SAYANG

Setelah mendengar bagaimana cerita Erlan yang bisa begitu sangat mencintainya, Lena pun semakin membulatkan tekadnya. Meskipun sekarang Lena belum bisa mencintai Erlan, tapi Lena yakin lambat laun dan seiring berjalannya waktu, dirinya pasti bisa mencintai Erlan sebagaimana Erlan mencintainya.

Lena membuka kedua matanya begitu subuh tiba. Dia menoleh dan menemukan Erlan yang begitu dekat dengannya masih tampak terlelap dengan sangat tenang di sampingnya. Erlan juga masih memeluk perut rampingnya.

Lena tersenyum. Tuhan benar benar maha baik karena mempertemukannya kembali dengan Erlan. Pria tampan yang begitu baik hati dan begitu sabar menunggunya sampai mereka akhirnya di pertemukan kembali dan di persatu kan dalam ikatan suci pernikahan.

Lena meraih lengan Erlan yang berada diatas perutnya. Dengan sangat pelan dan hati hati Lena menyingkirkan lengan kekar Erlan baru setelah itu dirinya bangkit dari berbaringnya. Tidak mau membuat tidur lelap suaminya terusik, Lena pun turun dari ranjang dengan gerakan pelan dan hati hati. Setelah berhasil turun dari ranjang tanpa mengganggu tidur lelap Erlan, Lena pun melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Sebagai istri yang baik, Lena ingin bisa melayani Erlan dengan menyiapkan apa yang pria itu butuhkan. Seperti menyiapkan sarapan pagi ini. Lena bahkan sudah memikirkan menu sarapan pagi yang akan dia siapkan nanti sambil membersihkan dirinya di kamar mandi.

Selesai membersihkan dirinya, Lena bergegas mengenakan baju. Setelah itu dia keluar dari kamar dan menuruni satu persatu anak tangga menuju lantai satu rumahnya untuk ke dapur. Lena sudah tau menu sarapan apa yang akan dia buat untuk suaminya. Yang jelas bukan hanya sekedar telur ceplok dengan nasi goreng, atau roti tawar dengan selai saja. Lena ingin membuatkan menu istimewa untuk suaminya pagi ini. Apa lagi besok para pekerja sudah akan kembali masuk yang artinya Lena pasti tidak akan bisa lagi membuatkan sendiri makanan untuk suaminya.

Lena mempercepat langkahnya menuju dapur begitu sudah berada di lantai satu. Dia tidak ingin jika sampai Erlan bangun lebih dulu sebelum sarapan yang dia siapkan selesai.

Sesampainya di dapur, Lena dengan cekatan mengambil beberapa bahan makanan yang akan dia masak secukupnya saja untuk dirinya juga Erlan. Lena tidak mau berlebihan memasak karena memang dirumah itu hanya ada dirinya saja dan Erlan. Untuk para body guard yang berjaga diluar, mereka lebih suka membeli sarapan sendiri katanya sehingga Lena merasa ragu untuk memberikan makanan pada mereka. Lena juga khawatir jika mereka tidak selera dengan masakannya.

Lena mulai mengolah bahan bahan makanan itu dengan penuh semangat. Lena berharap Erlan akan menyukai masakannya seperti kemarin kemarin.

Sekitar 1 jam kemudian Lena pun selesai menghidangkan kreasi masakannya diatas meja makan. Lena memang tidak banyak memasak karena takut tidak habis dan pasti akan buang buang makanan.

Lena tersenyum. Mencoba resep masakan yang hanya dia tau dari youtube memang cukup membuatnya sedikit kewalahan. Tapi Lena merasa puas dengan rasannya karena ternyata hasilnya juga tidak buruk dan cocok dengan lidahnya.

“Mungkin lebih baik sekarang aku bangunkan Erlan.” Gumam Lena.

Lena menghela napas pelan sebelum akhirnya beranjak dari meja makan dan kembali naik ke lantai dua menuju kamarnya dan Erlan untuk membangunkan Erlan yang mungkin saja masih terlelap damai.

Namun begitu Lena masuk kembali ke dalam kamarnya, Lena tidak menemukan Erlan diatas ranjang. Bahkan ranjang itu juga sudah rapi seperti sudah di bereskan.

Lena mengeryit bingung. Itu artinya Erlan sudah bangun sejak tadi.

“Dia kemana?” Gumam Lena bertanya tanya.

Lena melangkah pelan menuju ranjang. Dia menoleh ke arah pintu penghubung balkon namun pintu tersebut masih tertutup rapat. Hingga akhirnya suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat perhatian Lena teralihkan.

Lena terkejut saat mendapati Erlan yang hanya mengenakan handuk putih yang melilit di pinggangnya dengan rambut serta badan kekarnya yang terlihat mengkilat karena basah. Di tambah dengan rambutnya yang acak acakan membuat Erlan terlihat sexy menurut Lena.

Erlan yang melihat tatapan istrinya tersenyum kemudian perlahan mendekat pada Lena. Saat sampai tepat di depan Lena, Erlan pun langsung mendaratkan ciuman sekilasnya di bibir merah alami Lena. Erlan hanya menempelkan sebentar saja bibirnya pada bibir Lena tanpa memberikan ******* pada bibir Lena yang terasa hangat itu.

“Selamat pagi sayang..” Sapa Erlan mesra.

Lena terkejut sekali lagi dengan apa yang Erlan lakukan. Dia tidak menyangka Erlan akan menciumnya.

“Aku sudah membersihkan tempat tidur. Aku juga sudah memasukan baju baju kotor kita ke mesin cuci dan menyalakannya.” Senyum Erlan memberitahu.

Lena yang masih tidak menyangka dengan apa yang Erlan lakukan masih tetap diam. Meski memang mereka sudah pernah berciuman dengan begitu mesra namun mendapat ciuman dari Erlan pagi benar benar sangat mengejutkannya.

Erlan yang melihat istrinya terus saja diam tersenyum geli. Pria itu kemudian menatap penampilan Lena dari atas sampai bawah. Penampilan Lena memang sederhana. Dia hanya mengenakan dress pendek selutut berwarna hijau muda. Dress rumahan yang menurut Erlan terlihat sangat pas dan imut di tubuh ramping dan pendek istrinya.

“Hey.. Sudah cukup melamunnya sayang.. Aku lapar.” Erlan menoel ujung hidung mancung Lena membuat Lena langsung tersadar dari lamunannya.

“Sshh.. Ya Tuhan..” Desis Lena merasa sangat bodoh sendiri.

Lena kemudian kembali menatap Erlan yang masih berdiri tegak di sampingnya. Lena tidak menyangkal karena memang Erlan sangat tampan dan sempurna dari segala segi. Dan sebagai seorang wanita normal, Lena tidak bisa bohong pada dirinya sendiri. Bahkan jika Erlan bertanya bagaimana dirinya pada Lena, Lena akan dengan jujur menjawab bahwa suaminya itu sangatlah tampan.

“Eum.. Aku akan ambilkan baju untuk kamu.” Lena memutar tubuhnya. Dia melangkah sambil menggelengkan kepalanya merasa sangat konyol sendiri karena melamuni Erlan tepat di depan orangnya.

Erlan yang melihat itu hanya diam saja. Pria tampan yang terlihat sangat mempesona dengan bertelanjang dada itu tersenyum menatap pergerakan istrinya. Lena benar benar sudah menguasai dunianya. Erlan bahkan sampai berpikir dirinya tidak akan mungkin bisa beraktivitas seperti biasanya lagi setelah ini. Tentu saja karena Erlan yang merasa tidak bisa jauh dari Lena, istri tercintanya.

Lena kembali mendekat dengan membawakan satu setel baju untuk suaminya. Dengan senyuman tulus yang menghiasi bibirnya Lena menyodorkan baju tersebut pada Erlan.

“Lekas pakai baju ini. Aku tunggu kamu di meja makan.” Katanya.

“Oke sayang..” Angguk Erlan membalas senyuman Lena.

Ketika hendak memutar tubuhnya, Lena pun kembali menatap pada Erlan. Lena ingat hari ini mereka akan menghadiri pesta resepsi pernikahan Alex dan Sherin.

“Ada lagi sayang?” Tanya Erlan menatap Lena yang seperti hendak mengatakan sesuatu padanya.

“Ya.. Jangan lupa untuk mengantarku ke salon nanti. Aku tidak ingin terlihat jelek saat datang ke pesta Alex dan Sherin nanti.” Ujar Lena dengan sangat yakin.

“Siap laksanakan sayang.” Balas Erlan memberi hormat pada istrinya.

Lena tertawa karena tingkah lucu Erlan. Setelah itu Lena pun keluar dari kamar karena Erlan yang juga akan mengenakan baju yang dia ambilkan.

“Apapun alasannya aku tidak akan membiarkan kamu mempunyai dendam sayang. Kamu harus hidup tenang dan damai di sisiku.” Gumam Erlan pelan setelah Lena keluar dari dalam kamar mereka.