Maya Sari usia 22 tahun...
Dengan modal ijazah SMK yang di milikinya untuk mencari kerja di kota besar, Maya tidak menyerah karena sifatnya yang semangat menghadapi hidup yang keras ini.
Meninggalkan desa demi mengadu nasib di kota besar... Hanya tinggal bersama bibi dan kakek nya di desa Maya pun mendapat izin walau berat hati meninggalkan kedua orang yang di cintai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kienli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode dua puluh sembilan...
Maya yang menatap suaminya dengan senyum... Membuat Devan bingung Devan sedikit takut dia tidak ingin Maya mengalami ke jadian hari itu lagi.
"Mas..." ucap Maya.
"A..ah Iya kamu bukannya hari ini mau kontrol.?" kata Devan.
"Aku kira kamu lupa." ucap Maya.
"Aku tidak lupa, aku pikir kamu akan pergi bersama Tasya dan Mama." ucap Devan.
"Aku ingin sama kamu... Tapi kita makan siang dulu, apa kamu sibuk mas.?" ucap Maya.
"Tidak... Baik kita pergi sekarang.?" ucap Devan.
"Baiklah..." kata Maya...
Saat mereka sudah mau masuk lift yang memang khusus untuk Devan... Di lift Karyawan Sarah yang baru sampai hampir saja ketemu... Tapi namanya tidak jodoh ya jadi tidak akan ketemu deh Sarah dengan Devan...
"Mas, apa kita ajak Tasya.?" ucap Maya.
"Lain kali saja ya... Aku mau berdua sama kamu." ucap Devan.
"Baiklah..." ucap Maya.
Sekarang mereka sudah berada di rumah sakit di ruangan dokter Spog yang bernama Rina... Dokter wanita yang di pilih Devan yang di percaya Tania untuk melahirkan Tasya.
"Hallo pak Devan apa kabar.?" ucap dokter Rina.
"Baik dok..." Kata Devan.
"Hallo nyonya Devan... Silakan baring biar saya periksa." ucap Dokter Rina.
Maya baring dokter pun sudah menaruh Gel di atas perut Maya... Memainkan alatnya dan muncullah gambar di layar monitor terdengar suara detak jantung... Membuat Devan tersenyum lebar.
"Bayi kalian sehat, dan nona ini kelamin anak anda." ucap dokter Rina.
"Selamat ya pak Devan, ini kaki dan tangannya.." ucap dokter.
Devan reflek dia mencium kening Maya terpancar rasa bahagia di wajah Devan... Maya senmag melihat ekspresi Devan yang sangat bahagia, Maya merasakan ketulusan devan padanya.
"Nona anda harus rutin minum vitamin dan buah buahan..." ucap Dokter Rina.
"Iya dok..." kata Maya.
"Kamu tenang saja tuan Devan dia suami yang siaga." kata dokter Rina.
Setelah menebus obat Maya dan Devan langsung pergi makan siangvke restoran dimana dirinya dan Tania biasa makan... Maya tidak keberatan apalagi cemburu dengan istri pertama suaminya.
"Kamu mau makan apa.?" ucap Devan.
"Apa saja, aku pasti akan makan..." ucap Maya.
Sementara Mereka asik berduaan, Sarah yang marah marah di kantor Devan berapa kali pun dirinya menghubungi Devan tak di jawab Devan karena Devan sengaja mensilent ponselnya saat bersama Maya.
"Kamu liat saja saya akan suruh Devan pecat kamu..." ucap Sarah.
"Silakan saja nona." ucap Yuni. Bu Yuni merasa heran dengan sarah yang sombong itu.
"Untung saja pak Devan tidak menikah padanya bisa bisa" ucap bu Yuni merinding.
"Kamu bicara apa.?" ucap Sarah...
"Sarah kamu mau pakai satpam atua pulang sendiri..." ucap Robby sudah tidak tahan sama Sarah yang marah marah tidak jelas.
"Kamu awas ya kalau saya sudah sampaikan dengan Devan." ucap Sarah.
"Wanita itu PD banget sih Pak." ucap Yuni.
"Dirinya terlalu obsesi dengan tuan Devan, untung saja istri Tuan Devan tidak seperti dia tidak cocok... Mungkin karena tuan Devan baik makanya Tuhan memberi tuan Devan istri yang cantik dan baik hati..." ucap Yuni lagi.
"Iya benar itu bu Yuni." ucap Roby.
"Suh kenapa kita jadi bwrgosip." ucap bu Yuni.
Akhirnya Mereka kembali bekerja... Karena jam istirahat sudah mau habis, Sarah yang datang niat mau ajak Devan makan siang terlambat Karena iatrinyablebih duluan datang ke kantor.
kan harusnya ke masjid