NovelToon NovelToon
Forget Me Not

Forget Me Not

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Single Mom / Janda / Romansa
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Karena sebidang tanah, Emilia harus berurusan dengan pemilik salah satu peternakan terbesar di Oxfordshire, yaitu Hardin Rogers. Dia rela melakukan apa pun, agar ibu mertuanya dapat mempertahankan tanah tersebut dari incaran Hardin.

Hardin yang merupakan pengusaha cerdas, menawarkan kesepakatan kepada Emilia, setelah mengetahui sisi kelam wanita itu. Hardin mengambil kesempatan agar bisa menguasai keadaan.

Kesepakatan seperti apakah yang Hardin tawarkan? Apakah itu akan membuat Emilia luluh dan mengalah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29 : Rasa yang Berbeda

“Apa kau sedang sibuk?” Terdengar suara seorang pria, yang tak lain adalah Arthur Rogers, ayahanda Hardin.

“Aku baru pulang dari Yorkshire. Ada apa?” tanya Hardin datar, seraya naik ke tempat tidur, lalu duduk bersandar pada headboard.

“Aku ingin bicara sebentar. Apa kau ada waktu?”

Hardin menggumam pelan, kemudian menyugar rambutnya yang agak basah. “Tentang apa?”

“Aku ingin kau datang ke London.”

“Untuk apa?”

“Kau lupa dengan hari ulang tahunku?”

Hardin tersenyum kecil, lalu menggeleng samar. “Akan kuusahakan.” Hanya itu jawaban yang terlontar dari bibir sang pengusaha muda bermata abu-abu tersebut.

“Sebenarnya, aku ingin kau datang. Jadi, tidak ada kata ‘akan kuusahakan’. Lagi pula, sudah lama kita tidak bertemu. Sejak kau pindah ke Oxfordshire ….” Arthur mengembuskan napas berat dan dalam. “Kau makin menjauh dariku.”

“Jangan berlebihan, Dad. Aku masih berada di Inggris. Jika kau mau, datang saja kemari. Aku sedang menggarap proyek besar di sini.”

Arthur tidak langsung menanggapi. Embusan napas berat dan dalam kembali terdengar, seakan menggambarkan keresahan yang begitu besar dalam hatinya. “Maafkan aku, Nak,” ucapnya, setelah terdiam beberapa saat.

“Sudahlah, Dad. Aku sedang lelah. Aku pasti datang. Jangan khawatir,” pungkas Hardin.

“Baiklah. Sampai bertemu di London, Nak.”

Tanpa banyak basa-basi. Hardin langsung mengakhiri perbincangan singkat itu. Dia meletakkan telepon genggam di meja, lalu diam termenung dengan tatapan lurus tertuju ke depan.

Sementara itu, Emilia membawa Grayson ke kamarnya. Meskipun mereka masih terikat dalam pernikahan, tetapi rasa canggung karena lama tidak bertemu terlihat sangat jelas. Emilia tampak serba salah, seperti orang kebingungan.

“Maafkan aku, Millie,” ucap Grayson, yang dapat menangkap sikap aneh sang istri.

“Aku … aku tidak tahu harus berkata apa,” ujar Emilia, diiringi ekspresi yang tak dapat diartikan.

“Aku bisa memahami apa yang kau rasakan. Kau pasti marah karena selama ini … aku benar-benar bodoh, Millie,” sesal Grayson.

Emilia terdiam, lalu duduk di tepian ranjang dengan wajah tertunduk. Perasaannya berkecamuk hebat. Selama ini, dia mengira telah menjadi janda, meskipun di depan orang lain tidak mengakui status tersebut.

Rasa bersalah dalam diri Emilia begitu besar. Sebagai wanita sederhana yang memegang teguh kehormatan, dia telah berdosa karena apa yang dilakukan dengan Hardin.

Emilia kehilangan kontrol. Dia tak kuasa mengendalikan hasrat menggebu, akibat rasa sepi yang selama ini membelenggu diri. Itulah kenapa, ketika Hardin datang menawarkan kenikmatan yang selama ini tak didapatkan dari Grayson, Emilia langsung takluk dan menerima tanpa ada penolakan berarti.

Namun, tentu saja bukan hanya itu yang menjadi alasan wanita 25 tahun tersebut. Pesona serta godaan Hardin yang terlalu besar, membuatnya silau sehingga tak dapat melihat dengan jelas.

“Aku sangat merindukanmu, Millie,” ucap Grayson pelan. Antara ragu dan berharap, bercampur jadi satu.

“Jika kau merindukanku, kenapa tidak pulang? Beberapa kali aku datang ke Yorkshire untuk mencari tahu tentang keberadaanmu. Namun, aku selalu kembali dengan tangan hampa. Pihak Mama Qucha bahkan sudah tak bersedia menanggapiku lagi. Aku sangat putus asa, Gray. Namun, ibu selalu mengatakan bahwa kau masih hidup.”

Emilia mengangkat wajah, lalu menatap lekat sang suami yang lama tidak ditemui. Rasa tak percaya masih menyelimutinya sehingga membuat si pemilik mata hijau zamrud itu kehilangan kata-kata.

“Aku takut. Aku tidak tahu harus bagaimana dalam menghadapi ibu.” Grayson berusaha membela diri.

“Kenapa kau selalu peduli pada orang lain, tapi tidak pernah memikirkan perasaanku?”

“Karena aku tahu kau sangat mencintaiku, Millie. Kau pasti akan memberikan pengertian yang besar untukku. Itulah yang membuatku tidak takut dan yakin padamu,” jelas Grayson.

“Kau pikir, aku akan selalu memberikan pengertian bahkan untuk sesuatu yang paling bodoh sekalipun?” Emilia berdiri, menatap Grayson dengan sorot tak mengerti.

“Aku memang mencintaimu, Grayson. Namun, itu bukan berarti kau bisa melakukan apa pun sesuka hatimu. Sebesar apa rasa cintaku? Semua ada batasannya. Aku bukan wanita bodoh yang ….”

“Perasaanmu sudah berubah padaku? Begitukah? Apakah ada pria lain?” Grayson menghujani Emilia dengan pertanyaan bertubi-tubi.

“Aku bisa menanyakan hal yang sama padaku. Empat tahun lebih kau menghilang tanpa kabar. Aku tidak tahu seperti apa kehidupan yang kau jalani selama ini.”

“Aku tidak melakukan apa pun, Millie. Lihatlah seperti apa keadaanku sekarang. Wanita mana yang bersedia mengabdikan hidupnya untuk merawat pria cacat sepertiku?” Grayson langsung menyanggah ucapan Emilia, yang meragukan kesetiaannya.

“Kecelakaan itu membuatku lumpuh. Aku baru bisa berdiri setelah menjalani terapi. Itu juga dengan bantuan Gerald karena aku tidak bisa melakukan apa-apa, Millie. Aku terpenjara dalam kursi roda,” tutur Grayson.

Emilia tidak langsung menanggapi. Walaupun ada kemarahan terhadap Grayson, sisi hatinya yang lain merasa iba terhadap pria itu. Namun, kali ini perasaannya jadi berbeda. Emilia tidak mengerti mengapa bisa demikian.

“Tidak ada lagi yang bisa kubanggakan sekarang,. Sebenarnya, aku juga malu kembali ke dekatmu. Namun, setelah Tuan Rogers mengatakan bahwa aku telah memiliki seorang putri ….” Grayson terdiam sejenak, sebelum melanjutkan kalimatnya. “Setidaknya, biarkan aku dekat dengan Blossom. Aku ingin mengganti waktu yang selama ini terlewatkan tanpa kebersamaan.”

“Kumohon, Millie,” pinta Grayson sungguh-sungguh.

Emilia sudah hampir menanggapi. Namun, tiba-tiba Blossom masuk ke kamar.

“Ibu! Paman Eden mencarimu!”

1
Evitha Junaedy
waduuh
Evitha Junaedy
luar biasa
Rahmawati
hmm, Grayson udah mulai curiga nih
Rahmawati
lanjuttt, ons lagi di pinggir danau🤭
Lusy Purnaningtyas
ditunggu next part.. ❤❤
Rahmawati
emilia jgn keseringan keluar malem malem, nanti Grayson curiga
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
🙈🙈🙈
Lusy Purnaningtyas
mau apa hayoo...
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
Rahmawati
eve siapa lagi ini, mantan ato penagum doang
Rahmawati
hardin betah di peternakan karna menemukan hal baru terutama emilia
octa❤️
selalu penasaran dengan karya kak komalasari, karena karya2nya selalu menarik
Evitha Junaedy
lanjuuuut sll d nanti ni
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍😍
Evitha Junaedy
waduh adik tiri sengklek ni hati2 Hardin...
Rahmawati
nama ibunya hardin sama emilia
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍
Nur Yuliastuti
terimakasih up nya 🤗😍😍
Rahmawati
baru emilia seorang yg berani nampar hardin, makanya jgn main sosor aja, emilia bukan wanita muraahan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!