Demi bertanggung jawab atas korban kecelakaan yang melibatkan dirinya, Shaka rela menikahi gadis culun seperti Zivana. Sumpah demi apa pun, Shaka tidak pernah menyangka jika Zivana si gadis culun merupakan teman semasa SMA dulu adalah jodohnya.
Gengsinya sebagai ketua geng motor, menolak itu semua. Untuk menjaga reputasi tersebut Shaka harus menutupi pernikahannya.
Pernikahan yang berawal dari paksaan dan terjadi tanpa cinta itu membuat mereka saling menjaga jarak. Namun, seiring waktu musuh dari Shaka yang sama-sama ketua geng motor justru menaruh hati pada istrinya.
Apakah Shaka akan mempertahankan Zivana atau justru melepasnya untuk sang musuh?
**
Selamat datang di dunia anak muda. Yang suka cerita ringan dan tidak banyak intrik di dalamnya, yuk lah gas baca. Kalau ini bukan genre yang kalian suka, ya udah ... skip ajah. Dari pada bacanya lompat-lompat dan berpengaruh ke retensi. Please ... Jangan kayak gitu, ya.
Selamat menikmati kisah Shaka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon annin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29 Tawuran
"Bos," panggil Mario ketika Arjuna datang ke markas mereka.
"Shaka dan anak buahnya kemari, Bos. Mereka ngambil motor Gegep yang kemarin kita tahan. Kebetulan yang ada di markas cuma Tio dan Bayu, makanya mereka dihajar habis-habisan sama Shaka dan anak buahnya," tutur Mario tanpa diminta.
Arjuna menoleh ke arah anak buahnya yang bernama Tio dan Bayu yang berwajah lebam, juga memperhatikan kondisi markas yang porak poranda.
Arjuna mengepalkan tangan dengan wajah murka. "Hubungi anak-anak lain, kita serang basecamp Bullent Ant," titah Arjuna.
"Siap, Bos." Mario menuruti perintah Arjuna. Memanggil teman-teman mereka untuk segera kumpul di markas.
Apa yang Shaka lakukan kali ini tidak bisa dimaafkan. Ketua Bullent Ant itu seakan menantang perang dengan menyatroni markasnya.
Saat Arjuna dan anak buahnya sedang mempersiapkan penyerangan, di tempat berbeda yakni Basecamp Bullent Ant, Shaka sudah mendapatkan informasi bahwa Arjuna dan anak buahnya akan datang malam ini.
"Kita juga harus siap-siap, Bos. Jangan sampai kita mati konyol sama anak buahnya si Jojon," ujar Farel menggebu-gebu.
"Benar, Bos. Kita harus bantai mereka malam ini," timpal Rendi.
Anak buahnya sudah sangat antusias untuk meladeni serangan Arjuna dan anak buahnya, tapi Shaka masih terlihat santai. Ia bahkan tak berniat untuk tawuran.
Apa yang ia lakukan tadi di markas Arjuna bukan semata-mata ingin menantang pria itu beserta gengnya. Alasan ia harus membuat babak belur dua anak buah Arjuna karena mereka bersikeras tidak mau menyerahkan motor Gegep yang mereka tahan.
Sudah diminta dengan cara baik-baik tapi tidak diberikan. Justru dua anak buah Arjuna lah yang pertama kali menyerang. Mau tidak mau Shaka pun meladeni.
"Kalau mereka tidak menyerang duluan, jangan mulai dulu. Kita tidak menghukum orang yang benar," pesan Shaka pada anak buahnya yang tengah bersiap.
Prinsip itu yang selalu ditekankan Shaka pada anak buahnya. Kalau tidak ada yang memukul mereka duluan, jangan coba cari masalah. Tapi kalau ada yang memukul lebih dulu, harus membela diri.
"Sip, Bos. Kita selalu ingat itu. Kalau mereka diam kita juga akan diam. Kalau mereka pukul sekali kita balas sepuluh kali," jawab Farel dengan nada bercanda.
Shaka tidak meminta Farel dan Rendi untuk mengumpulkan semua anggota. Menurutnya tidak perlu sampai seperti itu. Kalaupun harus tawuran nantinya Shaka dan beberapa orang yang yang ada di basecamp sudah cukup.
Namun, Shaka tidak menyangka, semakin malam anggota Bullent Ant makin banyak yang datang. Mereka bahkan langsung bersiap.
Tepat tengah malam, suara bising motor mulai terdengar menuju ke arah basecamp Bullent Ant.
"Siap-siap, woy ... mereka datang!" seru salah seorang anak buah Shaka yang sudah mendapat info dari anggota yang mereka tempatkan di pintu masuk basecamp untuk mengintai.
Serentak, anggota Bullent Ant kompak menenteng senjata.
"Inget pesen gue!" seru Shaka. Ia tak bisa mencegah semua karena bagaimanapun menyangkut harga diri geng motor mereka.
Deru motor makin lama makin terdengar jelas. Di dalam basecamp semua anggota sudah siap siaga.
"Shaka, keluar lo, Bangsat!" teriak Arjuna— sang ketua geng motor.
Mendengar namanya dipanggil, Shaka keluar dari basecampnya dengan santai. Ia bahkan tak dikawal banyak anak buah seperti Arjuna sekarang ini. Hanya ada Bimo, Farel dan Rendi yang berdiri di belakangnya.
"Ada apa?" tanya Shaka masih dengan santainya.
"Udah, Bos, bantai aja!" teriak anak buah Arjuna.
Mereka bahkan akan maju untuk menyerang tapi di cegah oleh Arjuna dengan isyarat tangan.
Sama seperti anak buah Arjuna, Farel, Rendi dan Bimo juga akan maju untuk meladeni jika Shaka tak menghalangi.
"Gue mau buat perhitungan sama lo!" jawab Arjuna.
Tentu saja Shaka tersenyum sinis menanggapi. "Perhitungan apa yang lo maksud? Kalau soal anak buah lo yang gue hajar, kita sudah impas. Bukannya kemarin anak buah lo juga bikin Gegep babak belur. Kalian bahkan nahan motor Gegep, 'kan?"
"Ngapain, pakai ngomong segala bos. Udah, sikat aja!" seru anak buah Arjuna tak sabar.
"Iya, Bos, mereka udah bikin markas kita hancur," ujar yang lain memprovokasi.
"Benar, kita serang sekarang!" Salah satu dari mereka seolah mengambil komando menggantikan Arjuna yang mereka anggap lambat dalam mengambil keputusan.
"Serang!" teriak Mario.
Satu suara dari Mario mampu menggerakkan semua anak buah Arjuna untuk maju melawan Shaka dan anak buahnya.
Tak mau kalah dengan anak buah Arjuna. Anggota Bullent Ant yang sembunyi di dalam basecamp muncul untuk membela nama geng motor mereka.
Tawuran pun tak terelakkan. Mereka saling serang satu sama lain. Tidak main-main, banyak senjata yang mereka gunakan. Kondisi basecamp Bullent Ant sekarang tak terkendali.
******
Di rumah, Zivana baru saja menyelesaikan tugas kuliah setelah tadi pulang dari Chicken Jet. Niatnya untuk langsung istirahat agar besok bisa langsung berangkat ke kampus harus tertunda saat ia menerima panggilan dari mama mertuanya.
"Mama?" Dahi Zivana mengernyit dalam melihat nama yang tertera di layar ponsel. "Ngapain jam segini telpon?"
Tentu Zivana kaget. Tidak biasanya mama mertuanya menghubungi di tengah malam begini. Mana Shaka juga belum pulang.
Zivana pun memutuskan untuk mengangkat telepon dari Winda. "Iya, Ma. Ada apa?" tanya Zivana begitu mengangkat panggilan.
Mata Zivana membola. Jantungnya langsung berdetak kencang saking kagetnya mendengar berita yang mama mertuanya sampaikan.
"Iya, Ma, Ziva tunggu," ujar Zivana sebelum mengakhiri panggilan.
Ia tak jadi tidur karena sebentar lagi mertuanya akan datang menjemput. Dengan segala rasa was-was yang bergelayut, Zivana segera ganti baju.
"Apa lagi ini, Ya Tuhan?" teriak batin Zivana mendengar berita tentang suaminya.
kena prank 😛
makasih atas cerita Ziva sm Shakanya 🥰🥰
pokoknya buat author ttp semangat dan bisa bikin cerita lagi yg lebih seru sehat" author 🫶
tp dilampiaskan ke Arjuna.
jd Arjuna jg menjadi anak yg kurang kasih sayang😤😤