Karena suaminya menderita gangguan pada organ reproduksinya, membuat Jenna dan suaminya memutuskan untuk melakukan inseminasi. Namun, setelah Jenna hamil, ia justru di minta untuk menggugurkan kandungannya tersebut atau ia akan ceraikan oleh suaminya tersebut. Bahkan Jenna di tuduh selingkuh oleh keluarga suaminya.
Jenna memilih mempertahankan kehamilannya meski pada akhirnya ia di ceraikan dan di buang oleh suaminya.
Bertahun-tahun berlalu, Jenna menjelma menjadi ibu muda yang tangguh dan mandiri. Jenna baru saja kehilangan pekerjaan dan Ia mendaftar menjadi seorang perawat pria lumpuh yang dingin dan kejam demi menyambung hidup bersama kedua anaknya.
Meski tidak mudah awalnya, Jenna tetap bertahan hingga cinta itu perlahan mulai tumbuh diantara mereka. Saat itulah sebuah fakta besar terungkap.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29
Jelas Arion murka karena Jenna di perlakukan semena-mena dan tidak adil. Padahal ia belum terbukti bersalah. Andai saja terbukti bersalah, juga tidaj seperti itu seharusnya perlakukan mereka terhadapnya. Semua ada prosedurnya. Tapi, di sini Jenna benar-benar di perlakukan layaknya penjahat kelas kakap. Bahkan mungkin lebih parah. Tak bisa di bayangkan jika hal itu di terima Jenna lebih lama lagi.
Amarah Arion tetap tak bisa membuat mereka membuka mulut. Hanya beralasan sudah melakukan sesuai prosedur dan tidak ada kaitannya dengan orang luar. Tentu Arion tak percaya begitu saja. Alhasil, mereka tak lepas dari amukan Arion saat ini.
Arion yakin, ada yang tidak beres di balik semua ini. Ia bersumpah akan menemukan dalang di balik kejadian ini.
Arion terpaksa membiarkan Jenna sedikt lebih lama berada di sana. Ia terpaksa pulang tanpa istrinya.
"Jangan takut, aku akan segera mengeluarkanmu dari sini. Bersabarlah sedikit lagi," ucap Arion saat pamit kepada Jenna. Ia bahkan membenatak pwtugas yang berjaga karena berkali-kali mengingatkan jika jam besuk sudah selesai.
Jenna mengangguk, "Titip si kembar, bilang sama mereka kalau aku baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku. Mereka pasti khawatir," ujar Jenna dan Arion mengangguk.
"Maaf pak, waktu Anda sudah...."
Dugh!
Kesal, Arion langsung menendang tulang kering petugas tersebut yang dari yadi berisik sekali menurutnya. Ia lalu melenggang begitu saja tanpa peduli dengan petugas tersebut yang meringis kesakitan.
"Mau saya tambahi?" ucap Dion yang berjalan di belakang Arion.
Petugas tersebut tak berani membalas, ia tahu siapa pria yang baru saja menendangnya tersebut bukanlah orang sembarangan. Ia juga heran kenapa istri Orang seperti Arion bisa berurusan dengan polisi. Kenapa atasannya berani sekali mencari masalah dengan seorang Arion. Ia yang hanya seorang bawahan hanya bisa mengikuti skenario atasannya tanpa bisa membantah.
.....
Hari berikutnya, Arion, Dion dan pengacara keluarga sibuk dengan urusan Jenna. Mereka harus mencari bukti yang menunjkkma jika Jenna tidak bersalah.
"Bagaimana?" tanya Arion kepada pengacaranya.
Pengacara tersebut seperti tidak yakin untuk mengatakan apa yang akan ia sampaikan.
"Cctv di restauran tempat nona Jenna dan temannya makan kemarin banyak yang rusak. Hanya ada satu cctv yang aktif namun tidak bisa membuktikan jika nona Jenna tidak bersalah, apalagi ada yang menjebaknya," jelas pengacara.
Arion mengepalkan tangannya lalu memukul meja di depannya. Ia yakin semua ini sudah di rencanakan oleh seseoranh. Bagaimana mungkin cctv di tempat seramai itu bisa rusak hampir semuanya.
"Bukankah Rosa bilang kalau dia sempat curiga dengan seseorang di tempat itu kemarin dengan salah satu pengunjung di sana?" tanya Arion.
"Ya, tapi itu tidak bisa menjadi bukti kuat untuk membebaskan, non," sahut pengacara.
"Si al!" umpat Arion. Ia mengusap wajahnya kasar. Ia terus kepikiran Jenna. Bagaimana istrinya itu pasti ketakutan di dalam sel.
Entah dari mana kabar jika Jenna di tahan polisi sampai ke telinga nyonya Marta hingga wanita itu kini datang dan mencak-mencak saat memasuki kediaman sang putra.
"Bagaimana bisa istrimu itu di penjara karena narkoba, Rion? Aduh, mau di taruh dimana muka mama ini, punya menantu satu aja bikin pusing minta ampun! Udah statusnya janda eh sekarang malah tambah bikin malu karena kasus ini. Mama kan udah bilang, dia bukan wanita yang baik buat kamu. Eh kamu malah udah nikahin dia tanpa sepengetahuan mama. Kamu kayaknya sengaja mau buat mama nyusul papa kamu cepat-cepat, ya. Aduh, mama enggak ngerti lagi deh, bagaimana ini kalau teman-teman mama pada tahu menantu mama dipenjara. Mau di taruh dimana muka mama ini, Rion!" Repet nyonya Marta begitu masuk tanpa peduli ada Dion dan pengacara juga di sana.
" Di taruh laci nakas terus di kunci, kuncinya di buang. Beres!" sahut Arion sekenanya. Ia sudah pusing, eh ibunya malah semakin menambah pening dengan Repetannya. Jujur, Dion dan pengacara ingin sekali tertawa mendengar jawaban Arion. Baru kali ini mereka mendengar Arion seabsurd ini jawabannya.
" Rion! Mama serius!" omel Nyonya Marta.
Arion tak menanggapi. Sementara Dion dan pengacara memilih pamit karena sungkan jika harus mendengar perdebatan ibu dan anak itu lebih jauh lagi.
Tanpa mereka sadari, si kembar menguping pembicaraan mereka sejak awal tadi. Setelah mendapat jawaban kemana kenapa ibu mereka pergi dengan polisi, mereka saling tatap satu sama lain.
"Huh malas ngomong sama kamu. Dimana cucu-cucu mama. Maka jadi takut deh mereka kemarin-kemarin di asuh Jenna. Jangan-jangan...."
"Cukup ma! Rion tahu, sebensrnya hati kecil mama juga menolak percaya jika Jenna melakukannya. Mama bisa merasakan sendiri bagaimana selama ini Jenna. Jadi, mama nggak usah terus merepet buang-buang waktu saja. Rion akan buktikan kalau istri Arion tidak bersalah," Arion berdiri dan meninggalkan nyonya Marta seorang diri.
Nyonya Marta menghentakkan kakinya di lantai," Huh, punya anak satu aja susah di bilangin. Nggak pernah mau dengerin mamanya. Mama cuma khawatir sama kamu. Sama Jenna juga..." ucap nyonya Marta yang begitu lirih di akhir kalimatnya. Terlalu gengsi jika ada yang mendengar.
"Mending cari si kembar aja deh, kangen sama mereka!" Nyonya Marta melangkah untuo mencari si kembar.
Si kembar buru-buru pergi ke kamar mereka sebelum ketahuan menguping pembicaraan orang-orang dewasa tersebut.
Di dalam kamar, Reagan terlihat duduk di ranjang sambil berpikir, sementara Riley mondar-mandir seperti setrika namun juga sambil berpikir.
Entah apa yang mereka berdua pikirkan hingga mereka saling menatap dan tersenyum sambil menganggukkan kepala satu sama lain. Seolah mereka memilki pikiran yang sama.
...****************...
semangat up lagi yok sampe tamat kisah Jenna dan Arion kak jangan lama-lama ya up selanjutnya🥰