Caroline Blythe Berasal dari keluarga Broken Home dengan ibu yang harus masuk panti rehabilitasi alkohol. Hidup sebatang kara tidak punya kerjaan dan nyaris Homeless.
Suatu ketika mendapat surat wasiat dari pengacara kakeknya bahwa beliau meninggalkan warisan rumah dan tanah yg luas di pedesaan. Caroline pindah ke rumah itu dan mendapatkan bisikan bisikan misterius yang menyeramkan.
Pada akhirnya bisikan itu mengantarkan dirinya pada Rahasia kelam sang kakek semasa hidup yang mengakibatkan serentetan peristiwa menyeramkan yang dialaminya di sana. Mampukah Caroline bertahan hidup di Rumah tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Akan Selalu Menjagamu
Harry’S POV
Semula aku tidak percaya pada Melisa , bahwa kemungkinan besar Caroline akan kembali tinggal di rumah tua kakeknya. Dia mengatakan hal itu saat kami pulang kembali ke London setelah mediumisasi. Melisa mengatakan bahwa kemunculan Simon dalam mediumisasi bukanlah yang dia harapkan, tetapi kemunculan Charles lah yang sebenarnya lebih membawa makna. Sayang pembicaraan intensive dengan Hantu Charles tidak terjadi.
Waktu itu Melisa menjelaskan padaku bahwa hantu Charles ingin membalas dendam pada Keturunan Reginald. Dan Caroline adalah satu satunya keturunan Reginald. Karena itulah dia ingin membalas dendam pada Caroline atas kekejaman Reginald pada dirinya dan nenek Caroline. Namun sepertinya ada hambatan sehingga rencana Charles tidak berjalan dengan mulus.
Aku masih berpendirian saat itu, bahwa Caroline akan tetap tinggal di losmen sesuai rencana dan tidak akan tinggal di rumah tua itu lagi. Tetapi betapa terkejutnya aku saat melihat hari itu Caroline malah duduk santai di teras rumah kakeknya.
Apalagi saat aku mendengar suara laki laki tak berwujud yang memintaku pergi meninggalkan Caroline seorang diri. Aku sangat terkejut dan makin yakin bahwa hantu Charles itu nyata dan bukan hanya isapan jempol atau karangan Melisa saja.
Aku juga sempat melihat hantu itu ada di sisi Caroline, dengan matanya yang kemerahan dia memandangku seolah sangat membenciku. Kejadian hari ini benar benar meyakinkan aku untuk menyelamatkan Caroline dan membawanya pergi dari rumah tua itu. Tapi bagaimana caranya? Sementara Caroline begitu percaya pada pada kebaikan Charles.
Setelah mengalami fenomena kehadiran charles itu, aku segera memacu mobilku menuju kediaman Melisa di pinggiran kota London untuk meminta saran dan petunjuk, serta memintanya untuk menemui Charles dan membujuknya guna melepaskan Caroline.
*****
Caroline”s POV
Kepergian Harry karena ketakutan akibat merasakan fenomena Kemunculan Charles membuatku merasa lega. Setidaknya aku berharap Harry tidak akan menggangguku untuk sementara waktu. Sebenarnya aku bukan tidak mencintai Harry, bukan juga tidak tahu terimakasih, tapi ku sakit hati dengan perkataan ibunya. Aku merasa bingung, di satu sisi Harry begitu meyakinkan bahwa dia mencintaiku, di sisi lain ibunya bersikap dan berkata sangat kasar bahkan menghina padaku.
Aku seperti terbagi diantara dua kutub, satu kutub perasaan cinta pada Harry, satu kutub lagi perasaan sakit hati dan kemarahan pada ibunya. Sebenarnya aku tidak ingin menjadi penyebab hubungan antara Harry dan ibunya memburuk. Tetapi kata kata menghina dari ibunya juga aku dengar lewat Ny Jenkins. Ibu Harry meminta semua kelebihan bayar serta down payment pembayaran sewa kamar selama aku di sana. NY Jenkin bahkan menceritakan jika ibu Harry mengataiku sebagai Pelacur. Hatiku sungguh hancur berkeping keping mendengarnya.
“Apa yang kau pikirkan Caroline?” ujar Charles sambil memegang pundakku dari belakang
Aku yang sedari tadi merenung sendirian di ruang makan, menoleh dan menatap wajahnya sambil tersenyum samar.
“Aku senang kau membuat Harry takut dan segera pergi dari rumah ini,” ujarku padanya.
Charles tersenyum, lalu berkata, “Mulai sekarang aku akan menjagamu dari gangguan siapapun dan apapun,”
Lalu Charles memelukku dari belakang dan mencium pipiku, “I love you Caroline,”
Aku merinding mendengarnya. Ada perasaan aneh merambati hatiku. Perasaan tidak setia pada Harry, perasaan tidak wajar sekaligus takut. Sepertinya Charles menangkap isi hatiku. Dia berlutut di hadapanku seraya berkata,” Jangan takut Caroline. Aku tidak akan menyakitimu. Kau akan baik baik saja,”
Aku tersenyum menatap Wajah tampan Harry. Lalu Harry menyentuh wajahku dan mencium bibirku begitu dalam dan mesra, seperti ada rasa rindu yang amat dalam dari ciuman itu. Setidaknya aku merasakan hal itu.
Kemudian Charles menggendongku dengan Bridal Style dan membawaku ke kamar tidurku sembari berkali kali mencium keningku. Dia meletakkanku di atas ranjang dan mulai mencumbu ku. Aku larut dalam suasana malam itu. Dia betul betul memperlakukan aku dengan lembut dan sangat memujaku. Aku yang merasa hidupku penuh penderitaan dan hinaan sungguh merasa tersanjung oleh tingkahnya malam itu. Kami pun bercinta seperti yang sudah sudah hingga pagi menjelang.
Pagi itu aku bangun dengan rasa yang amat berat seperti biasanya. Kebetulan hari itu toko roti tutup, Nenek Luisa dan Willy pergi ke London untuk sebuah keperluan. Sehingga aku bisa istirahat di rumah. Namun ada perbedaan yang mencolok, jika sebelumnya aku bangun sendirian kali ini aku melihat Charles tetap tidur disebelahku dengan badannya yang tekanjang pada bagian atas.
Saat aku membuka mataku dengan lebar dan pandanganku tidak lagi kabur, aku melihat Linda duduk di kursi malas yang ada di depan tempat tidur. Dia meletakkan jari telunjuknya di depan bibir tanda memintaku dia dan tidak bersuara. Lalu dia memeberi kode padaku untuk ikut dengannya dan meninggalkan Charles seorang diri.
Dengan selimut yang melingkari tubuh polosku, aku keluar mengikuti linda menuju ke arah dapur. Di sana ada gudang makanan yang telah kau sulap menjadi ruang duduk bersantai, karena di sana juga ada perapian. Aku menata ruangan itu untuk ruangan santai dan baca buku, sehingga aku bisa tidur tiduran sambil baca buku tanpa khawatir terganggu tamu yang mungkin saja tiba tiba datang.
Sesampainya di sana, Linda mengulurkan kimono Handuk milikku lalu membuatkan aku teh jahe hangat kesukaanku.
“Caroline, mengapa kau biarkan Charles melakukan hal itu lagi padamu?” tanya Linda.
Dengan rasa lemas yang masih menggelayutiku, aku mencoba menjawab,” Entahlah Linda, mungkin aku mulai mencintai Charles,”
“Aku tidak menyalahkanmu jika Charles itu Manusia. Tapi dia bukan Manusia Caroline, dia Lost soul sama sepertiku. Kau mungkin merasakan sensasi sentuhannya. Tetapi sejatinya dia tidak nyata Caroline, dia masuk ke dalam alam bawah sadarmu dan memberikan sensasi apapun yang ingin di aku merasakannya,”
Aku memandang linda dengan tatapan datar,” Aku harus bagaimana lagi? Aku terbawa suasana, dan dia mengisi hatiku yang sakit dan kosong karena ulah dari Ibu Harry. Aku tidak bisa menolaknya LInda,”
“Kau bisa kehilangan energimu, kewarasanmu dan bahkan jiwamu jika hal ini kau biarkan terus menerus. Rasa cinta itu akan makin besar dan akan menjeratmu sehingga kau pun akan mati dan menjadi Lost Soul seperti kami,”
“Dunia manusia begitu kejam Linda. Aku merasa diriku tidak lagi bisa bertahan di dalamnya. Mungkin lebih baik aku menjadi seperti kalian,” jawabku
“Tidak Caroline, jangan,”
“Mengapa?” tanyaku
“Karena Charles melakukannya hanya untuk Balas Dendam,” kata Linda dengan nada tajam.
Kata - kata Linda menghujam jantungku dan menampar kesadaranku dengan keras.
“Dia ingin balas dendam pada keturunan Reginald atas nasibnya dan Nasib nenekmu yang hidup menderita karena ulah Reginald. Dan kau keturunan Reginald satu satunya,”
Tiba Tiba BRAK…Pintu ruang santai itu terbuka lebar dan Charles ada dibalik pintu dengan tatapan marah pada Linda.
“Stop Linda, jangan urusi apa yang bukan urusanmu,” teriak Charles
Sontak aku berdiri dan melindungi Linda yang bersembunyi di balik punggungku.
“Charles, jangan halangi Linda berkata yang sebenarnya. Justru kau yang harus menjawab pernyataan Linda tadi. Benarkah itu semua Charles?’ tanyaku dengan nada marah
Tiba tiba Charles menunduk, lalu sedetik kemudian berkata padaku sambil menahan emosi,” Benar, semua yang dikatakan Linda benar,’
Segera aku mendorongnya untuk tidak menghalangi jalanku dan aku pun bergegas keluar dari ruangan itu dengan air mata yang sudah siap meleleh.
Aku berlari meninggalkan mereka, menuju kamar tidurku. Charles mengejarku dan sesaat sebelum aku berhasil masuk ke dalam kamar, dia sudah berdiri didepan pintu kamar tidur dengan satu tangannya menahan tubuhku yang hendak masuk.
“Dengarkan kau dulu,” katanya
“Tidak, kau sama saja dengan Ibu Harry, kau hantu terkutuk,” teriakku
“Jangan katakan itu padaku Caroline, please, aku tidak sama dengan manusia manusia brengsek itu,” ujarnya
“Tidak, kau sama saja,” teriakku membalas ucapannya.
Sambil mengguncang bahuku, dia berkata,”Dengarkan aku Caroline, itu dulu…dulu! Tidak sekarang, tidak semenjak aku tahu hidupmu sudah, hidup Rosemary susah. Tidak sejak aku tahu bahwa Reginald mencampakkan ibumu dan Rosemary,”
Sambil berurai air mata aku menatap wajahnya, dan dia langsung memelukku erat erat. Aku pun menangis dalam pelukannya sembari memukul dadanya berulang kali.
“Aku berjanji tidak akan membuatmu menderita lagi, Aku janji Caroline”
Saat kami sedang berpelukan, aku mendengar pintu depan di ketuk dengan keras.
Tok…Tok…Tok
Aku terkejut, dan melepaskan pelukanku pada Charles, lalu perlahan menuju pintu depan dengan jalan sempoyongan dan tertatih tatih. Di depan pintu sudah berdiri Melisa dan Harry dengan wajah tegang.
Tanpa basa basi permisi, Melisa mendorongku menepi dan segera berlari menuju kamarku.
Terdengar suara Melisa berteriak,” Charles, lepaskan Caroline. Aku tahu kau berniat membalas dendam pada Keturunan Reginald bukan?”
Aku yang mendengar perkataan Melisa ingin berlari menyusulnya, tapi langkahku terasa berat, badanku limbung dan lemas. Untung Harry Sigap memegangiku dan menuntunku duduk di sofa ruang tamu. Harry memelukku dan berkata, “ Tenanglah Caroline ada aku di sini.”
Sejurus kemudian aku sudah tidak lagi mendengar dengan jelas apa yang dikatakannya, aku hanya menyebut nama Charles berulang kali sebelum akhirnya tak menyandarkan diri dalam pelukan Harry. Kesadaranku perlahan menghilang, telingaku berdengung dengan kencang, Aku merasa diriku limbung seperti kapas tertiup angin lalu aku merosot dan tergeletak di lantai dingin rumah kakek.
*****