terjadi di hutan itu.
Air yang terkumpul dari pepohonan mulai membentuk gelombang raksasa yang membumbung tinggi. Iblis itu bersiap menghancurkan Tabir Kwangim dalam sekali hantam.
Tapi tanpa diduga, energi air itu justru melawan kehendaknya. Mendadak, sosok si iblis terlihat goyah. Dia kewalahan mengendalikan air yang seharusnya menjadi senjatanya.
"Hah... Sekarang kau baru tahu kalau kau itu bodoh. Dasar iblis serakah!" Kekehan tawa sang Entitas terdengar puas, seakan sudah menunggu momen ini.
Lanang langsung sadar. Ini adalah rencana besar yang disiapkan Kwangim sejak awal.
"Aku tahu sekarang! Jadi ini rencana Kwangim? Dia sengaja memancing iblis air untuk menghabiskan sumber energinya?" tanya Lanang takjub.
"Tak sesederhana itu, anak bodoh," jawab sang Entitas, senyum puasnya masih mengembang.
"Iblis air mungkin terlalu kuat bagi Kwangim. Tapi dia buta situasi karena terlalu serakah. Dia tak tahu bahwa Roh Pepohonan Curuk Kewangen bukanlah sesuatu yang bisa dia anggap remeh."
"Roh pepohonan itu tengah mengutuknya. Dan sekarang... saatnya dia merasakan serangan balik."
Suasana mendadak berubah. Air yang semula hitam pekat berubah keruh, bergolak tak terkendali. Dan dari balik tabir biru Kwangim, sesuatu yang lebih besar sedang bersiap...
***********
lanjut Thor 😍
gimana itu kalau Lanang nggak bisa balik. kasian tubuh nya Adam Thor
tapi cuma dikit
Thor ada nggak mantra yang bisa bikin cepat kaya???🤣🤣
seru dan menyeramkan.
tapi suka