NovelToon NovelToon
Suamiku, Musuhku...

Suamiku, Musuhku...

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Idola sekolah
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: ella ayu aprillia

Seorang gadis yang di paksa orang tuanya untuk menikah muda untuk melindunginya dari masa lalu yang terus menganggunya. Namun siapa sangka jika gadis itu di jodohkan dengan seorang pemuda yang menjadi musuh bebuyutannya. Lalu bagaimana pernikahan mereka akan berjalan jika mereka saling membenci?mungkin kah cinta akan tumbuh dalam diri mereka setelah kebersamaan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ella ayu aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Setelah melakukan hukuman yang diberi oleh guru kini Revan dan kedua sahabatnya duduk di dekat lapangan sembari menikmati minuman dingin.

"Gila panas banget dan kaki gue juga pegel banget di jemur di bawah matahari selama satu jam,"keluh Rio."Iya nih mana keringatan lagi rasanya nggak enak banget lengket semua ni badan,"tambah Rendi sembari mengibas - ngibaskan bajunya.

Sedangkan Revan hanya diam tidak menanggapi ocehan sahabatnya. Revan Mahendra seorang siswa berandal yang sering keluar masuk ruang BK dan hampir setiap hari kena hukuman karena ia selalu membuat keributan. Jika tidak membully siswa lain ya melanggar peraturan contohnya bolos sekolah atau kalau tidak berkelahi dengan siswa lain. Namun meskipun begitu ia begitu menyayangi kedua orang tuanya terutama sang bunda, Diana Mahendra. Revan adalah anak dari pengusaha ternama di Jakarta yaitu Derry Mahendra. Wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang gagah meski masih SMA membuat banyak siswa yang mengaguminya. Namun Revan adalah sosok yang dingin dan kejam. Ia tidak pernah berpikir panjang jika sudah dalam mode marah ia akan nekat melakukan apapun. Ia selalu di manja oleh bunda Diana karena ia tunggal. Tapi ia juga telah di bebani pekerjaan oleh Ayah Derry karena suatu saat ia yang akan memimpin perusahaannya.

Derry sudah memberi Revan beban pekerjaan agar ia siap menjalankan bisnisnya suatu saat nanti.

"Bos lihat tuh si Gisel lagi sendirian gimana kalau kita kerjain. Tadi pagi kan dia sudah bikin masalah sama lo." Kata Rendi menatap Gisel yang berjalan sendiri dengan buku - buku di tangannya.

Sepertinya ia ditugaskan oleh salah satu guru untuk membawakan buku tugas teman sekelasnya.

Revan menatap ke arah tunjuk Rendi lalu tersenyum smirk. Tanpa mengulur waktu ia bangkit dari duduknya diikuti oleh Rio dan Rendi lalu melangkah mendekati Gisella. Dengan sengaja ia menyeggol bahu Gisel hingga membuat buku - buku yang ia bawa terjatuh dan berserakan di lantai.

Gisel yang kaget pun reflek mengumpat.

"Shit..jalan pakai mata dong..nggak lihat apa ada orang disini." Gisel menengadahkan kepalanya untuk melihat siapa yang menabraknya.

"Ckk..jadi elo, elo sengaja nabrak gue supaya buku - buku itu jatuh."tanyanya dengan sorot mata marah.

"Kalau iya mau apa lo? Gue udah bilang gue akan balas semua apa yang udah lo lakuin ke gue."ucap Revan dengan senyum licik.

"Ambilin dan kumpulin lagi buku itu,"perintahnya dengan menunjuk buku - buku yang sudah berserakan di lantai. Bukanya menurut Revan justru menendang buku - buku itu hingga berserakan kemana - mana. Revan dan kedua sahabatnya tertawa puas melihat buku - buku itu.

"ups sorry nggak sengaja,"ujarnya lalu melenggang pergi meninggalkan Gisel dengan buku masih di atas lantai. Gisella menatap semua itu sorot yang mematikan. "Breng*ek..." tanpa aba - aba Gisel berlari mengejar mereka yang sudah lebih dulu pergi. Gisel menarik kerah baju belakang Revan hingga ia berhenti total. "Elo beresin itu atau kalau nggak gue akan buat lebih parah dari ini."ancamnya.

Revan menghempaskan tangan Gisel lalu berbalik badan menatap gadis cantik yang kini tengah menatap tajam ke arahnya. Tampak jelas Gisella menahan amarah yang besar. "Kalau gue nggak mau elo mau apa?"ujarnya dengan wajah tengilnya.

"Ck elo..." Gisella mengangkat tangannya ingin menampar Revan namun belum sempat tangannya mendarat seseorang memanggilnya dari belakang.

"Gisel ini ada apa?" Tanya seseorang dari arah belakang. Gisella menoleh dan melihat Andi kakak kelasnya menatapnya dengan bingung. Terlebih banyak buku berserakan di lantai.

"Eh kak maaf ini ada orang rusuh yang tiba - tiba nabrak aku saat aku akan antar tugas ke ruang guru."ucapnya dengan melirik ke arah tiga cowok yang masih berdiri tegak di tempatnya.

Andi yang memang menjadi ketua OSIS di sekolahnya mencoba menyelesaikan permasalahan ini. "Revan apa benar yang dikatakan Gisella?"

Revan hanya diam tak bergeming. Andi beralih bertanya kepada Rio dan Rendi. "Kalian berdua apa benar apa yang diucapkan Gisella tadi?"tanya nya dengan nada yang lebih tegas. Rio dan Rendi saling pandang lalu menganggukkan kepalanya.

Andi menghela napas panjang. "Kalian harus tanggung jawab dengan apa yang sudah kalian lakukan. Cepat ambil kembali buku - buku itu sebelum ada guru yang melihat."ujarnya.

"Ogah,"ujar Revan lalu melangkahkan kakinya pergi dari tempat itu. Sedangkan Rio dan Rendi bingung harus bagaimana. Mereka terlalu lelah jika harus mendapatkan hukuman lagi maka tak ada pilihan lain selain mengambil lagi buku - buku itu.

Gisella tersenyum puas melihat itu meskipun sang ketua justru pergi meninggalkan kedua sahabatnya.

"Terima kasih ya kak,"kata Gisella kepada Andi.

Andi mengangguk dengan senyum manis di wajahnya. Dalam hati ia begitu mengagumi Gisella namun ia tidak pernah mempunyai kesempatan untuk berdeketan dengannya karena ia selalu menghindar. Rio dan Rendi telah selesai mengumpulkan kembali buku - buku itu lalu menyerahkan kembali kepada Gisella. Gadis itu pun menerima buku itu dengan senyum mengejek.

"Sini biar gue aja yang bawa bukunya."pintanya kepada Gisella. "Nggak papa kak biar gue saja."

"No gue akan antar elo ke ruang guru lalu kita bisa makan siang bersama di kantin."harapnya.

"Tapi kak maaf gue sudah ada janji sama Kania dan Selly."ucapnya dengan wajah yang dibuat menyesal.

Andi lagi - lagi merasa kecewa. Selalu susah untuk  berduaan dengan sang gadis. "Boleh gue gabung."

Gisella diam sejenak lalu mengaggukkan kepalanya.

"Boleh kok kak silahkan saja, gue juga nggak akan larang." Lalu mereka berjalan menuju ruang guru setelah itu menuju ke kantin untuk makan.

Sesampainya di sana sudah ada Kania dan Selly yang sudah duduk di salah satu meja dengan makanan dan minuman di sana.

"Lama banget sih lo ini udah gue pesenin makanan kesukaan elo." Kania mencerocos saat melihat Gisella yang mulai mendekati meja mereka.

Namun saat melihat Gisel tidak datang sendiri ia pun tersenyum manis dan berubah kalem saat melihat ketua OSIS nya turut bergabung.

"Eh kak Andi duduk kak kita makan bareng atau mau gue pesenin makanannya."kata Kania lebih lembut lagi. Andi menggelengkan kepalanya " tidak perlu gue akan pesan sendiri. Ia pun melangkah untuk memesan makanan dan minumannya.

"Kok elo bisa sama kak Andi?bukanya elo tadi ke ruang guru?"tanya Selly keheranan.

"Iya cerita nya panjang, tadi ada kejadian yang bikin gue naik darah." Ujarnya menggebu - gebu.

"Kenapa Revan dan antek - anteknya lagi."

Gisella mengangguk sedangkan yang dibicarakan muncul dari pintu dengan wajah datar dan dingin.

Semua yang siswa yang berada di kantin menatapnya dengan tatapan kagum.

Revan berjalan dengan gaya cool bak model. Gisel memutar bola matanya malas tapi berbeda dengan kedua sahabatnya yang menatap mereka tanpa berkedip sedikitpun. Tak lama Andi datang dengan nampan di tangannya. "Nih untuk cemilan setelah makan,"ucapnya seraya menyerahkan buah - buahan di depan Gisella.

"Terima kasih kak."

1
HitNRUN
Meresap dalam hati
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
Ryner
Kayanya aku gak bisa tidur lagi kalo gak baca kelanjutannya sekarang juga 😩
ella ayu aprillia: terima kasih sudah mampir kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!