Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rae Pergi ke Desa Adya
Beberapa hari berlalu semenjak Raja Maraya meninggalkan Kerajaan Jatinra untuk kegiatan kunjungan kerajaan.
“Hari ini kita akan mengadakan pertemuan dengan seluruh pejabat dan pegawai istana untuk membahas apakah ada permasalahan pada masing-masing divisi penugasan, ingatkan mereka kembali jika menjelang siang ini, pertemuan akan dimulai.” Ucap Davin kepada prajurit.
“Baik Tuan Davin”.. ucap prajurit.
Pertemuan itu dipimpin langsung oleh Raja Rae.
Mereka semua berkumpul di satu ruangan yang sangat besar. Tiap kepala divisi duduk di kursi paling depan, diikuti staf dan pegawai kerajaan dibagian belakangnya.
Tak seperti biasanya, Rae yang selalu semangat dan fokus dalam memimpin pertemuan, kali ini dia begitu gelisah dan sering kali ia tidak fokus baik dalam menjawab, berdiskusi maupun memberi solusi. Sesekali ia terlihat termenung dan kemudian seperti terlihat bingung. Ayahnya Davin mengetahui gelagat aneh anaknya Rae hari ini. Davin segera membantu dan mengarahkan Rae untuk berdiskusi dengan fokus.
Pertemuan selesai saat siang hari. Mereka lalu makan siang bersama.
Setelah makan siang, Rae yang banyak diam segera meminta ijin untuk pergi kepada seluruh pejabat.
“Para pejabat dewan istana dan seluruh pagawai, saya mohon ijin untuk meninggalkan ruangan ini. Terima kasih banyak untuk pertemuan hari ini” ucap Raja Rae.
Ia lalu berdiri dari tempat duduknya lalu pergi. Melihat keadaan itu, ayahnya Davin mengikutinya dari belakang. Setelah jauh dari ruangan tadi, sampai di sebuah lorong dan tidak ada orang satupun disitu.
“Rae.... !!”
Davin memanggilnya..
Langkah Rae terhenti, ia lalu menoleh kebelakang..
“Ayah.. ada apa ?!”..
“Aku melihat kau tidak seperti biasanya hari ini. Performamu sangat buruk ketika memimpin pertemuan tadi. Ada apa nak ?!” tanya Davin.
Rae hanya terdiam dan hanya menghela napas. Ia membuang pandangannya dari ayahnya mencoba menyembunyikan kegelisahan yang ada di hatinya.
“Tidak ada apa-apa yah.. aku hanya lelah” ucap Rae sambil tersenyum dengan berat.
“Lalu.. apa aku bisa percaya begitu saja ?” tanya Davin.
“sudahlah ayah.. benar, aku hanya kelelahan saja.” Ucap Rae kembali menegaskan dan menyembunyikan beban berat dihatinya.
Sesat mereka terdiam. Davin berpikir bagaimana cara agar Rae mau jujur.
Rae lalu membalikkan badannya dan melangkah pergi meninggalkan ayahnya.
“ Kau terus memikirkan Suli !! Benarkan ?!” ucap Davin setengah berteriak.
Rae kembali menghentikan langkahnya Dan membalikkan badannya, menatap dan memandang ayahnya dengan tatapan yang tajam.
Lalu Rae tersenyum..
“Darimana ayah mengetahuinya ?” tanya Rae..
Ayah tersenyum dan membuang pandangannya dari Rae..
“apa kau lupa Rae, jika aku lebih dulu lahir dari pada kau” jawab Davin.
Mereka berdua tertawa.
“Apa yang harus aku lakukan, ayah ?!”.. tanya Rae..
“kau bisa pergi menemui Suli di rumahnya. Datanglah kesana. Pertama yang harus kau lakukan adalah menemui ayahnya atau abangnya Mukaz. Katakan, kau datang untuk menanyakan kabar Suli. Setelah mereka mengijinkan kau untuk bertemu Suli.. kau bisa langsung menanyakan padanya tentang apa yang terjadi padanya sehingga ia pergi dari istana. Semudah itu Rae !!!’ ucap Davin.
“Apa Suli mau menemuiku, ayah ?!” tanya Rae kembali.
“Hm.. kurasa dia mau menemuimu.. pergilah.. aku akan membantu mengurus kerajaan ini disini selama kau pergi”.. ucap Davin.
Rae lalu kembali tersenyum..
“Terima kasih ayah.. “ ucap Rae lalu bergegas pergi meninggalkan ayahnya. Ia menuju peternakan istana untuk mengambil kudanya.
Ia lalu pergi ke desa Adya di dampingi beberapa orang prajurit istana.
“Tunggu Suli.. aku akan datang”..
Gumam Rae dalam hati..